icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PELUKAN UNTUK LANIA

Bab 6 BAB 06

Jumlah Kata:1353    |    Dirilis Pada: 20/12/2021

keluarga, Amara tak pernah m

ntara lima atau enam tahun. Penampilan ayahnya pun sudah jauh berbeda dari pada saat masih tinggal bersama keluarga

ari salah satu minimarket dan melajukan mobil dengan

cil itu anak k

enikah

ngar bahwa ayahnya mencari bahkan menjenguk dirinya dan kak Guntur. Apakah pri

sa berkutik, meskipun ia sudah lama tak melihat ayahnya lagi tapi ia sangat y

dengan cepat menghapus bulir air mata ia memungu

ya membuat Amara terbangun dari lamunan

a Cakra sambil memberi

ya dan masih merasakan sakit di kulit

!” ajak Amara me

g lebih kita akan memasak makanan yang enak” Amara ters

ala. “Makan setiap hari pakai m

. “Cakra suka buah pir, ‘kan. Nan

wat Cakra selain ibu.” Bocah itu ber

dulu, nanti kamu kalau ada

menikmati makan malamnya, ding

menolong kakak perempuannya itu, tapi melihat amukan kak Guntur menciutkan nyalinya. Tidak tahu mengapa dari dulu kak

los. Ia bukan anak kecil yang seolah menutup telinga dengan perkataan orang lain, ia sudah kela

*

mbuat kebanyakan orang yang berlalu lalang lebih baik menghindar dan me

Pernah sekali, ada yang berani menegur dan berakhir naas. Rumah orang tersebu

njian untuk tidak berkumpul-kumpul lagi. Tapi tetap saja, mereka m

ja!” ucap salah satu teman Guntur yan

tur yang menjadi alasnya. “Kalian curang, ya!”

ukan yang diberikan Guntur membuat Riko mengam

rempat saja, ak

. Setelah kartu remi dibagikan mereka yang mukanya sedatar mungkin agar orang lain t

a membuat yang lainnya semakin semangat disusul Guntur juga Tony.

egitu!” balas A

ga sudah mau habis.” Guntur menyahuti sambil min

rokoknya menghidu rasa yan

melihat mobil hitam yang berani melewati jalan se

reka berdiri di tengah-tengah jalan. Guntur yang melihat aksi te

bil hitam SUV yang terlihat mahal berada dua puluh meter di hadapannya. Sedangkan Guntur

suasana temaram membuat ia tak bisa melihat siapa

aya?!” tanya si pembawa mobil

t Bapak. Dengan begitu Anda bisa lewat dengan leluasa,”

tidak mau

nnya memukulkan balok kayu di ban membuat

kalian masing-masing.” Senyum ngeri pria paruh baya itu sambil menodongkan pistolnya yang

eperti itu. Dengan cepat ia menghampiri untuk melihat apa yang terjadi dengan tangan kosong. Se

lam ini. Matanya terkejut saat pistol itu sudah diarahkan ke dahi Tony, ia marah dan ingin berter

stikan membuat teman-temannya yang mend

a di hadapannya itu masih belum berub

ng badan Guntur dan melihat

mu?” Menurunkan pistol dan me

amkan. Ia tak menyangka akan bertemu den

kan membuat Guntur terdiam. Ia masih memandang wajah pria itu, wajah yang tak banyak ber

ahnya ingin memeluk juga menya

t banyak lembaran kertas yang ayahnya lempar tepat di mu

annya lebih dari cukup.” Dengan pintu yang ditutup kasar, Bagas k

u, ia tidak bergera

panggilan teman-temannya ia berlari mengikuti mobil hitam itu w

ti saat ia kecil. Momen yang ditunggu-tunggu ternyata menjadi hancur seperti ini, ia dianggap berandalan, tak berguna dan meresahkan warga dan

dar warnanya juga semakin kusut. Matanya belum bisa melihat eksistensi

lampu jalanan. Ia frustrasi harus ke mana, berbelok ke arah mana ayahnya setelah melewati jalan ini.

ah kehilangan lagi u

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka