icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PELUKAN UNTUK LANIA

Bab 2 BAB 02

Jumlah Kata:1055    |    Dirilis Pada: 20/12/2021

tepat di taman kota. Wajahnya menengadah melihat senja, burung-burung yang lalu lalang

bocah menempatinya seorang diri di posisi paling ujung. Entah ke mana orang

ya tanpa ingin tahu keadaan sekitar. Langit yang kuning makin lama beru

sing, melirik sedikit apa yang d

" Bergumam t

asah mencuri sesuatu. Angkasa akhirnya menatap dengan jelas bocah itu

a beranjak pergi. Bocah lelaki itu melihat kepergian Angkasa dengan wajah

bagaimana wajah pria yang sudah memberikannya sesuatu. Ia mel

naruh bungkusan nasi di bangku dekat dengan bocah

ngkasa ingin ikut campur urusan orang lain. Ia tak henti-

. Angkasa sampai me

a nam

itu sambil melambaikan tangan, entah siap

bil berlari, bocah itu

*

lari menghampiri dirinya. Hampir dua jam ia berkeliling kota un

bocah itu karena dip

mpai malam ia tidak menemukan adiknya. Jakarta bukan kota aman untuk bocah seusia Cakra yang sendirian, bisa saja

" Menggandeng tangan Cakra un

usan, ia nyengir malu. "Makanan, diberikan

ahal bisa saja itu modus penculikan. "Kamu tidak ingat apa yang Kakak katakan untuk tidak mengambil pe

an malam kita ...," mohon Cakra sambi

" Amara mensejajarkan tubuhnya untuk melihat wajah gembil sang adik. "Kakak masih punya cukup uang kalau untuk ma

yukur meskipun hanya berpenghasilan pas-pasan. Ia sudah banyak mencoba melamar di s

menengok sekelilingnya. "Tadi om itu duduk di sini, Kak. Duduk

elihat wajah kebingungan Cakra yang terlihat

i untuk kamu. Tapi nanti kalau kita bertemu lagi den

nang. Setidaknya ia bis

*

ini?" tanya Amara sambil menggandeng C

a ikuti, deh," kata bocah berumu

ocah itu berikan membuat asumsi Amar

u mereka ke mana." Bisa dipastikan entah Cakra yang kehilangan je

erkarat itu berbunyi. "Cepat kamu mandi, Kakak ingin lihat ibu

nya. "Bu ...." Panggilan itu memenu

perhatikan ibunya yang juga menatap dirinya. Dengan sigap Amara membantu ibunya

ut walau dirinya tak bisa berbuat banya

ris. Tubuh ibunya tak lagi sama, setengah dari sistem sarafnya tidak berfungsi.

lap

bu Amara-membuat Amara semakin be

... a

jelaskan, dengan bantuan tangan kiri yang masih berfun

g lagi, Bu." Helaan napas Dinar me

ntah ke mana dan jarang pulang. Sosoknya tak ubah seperti berandalan di pinggir

a lain pasti menjadi sandaran dan tumpuan tapi tidak untuk Amara dan Cakra

Dinar bisa saja berdiri sendiri namun kakinya sebela

amar, Dinar serta Amara dikagetkan dengan pecahan kaca dari arah dapur. Amara dengan cepat mendudukkan ibunya

diknya sudah terduduk di lantai d

Gun

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka