Lebih Baik Kita Berpisah
lalu. Tiga tahun menjalin hubungan dengan laki-laki yang berasal dari pulau yang berbeda cukup untuknya memant
yang lalu. Tepatnya saat hari wisuda Bayu, laki-laki
Abang rasa lebih baik kita halalkan dulu hubungan kita ini. Biar h
ya menghabiskan malam di warung tenda pinggir jalan. Menikmati ayam
dulu, fokus pada skripsi. Insya Allah jika dimudahkan, tahun depan selesai. Aban
ubungan dalam rentang jarak yang terpisah oleh lautan. Ad
ayu Purnama, laki-laki yang berdinas di Badan Keuangan Daerah provinsi mereka. Bukan keputus
aja?" Panggilan Bayu menyadarkan Ranti da
andeng tangan istrinya itu. Memastika
berbicara di rumah ini. Bukan karena marah ataupun tak suk
g sempat khawatir dengan drama kehidupan menant
mpak pasangan suami istr
kan genggaman tangannya dari Ranti, membuka pi
idupan yang ujung ceritanya pasti sudah bisa ditebak. Mustahil s
takzim tangan kanan wanita yang telah melahirkannya itu. Keluarga besar Bayu memang hanya dua hari saja
mpai? Maaf ... Ibu tak
uluran tangan Bayu yang diikuti Ranti tanpa mengangkat tubuhnya sama sekali
sambutan hangat yang selayaknya ditunjukkan m
terjadi melalui video di gawai saja. Bahkan pada saat lamaran, tak ada keluarga besar Bayu yang datang. Alasan jarak yang j
itu meluncur saat pasangan suami istri itu baru saja mendudukkan t
n. Sengaja kemarin-kemarin Bayu belum mencari kontrakan, biar se
yaan yang dilontarkan ibunya itu. Pelan, tangannya merai
dan istrimu baru kalian baru mau cari kontrakan. Bukan Ibu dan Bapak keberatan,
benar apa yang dikatakan mertuanya, tetap saja hal ini terlalu d
las sekali jam makan siang telah dilewatkan Ranti dan Bayu karena
n Bapak setelah menikah. Agar tak terjadi konflik menurut mereka. Al
i samping istrinya. Bayu dan Ranti beranjak dan mengulurkan tan
a yang baik saja untuk mereka." Kali
elah menikah langsung memisahkan diri dengan kita, anak lain juga seperti itu. Jangan s
g dirasakan Ranti saat ini. Terlihat wanita pilihannya itu menunduk. Tak berani b
udahan cepet ketemu yang cocoknya. Besok juga kami langsung survei ke lokasi. Kebet
jak saat ini. Sepahit inikah rasanya hidup di perantauan bersama suami? Apakah semua me
kan sesuai selera kita. Lagi pula, Bayu juga masih merintis karirnya. Tak ada uang banyak
i tak menyangka kejutan dari mertuanya sungguh
. Ranti, anggap rumah sendiri ya!" Ucapan laki-laki itu mengakhiri ceramah panjang dari sang istri. Gumaman
ri bandara langsung ke rum
irnya mengangkat tubuhnya. Ber
dan Ririn tadi. Kalau kalian mau
i sama sekali tak mendapat bantahan dari ibunya itu. Tapi
an di warung ya! Kamu pasti lapar, Abang juga. Sekalia
luka di mata itu. Netra istrinya mengembun. Mencoba menahan rasa yang sama sekali tak diharapk
ng mulutnya seperti itu. Tapi
getir yang mengulas dari bibirnya. Entah kejutan apalagi