Lebih Baik Kita Berpisah
yang menutupi tubuhnya sampai ke arah leher. Ding
lan Bayu sambil menggoyang-goyangkan ujung kakinya. So
a, Bang. Tulangku r
g menutupi tubuhnya seraya meluruskan kedua
salat, tidu
ju koko dan sarungnya. Air wudhu
a Ranti seraya bangun dari tempat tidur. Mendudukka
ranya dingin banget. Dari tadi Abang bangunkan. Adek tidurnya pulas
bakkan anak rambut yang menutup sebagian waj
Bang. Abang mau jadi suami solehah? Udah ...
stri ca
elangkahkan kaki keluar kamar.
wajibnya. Menghadap Allah sebagai bentuk kepatuhan umat-Nya. Salam mengakhir
asih mengantuk. Abang mau jalan-jalan
alaupun kerja?" tanya Ranti seraya
ga kebugaran tubuh. Paling juga setengah ja
lipat kembali sajadah yang telah mereka gunak
ikut, Bang?"
t mendengar perta
k capek. Kalau memang masi
ntinya dengan setelan celana pendek d
l daerah sini, Bang. Lagi pula sambi
mereka akan melakukan langsung melakukan cek rumah kontrakan. Jika ada yang cocok, mereka akan langsung p
an saja, Dek. Abang tunggu di depan," uja
erwarna biru Dongker sebagai setelan olahraganya. Tak lupa,
ur yang bersebelahan dengan kamar mandi yang menyala. Tamp
r rumah. Tampak sang suami sedan
lan, Bang? Tak pa
habis salat Subuh juga emang tiduran lagi.
an saklar lampu penghubung aliran list
irup udara yang bersih. Aroma tanah yang belum tersentuh debu. Wangi melati yang kebetulan ditanam
i terasa damai. Sesekali Bayu menyapa orang-orang yang berpapasan den
terhenti saat melewati warung yang sepe
Baru data
diri. Tak lupa, senyum manis tersungging di bibirnya. Lesung pipit yang memb
Pintar kau me
melemparkan senyu
Kami lanjut jalan ya Bik! Semoga
Bik Yani saat Bayu dan Rant
sa di warung Bik Yani, Dek. Kamu belan
nya menganggukkan kepa
arung Mang Yadi. Banyak menu di sana. Adek bis
itu langit dijunjung. Paling tidak Ranti dimudahkan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di daerah suaminya. Kebiasaan, cara bertutur sa
cahaya matahari mulai menampakkan pendarnya, walau terlihat masih malu. Orang yang berlalu-lalang pun mulai ramai. Kendaraan
jalan. Sepeda motor tampak
g Yudi, Dek. Ki
Ranti, menyebrangi jalan
ka sukai. Ranti hanya mengenal beberapa jenis jajanan yang memang juga ada di daera
dah plastik ini. Nanti kalau sudah selesai, baru dik
aminya. Berbeda dengan kebiasaan belanja di kampungnya. Cukup menyeb
jarang sekali sarapan dengan nasi. Cukup dengan kue dan goren
encoba," ujar Bayu seraya menunjukkan sebuah wadah plastik berisi tumpu
, Bang. Aku
sempat terhenti. Memilih kue-kue unik
tergolong lambat karena keduanya mencoba menikmati pagi dengan suasana yang berbeda hari in
ka melangkah kembali ke rumah. Hanya ada Bapak yang sedang
ak," sap
belikan kue u
anan yang mereka bawa di meja keci
piring s
nti segera bergegas masuk ke r
k membersihkan rumah, mencuci piring eh anggota keluarga b
engar ucapan Nina, sang ipar. Jelas sek
Kakak jalan pagi. Sekalian lihat suasana kampung di
ti Ranti. Tadi pagi saat meninggalkan r
mu di rumah ini. Tamu kan tidak
h ini, Ranti akan menjawab perkataan iparnya itu. Tapi demi r
menyelesaikan pekerjaan rumah. Kita tetap seperti biasanya, dengan pekerjaan rutin kita. Tak perlu kita mengharap Ranti membantu pekerjaan r
henti menyuplai kebutuhan untuk paru-parunya. Tubuhnya gemetar, menahan emosi yan
aki di rumah ini cukup menjelaskan segalanya. Pagi yang tadinya dirasa indah oleh Ranti mendadak terasa ba