Istri Di Atas Kertas
ngah jam untuk sampai di Jakarta. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan di ata
tangan, ia memilih langsung menjemput Bulan
tu jam. Seharusnya sekitar pukul lima
udah hampir dua puluh menit ia menung
. Segera saja ia menoleh dan melihat seorang wanita dengan jumpsuit panjang dengan rambut yang
an," pan
mengenali suaranya lang
anita itu. "Dari mana? Kok dari arah lain?" tanyanya karena Bul
t sebentar,
n tidak ada yang aneh, semuanya masih sama hanya saja i
arnai r
wab Bulan
rolan. Alfan mengambil dua
ya Alfan ketika mereka berjalan me
kan, Mas. Yang satu k
kamu beli," gumamnya diirin
mobil lebih dulu ketika Alfan masih me
belah jalanan kota Jakart
a, Mas. Aku sudah berjanji akan
ke
endarai Alfan telah tiba di sebuah perumahan mewah dengan pemandangan yang hij
nia Town
ngkin akan menyenangkan karena s
ejuk ya,"
ngangguk
ak membeli rumah di s
ringi dengan ledakan tawa pelan seol
an menaikkan alisnya. "A
a menoleh ke arah Bulan yang
umah di sini. Apa yang aku miliki tidak sebany
ya bertanya saja. Permata Greenland sudah c
an Alfan. Ia masih menggunakan bahasa baku s
as. Di kanan dan kiri terdapat tanam
un," uca
ih dulu turun. Lelaki itu mulai meng
ah satu satpam yang tadi membukakan pintu
ke kamarku di la
k, D
Terlihat wanita paruh baya yang masih cantik i
entar sebelum Mama Silvi mem
berkabar kal
Ma. Dari bandara langsun
sti lelah, bersihkan diri dan istirahat sebentar. Mama
u repot-repot,"
nang. Sudah, Alfan aj
gguk. "Papa
. Sebentar lagi
ya berada. Setelahnya lelaki itu langsung menjatuhkan
lah karena perjalanan Jakarta-Bandu
k ke dalam kamar mandi. Ia ingin berendam di dalam bathtub denga
panggil Bulan memb
ubuh Alfan hingga lelaki itu m
n dan meneguk segelas ai
dengan suara serak khas
paya badanmu segar. Mama dan pap
meng
dalam bathtub?" tawar Bul
geleng. "T
suaminya dan meletakkannya di atas ranjang. S
?" Mama Silvi yang ke
. Sepertinya Mas
a Silvi yang sudah berpikir jauh. Wanita paruh bay
ur, Ma." Secepat kilat
ruang makan. Alfan sudah berada di sana dengan
ucap Alfan diiri
kkan Bulan. Mereka tak salah dalam memilih menantu
ada yang bersuara kecuali suara sendok d
n memasak banyak makanan untuk kami," ucap Bul
ah dengan ucapan menantunya yang bahkan berterima
sekarang keluarga, apapun yang kamu butuhkan bisa m
mengangguk d
biskan waktu di ruang keluarga dengan obrolan-obrolan ringan yang t
lah kanan, sedang suaminya sudah bersandar di sisi sebelah kiri. Di
enar-benar merasa bersalah dengan dia. Tapi semua ini bukan salahku semata karena ini terjadi akibat
noleh ke
ngan tersinggung." Bu
mua salahku, bukankah
meng
bersama dengan istrimu juga harta orang tuamu
ujar Alfan deng
selesai. Kamu belum ja
ir yang memang seharusnya dijalani. Ia akan mencoba menerima semuanya dengan la
Ini masih dalam suasana duka. Aku akan mengat
ku duka di saat aku baru saja mencapai bahagia. Lalu k
kan napas pelan
nyalah wanita yang kamu nikahi karena sebuah tujuan." Bulan menyela lagi
raya menghapus air mata
ena ia tak tega melihat Bulan yang te
n. Kita sudah berjanji akan memulainya dari awal. Ki
berdampingan dengan membagi suami? Kamu tetap menjadi lelaki yang
isa adil dengan m
Contin