Bound by Destiny
ni bukan hari
a baru saja akan melintasi meja sekretarisnya. Wanita yang sudah m
n salah satu pagi terbai
kakinya. Diikuti oleh sang sekretaris yang bangkit pula dari
ke meja kerjanya. Menaruh tas kerjanya dan
al penting
i itu mengenakan stelan jas dan rok
dak ada hal penting. Tidak a
h membutuhkan istirahat sebenarnya. Bahkan kalau bisa, ingin rasanya ia mengambil cuit hari itu. Tapi, ket
artinya tenagaku hari ini hany
roho Adi
orot malas. Dan ia membuang
an yang bernama Nugroho saja. Tent
mpu disembunyikan oleh sepasang mata yang sudah berlindung di balik lens
dah memut
memutuskan
ajahnya. "Tentu saja, Pak. Saya hanya bisa mendoak
bisa membalas perkataan Atra yang satu itu,
mbuatkan kopi
ustru mengangguk. Membiarkan wani
Lantas meraih satu map yang kebetulan tidak jauh dari jangkauan tangannya.
enerbangan lintas negara yang diikuti oleh penerbangan antar provinsi. Yang mengharuskan ia bertemu dengan orang-or
i sejenak di klub mampu membuatnya lepas dari penatnya pekerj
ce .
eadaan seperti itu. Memang ia tidak mengharapkan apa pun. Ia adalah pria dewasa dan tau deng
engenalnya. Tapi, dia adalah seorang pria yang terlahir
di benaknya. Diikut
ikirkan tindak tanduk keluarga Hartigan. Saat ini mereka sudah bersiap untuk semua tindakan yang mungkin aka
k Garett andai kata Atra tidak keburu masuk. Menyajikan segel
apak setelah pertemuan dengan Pak Nugroho nant
nya dan tanpa merasa sungkan, ia mendesah. Satu bukti tak terbant
enaruh kembali cangkir kopi itu di atas tatakannya. "Tidak. Tidak akan ada yang berubah. Dan satu-sat
kin bahwa memang itu alasan Garett. Karena bagaimanapun juga, setelah berta
enyum dengan sorot pengharapan. "Bagaimanapun juga saya akan de
rsenyum kecil dan memberikan satu a
h. Bagi lidah Garett tidak ada kopi hitam seenak buatan sekretarisnya itu. Betapa sebuah anugerah untuknya.
ang baru saja selesai sekitar tiga bulan yang lalu. Berkaitan dengan pengadaan satu apartemen terbaru di kota
Membaca tiap bagiannya dengan teliti dan mendapati ketukan
ho sudah d
ngguk. "Suru
et sofa yang tersedia di ruang kerjanya. Dan tak butuh waktu lama bagi Nugroho
menunggu Atra untuk menyajikan minumnya terlebih dahulu. Berupa secangkir kopi su
ang manis-manis untuk bis
pun langsung menuju pada topik yang ak
tidak ber
n diri dalam polemik keluarga yang tidak berkesudahan. Tapi, bagi Nugroho sendiri pekerjaan ini lebih dari sekadar pekerjaan. Ada kesetiaan dan janji yang mengiri
m .
ng napas panjang. Ia menyantaikan sedikit punggungnya. Bersanda
, Garett? Sampai semuanya lenyap
memang bukan milikk
ga jangankan untuk meneruskan perkataannya, ia bahkan nyaris ti
. P
jangan ditanya. Garett merasa dadanya mendadak bergemuruh seketika. Ada rasa panas yang seo
kspresi salah tingkah. Tapi, mau tak mau ia tetap harus melanjutkan pembicaraan itu. S
untukmu. Dan tentu saja. Dengan keadaan Bu Dayanti yang saat ini semakin tua, ia tid
yeret nama lainnya. Kali ini adalah Dayanti Kusumawati. Seorang wanita yang
Bu Dayanti ... kau adalah sat
tanpa menanggapi perkataan Nugroho
ma yang memandan
idak seharusnya memedulikan itu. Karena bagaimanapun juga kau adalah anak sah dari Tuan Adipura dan Nyonya
suka bila Nugroho terus saja menyinggung soal keluarganya. Tapi, apa boleh buat. Di mata Nu
kan bagi mendiang Tuan Adipura ketimbang mengeta
sampai dia berada di alam baka pun
ongo. Tapi, tidak lama. Karena pria
u tidak ingin mengambil alih perusahaan itu karena nama ayahmu, bagai
tidak akan ada yang bisa menggoyahkan Garett. Tapi, bila
melihat putra yang ia besarkan dengan pe
ga saja kali ini bujuk rayunya berhasil. Karena bagaimanapun juga, aset yan
mbung