icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bound by Destiny

Bab 2 Dua Arah

Jumlah Kata:1910    |    Dirilis Pada: 06/02/2022

anya membesar dengan sorot yang meredup. Dan mulutnya sedikit membu

yang bisa membuat seorang wanita

embusan napas panjangnya. Matanya berkedip sekali. Lalu membawa posisi tubuhnya untuk lurus menghadap

ingin m

gan sedikit pun, pria itu membawa satu sikunya untuk mendarat di atas meja bar. Dalam posisi itu, ia bisa mengamati garis mancung hidung Elice dari sam

nya. Tapi, entah mengapa tidak ia lakukan. Seperti dirinya sudah merasa jenuh. Dan itu membuat ia sempat bertanya pada dirinya s

n pria ya

. Yang mendapat respon berupa satu kerjapan mata Garett. Pria itu di

cerita dongeng anak-anak," lanjut Elice ser

mentarinya. Layaknya ia yang benar-benar ingin membuktikan pada Elice bahwa

a raya, dan katanya menjunjung nilai-nilai norma. Tapi, yang tern

ta-kata yang diucapkan wanita itu. Sesuatu yang membuat ia terpaksa menarik napas dan menahan sekumpulan udara itu d

a .

hatnya mencegah. Hingga membuat ia tanpa sadar mengepalkan tangannya dengan kuat.

tangan Elice. Mengurai kepalan itu satu persatu. Dengan tindakan yang

a pria asing. Pria asing yang bahkan tidak tau

ang benar. Garett tidak mengenal Elic

ku hingga berkeping-keping. Tidak te

tik itu. Merasakan kehalusan di sana. Dan kemudian barulah ia melepaskannya.

alu terlahir tanpa hati? Terlahir tanpa otak yang bisa mengingat semua janji? Y

elaknya di saat yang tidak tepat, pria itu hanya menggeleng sekali. Lalu m

Kami pun memiliki otak untuk mengingat. Tapi, ma

ada seorang pria yang mengatakan hal segamblang itu pad

kami, kaum pejantan ini, memiliki kecenderungan ego yang tinggi. Yang terkadang justru merasa superior dengan membu

bisa di

, ia menggaruk pelipisnya. Ada sedikit rasa gatal ya

a beberapa orang pria yang memiliki kesenangan tersendiri ketika ia berhasil me

alanku saja. Seperti kalau saja aku bertemu d

an Elice. Dan lalu ia menganggu

n memang seper

kan Tuhan ketimbang meny

buat Garett mengerutkan dah

la tak ada gunanya juga bagi Elice unt

engenalnya. Tapi, dia adalah seorang pria yang terlahir

a dengan perkataan Elice. Tapi, ia diam saja. Tidak meng

garkan kata-kata Mama ketika menyuruhku untuk memilih manajemen bisnis ketimba

eketika. Tergantikan oleh senyu

at ibuku," timpal Garett. "Dia mengataka

anyanya seraya menggeleng sekali. "Karena aku yakin. Bila aku menuruti pe

apun juga aku yakin selama delapan tahun ini t

. Mungkin j

bisa saja menjadi indikasi bahwa perkataannya benar. Bahwa selama delapan tahun bukan h

patkanya, sepertinya itu tidak akan sebanding dengan apa yang akhirnya aku alami.

uruk

Melihat pada Garett dengan sorot hampa. Ia tam

. Pria asing yang tidak akan pernah ia temui lagi. Dan pada satu titik, Elice menyadarinya. Bahwa di saat ini yang ia butu

r. "Hingga terkadang membuat ak

tika ia mendengar kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir berlipstik merah itu.

au

k dan melihat jari-jari tangannya. Hanya pengalihan. Be

rganya lagi. Aku sudah menjadi wani

mber masalah Elice. Tidak akan ada wanita yang seputus asa in

percaya itu. Dan entah mengapa, setelah bertahun-t

ng membayang di benaknya. Awal mula ia bertemu dengan Ariel. Hingga mereka ja

al yang aneh bila pada akhirnya Elice benar-benar menyerahkan hidupnya

ham

Tebakannya tidak meles

idak ingin ber

ahah

a terangkat. Lalu melihat pada Garett dengan mata y

dalam-dalam. "Dia memaksaku untuk menggugurkan bayi kami.

