PELUKAN UNTUK LANIA
atasannya itu adalah mengangguk hormat juga sopan bahkan tak segan-segan membuatkan minuman untuk sang tamu yang saat ini berada di dalam
u yang akan me
likkan nama bangunan yang sudah membantu
keluar, membuat Amara kembali berkutat pada buku bacaan
ntar dulu ya. kamu bisa kedai sendir
a, K
makan siang, mungkin saja Engkoh Li
-apa langsung tele
p, K
buka kotak bekalnya. Tempe goreng dan sayur asam menjadi menunya
saya satu bo
menelan bulat-bulat nasi yang ada di mulutn
membuat lama karena ia sudah melihat gelagat buru-buru dari konsumennya ini
saja si
kejut di posisinya. Aroma elegan juga meninggalkan kesan di hidung Ama
il uang kembalian, Amara keluar dari bilik dan memandang jalan raya. Namun
*
Menekan tombol di bagian sisi mob
an setiap jam. Tapi memang Angkasa saja yang terlalu bebal dan memilih untuk mengistirahatkan otaknya sejenak. Alhasil tepat pu
awal. Tapi ada satu benda yang hilang dari sana, bolpoin. Selama ia menjabat
a akhirnya melihat kanan kiri guna ada
tanpa mematikan mesin mobil, dengan ce
saja
minal harga bolpoin tersebut yang pasti uang yang ia berikan sepertinya sudah lebih dari cuku
bercucuran keringat. Jantungnya berdegup kencang baru kali ini melalaikan tugasnya d
suk ke ruangan eksklusif tanpa bertanya terlebih dulu.
ormat dan menjabat
nda menunggu," ucap An
nah membuat saya bosan." Senyum yang tersungging di wajah pria itu membuat Angkasa menghela
ma meminta maaf
ngguk dan mempersil
ereka pesan ak
hu kamu lapar karena bergegas kemari." Celoteh ya
makanan yang lain?" tanya
n teh hang
erada di samping Angkasa l
a?" tanya Baskoro sambil memot
k, P
a kamu, kenapa tidak beker
. Ia mencoba semua dari awal dan itu bukan belajar dari perusahaan keluarga. Toh, perusahaan ayahnya berbeda dari fa
ayahnya benar-benar memb
s saja, Om." Penjelasan itu
g perlu kita perbanyak, buk
Pak." Sasha t
iken dan Senja? Senja masuk s
emu teman baru. Sering juga teman-temannya dibawa ke rumah dan mereka main bersama." Baskor
sa sama Riksa main
tu Om selalu terbu
o, Angkasa sudah lama mengenal pria paruh baya ini. Baskoro dan Ayahnya
rdua menjadi selalu berinteraksi dan berakhir akrab. Tanpa diduga Baskoro juga klien di perusahaan Venus, d
t yang sudah mulai membumbung tinggi, Pak Angkasa
*
sebentar lagi murid akan berdesakan keluar. Cakra yang duduk dibangku kelas empat
ah terbuka. Mendengar bunyi bel yang ditekan t
" panggil
aimana se
mbuat perempuan itu mengelus kep
diknya si
awab Cakra spo
lihat gelagat a
k yang tidak jauh dari pandangannya. Gerob
in telur
Amara menggandeng tan
ah pesa
beli du
," kata p
ayani membuat Cakra semakin se
gi dong telurny
anteng bisulan." Meskipun berbicara seperti itu tetap sa
g tidak laku dong." Polos sekali memang jawaban Cakra ini membuat Amara
nya. Sudah nih jangan lupa ba
pa, B
ra memberikan uang dan kem
kasih,
ma, Neng
ih," rajuk Cakra saat sud
bagai
an sebutan Neng Geulis,
k berarti Kakak cantik dong,"
api kan abang tadi tidak kenal Kakak.
u lagi jemput kamu. Hayo ...," goda Amara
engan jalan cepat Cakra meninggalkan
melindunginya dari kejamnya dunia saat dirinya sudah tak kuat lagi bertahan? Sanggupkah Cakra