icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bound by Destiny

Bound by Destiny

Penulis: V
icon

Bab 1 Pertemuan

Jumlah Kata:1711    |    Dirilis Pada: 06/02/2022

upa seperti saat ini. Di mana bukan hanya tangisannya yang tampak memilukan, tapi isakan yang berulang kali menggu

imu, Elice. Sungguh. Aku

banyak minuman yang ia teguk, maka semakin kuat pula suara itu m

u bajinga

h menjelma menjadi sosok sumber rasa sakit hatinya. Ia butuh pelampiasan. Dan mungkin

ss

saja melepaskan benda itu dari genggaman tangan Elice. Layaknya seorang pahlaw

untuk menerangkan sedikit penglihatannya yang sedikit kabur. Dampak dari minum

asi. Dua kancing teratas di sana tampak terbuka. Sedikit menampilkan kulit bewa

rett. D

annya. Lalu ia menawarkan jabat tangan. Tanda perkenalan yang just

aku sendiri. Aku tidak

Bukannya diterima, yang ada justru sebaliknya. Ditolak. Dan itu terang-terangan terjadi di hadapan seorang bartender yang

ang memiliki masala

eleng berulang kali dan memutuskan untuk angkat kaki dari sana. Tida

tang untuk membuat seorang wanita secant

ng sejak tadi seolah terus menggema di benaknya. Tapi, nahas. Hilangnya suara Ari

tanya Elice dengan nada sengit.

ma sekali. Alih-alih ia justru melakukan se

sana. Duduk. Tepat di sebelah Elic

kup kejadian dengan Ariel yang membuat ia berantakan. Ia ti

yal bahwa dirinya akan segera pergi dari sana. Tapi, G

berputar ke posisi semula. Ia melihatnya. A

au

ot. Dan seharusnya itu sudah lebih dari cukup untuk memberikan

i tangannya. "Masih jam sebelas, Nona. M

emutuskan untuk pulang jam tiga pagi

Entah itu karena pengaruh minuman atau mungkin karena pengaruh marah padanya. Tapi, Garett tidak peduli apa penyebabnya. Yang

ak di antara mereka berdua dan ia memanfaatkan fakta itu untuk menatap lekat pada kedua bola mata Elice. "Tapi

, Elice m

idak seharusnya seorang w

senyum muncul di bibirnya. Membentuk ekspresi yang membuat Gare

. "Carilah wanita lain, Tuan. Aku sudah muak mendeng

takjubnya. Ia terbahak dan tampa

ahah

Ia akan pergi dari sana. Sebelum emosi di dalam dadanya beranakpinak dan tak mampu ia kendalikan lagi. Siapa

al. Kali ini bukan karena Garett memutar kembali kursi yang ia duduki. Alih-alih

ang pergelangan tangannya. Ia berusaha menarik lepas tangannya

roda-roda di kaki kursi, Elice meluncur tak

a yang kala itu amat dekat membuat belaian hangat napas Garett menyentu

in merayu dirimu,

ng terkesan berantakan. Walau ia terlihat cantik dalam balutan gaun selutut bewarna h

u bisa menangis seperti ini seorang diri? Ehm ... kau

ngan Garett. Tapi, hasilnya nihil. Tetap sama saja. Garett benar-benar memastikan bah

" tanya Elice mengulang pertanyaan yang ia dapatkan. "K

arett me

a sudah ak

dahinya. Mungkin berusaha m

menatap Garett lekat. "... k

encerita

asing yang g

ice membuat G

banyak hal lainnya yang lebih waras untuk dilakukan ketimban

tidak akan membua

a ekspresi wajah itu. Yang tampak santai dan tanpa beban sama sekali

kosong," kata Garett ringan. "Aku punya beberapa jam ke depan un

ap pada kelap-kelip lampu yang menerangi tempat itu. Ia sepertinya butuh oksi

g dekat denganmu, berbicara dengan orang asing justru memberikanmu keleluasan. T

a sudah terlalu banyak minum malam itu? Sehingga entah menga

wa perkataannya sedikit banyak sudah mempengaruhi Elice. Sesuatu yang

an bahwa aku adalah

alah sosok yang santai. Dan karena itulah mengapa Elice yakin akan sesuatu. Bahwa Garett adalah pria yang termasuk ke dalam golongan buaya darat. Karena sepertinya itu adalah ket

irnya. "Apa ini cara yang biasa kau lakukan

ahah

benar-benar berguncang karenanya. Bahkan lebih d

waktunya di sini dan aku yakin tidak ada seorang pun yang tidak mengenalku. Dan aku yakin, tidak ada satu pun dari mereka yang pernah melihatku me

san sindiran yang samar dilayangkan oleh Garett. Ses

ang menggodanya. Tapi, apa ada hal lain yang bisa dipikirkan seorang wanita seperti Elice ketika m

daan ..." Elice menatap Ga

detik, hanya ada kebisuan di antara mereka. Seolah suara musik yang

ett pun demikian. Mengapa? Mengapa ia harus meninggalkan tempatnya dan lantas menghampi

hal. Alasan mengapa pada akhirnya ia masih memegang pergelangan tangan Elice ketika

yang bisa membuat seorang wanita

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pertemuan2 Bab 2 Dua Arah3 Bab 3 Pandangan4 Bab 4 Pembuktian 5 Bab 5 Tanpa Kata6 Bab 6 Keputusan7 Bab 7 Bujukan8 Bab 8 Penggalan9 Bab 9 Terlambat10 Bab 10 Kekacauan11 Bab 11 Putusan12 Bab 12 Terlintas13 Bab 13 Pemikiran14 Bab 14 Tanpa Pilihan15 Bab 15 Langkah16 Bab 16 Tatapan17 Bab 17 Kebetulan 18 Bab 18 Tak Lupa19 Bab 19 Desakan20 Bab 20 Pertanyaan21 Bab 21 Terpojok22 Bab 22 Geger23 Bab 23 Kepanikan24 Bab 24 Bertubi-tubi25 Bab 25 Kemungkinan26 Bab 26 Penolakan27 Bab 27 Terguncang Situasi28 Bab 28 Permintaan29 Bab 29 Pertanggungjawaban30 Bab 30 Kebingungan31 Bab 31 Ungkapan32 Bab 32 Tak Terduga33 Bab 33 Pengharapan34 Bab 34 Keinginan35 Bab 35 Tanpa Permohonan36 Bab 36 Keadaan37 Bab 37 Membekas38 Bab 38 Tertuju39 Bab 39 Dorongan40 Bab 40 Dalam Luapan (18+)41 Bab 41 Tujuan42 Bab 42 Yang Sama43 Bab 43 Tak Terbendung44 Bab 44 Bentuk Rasa45 Bab 45 Satu Kesadaran46 Bab 46 Terbentang47 Bab 47 Pilihan48 Bab 48 Pendar49 Bab 49 Perlahan50 Bab 50 Dalam Pikiran51 Bab 51 Dugaan52 Bab 52 Tanda Tanya53 Bab 53 Tertutup54 Bab 54 Samar55 Bab 55 Dalam Ikatan56 Bab 56 Rangkaian57 Bab 57 Bersama58 Bab 58 Rintik Gairah (18+)59 Bab 59 Geliat60 Bab 60 Pijakan61 Bab 61 Selubung62 Bab 62 Keingintahuan63 Bab 63 Taksiran64 Bab 64 Tersembunyi65 Bab 65 Setitik66 Bab 66 Penghalang67 Bab 67 Pembuktian68 Bab 68 Terbersit69 Bab 69 Gerbang70 Bab 70 Keberuntungan 71 Bab 71 Bayangan72 Bab 72 Naluri73 Bab 73 Tirai74 Bab 74 Guncangan75 Bab 75 Terkepung76 Bab 76 Ketakutan77 Bab 77 Tersandung78 Bab 78 Keanehan79 Bab 79 Bergolak80 Bab 80 Ketidakberdayaan81 Bab 81 Tersadar82 Bab 82 Kecurigaan83 Bab 83 Keterbukaan84 Bab 84 Percikan Emosi85 Bab 85 Hempasan86 Bab 86 Sikap87 Bab 87 Rintihan88 Bab 88 Jejak Luka89 Bab 89 Karam90 Bab 90 Tindakan91 Bab 91 Tertutupi92 Bab 92 Gejolak93 Bab 93 Berbeda94 Bab 94 Strategi95 Bab 95 Pergerakan96 Bab 96 Cerminan97 Bab 97 Gelegak98 Bab 98 Pertalian99 Bab 99 Berat100 Bab 100 Wasangka