Sungguh. Ia tidak menduga bahwa hal itu yang menjadi penyebab mengapa seorang wanita

ketika membesa

g kemudian mendarat di atas perutnya. Lantas, gurat pedih itu m

dak ada," lirihnya pelan. "Dia sudah p

berusaha untuk menahan isakannya. Wajah cantik itu

ankannya. Tapi, semua kenyataan yang ada mem

biarkan Elice untuk mengambil alih hal tersebut. Dengan sen

a yang paling mem

kan p

menguatkan diri. Karena ketika ia memutuskan untuk menjawab pertanyaan

kasih padaku. Dan dia bahkan tertaw

yang begitu bersuka cita ketika ia justru terpuruk di atas ranjang perawa

rat pada sang bartender untuk segelas air pu

k meredakan sesak yang bercokol di dada Elice. Tapi, setidakn

semuanya selesai sampai

ini hidupnya tak ada ubahnya dengan gelas itu. Tak ada lagi isi di dala

ahnya, keluarga Arie

di gelas itu. Tubuhnya menegang. Dan ia yakin bahwa ini adalah t

g membuat aku tidak bisa melihat

Elice. Bagaimana orang tua Ariel datang. Menyerahkan sejumlah

. Keraguan akan dirinya, yang bisa saja sudah berpetualang di beberapa pelukan pria sebel

an harga diri. Dicampakkan pria yang ia cintai. Tapi, ketika wajah pa

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pertemuan2 Bab 2 Dua Arah3 Bab 3 Pandangan4 Bab 4 Pembuktian 5 Bab 5 Tanpa Kata6 Bab 6 Keputusan7 Bab 7 Bujukan8 Bab 8 Penggalan9 Bab 9 Terlambat10 Bab 10 Kekacauan11 Bab 11 Putusan12 Bab 12 Terlintas13 Bab 13 Pemikiran14 Bab 14 Tanpa Pilihan15 Bab 15 Langkah16 Bab 16 Tatapan17 Bab 17 Kebetulan 18 Bab 18 Tak Lupa19 Bab 19 Desakan20 Bab 20 Pertanyaan21 Bab 21 Terpojok22 Bab 22 Geger23 Bab 23 Kepanikan24 Bab 24 Bertubi-tubi25 Bab 25 Kemungkinan26 Bab 26 Penolakan27 Bab 27 Terguncang Situasi28 Bab 28 Permintaan29 Bab 29 Pertanggungjawaban30 Bab 30 Kebingungan31 Bab 31 Ungkapan32 Bab 32 Tak Terduga33 Bab 33 Pengharapan34 Bab 34 Keinginan35 Bab 35 Tanpa Permohonan36 Bab 36 Keadaan37 Bab 37 Membekas38 Bab 38 Tertuju39 Bab 39 Dorongan40 Bab 40 Dalam Luapan (18+)41 Bab 41 Tujuan42 Bab 42 Yang Sama43 Bab 43 Tak Terbendung44 Bab 44 Bentuk Rasa45 Bab 45 Satu Kesadaran46 Bab 46 Terbentang47 Bab 47 Pilihan48 Bab 48 Pendar49 Bab 49 Perlahan50 Bab 50 Dalam Pikiran51 Bab 51 Dugaan52 Bab 52 Tanda Tanya53 Bab 53 Tertutup54 Bab 54 Samar55 Bab 55 Dalam Ikatan56 Bab 56 Rangkaian57 Bab 57 Bersama58 Bab 58 Rintik Gairah (18+)59 Bab 59 Geliat60 Bab 60 Pijakan61 Bab 61 Selubung62 Bab 62 Keingintahuan63 Bab 63 Taksiran64 Bab 64 Tersembunyi65 Bab 65 Setitik66 Bab 66 Penghalang67 Bab 67 Pembuktian68 Bab 68 Terbersit69 Bab 69 Gerbang70 Bab 70 Keberuntungan 71 Bab 71 Bayangan72 Bab 72 Naluri73 Bab 73 Tirai74 Bab 74 Guncangan75 Bab 75 Terkepung76 Bab 76 Ketakutan77 Bab 77 Tersandung78 Bab 78 Keanehan79 Bab 79 Bergolak80 Bab 80 Ketidakberdayaan81 Bab 81 Tersadar82 Bab 82 Kecurigaan83 Bab 83 Keterbukaan84 Bab 84 Percikan Emosi85 Bab 85 Hempasan86 Bab 86 Sikap87 Bab 87 Rintihan88 Bab 88 Jejak Luka89 Bab 89 Karam90 Bab 90 Tindakan91 Bab 91 Tertutupi92 Bab 92 Gejolak93 Bab 93 Berbeda94 Bab 94 Strategi95 Bab 95 Pergerakan96 Bab 96 Cerminan97 Bab 97 Gelegak98 Bab 98 Pertalian99 Bab 99 Berat100 Bab 100 Wasangka