I Win You
pte
lla
lagi?" tanya Xavier
n gerakannya, meletakkan alat penggilas lalu ia menga
kamarmu." Nada suara Xa
asi dengan apa yang sedang ia lakukan. "Suatu saat Beck yan
aat mendengar kau telah menin
orang lain di sampingku, dia akan marah." Gadis bermata biru gelap itu mengambil beber
di sini untuk kau dekati agar Beck
man pria dari dulu karena Beck. Sialan, dia benar-bena
oti yang telah ia isi dengan sebuah sosis utuh
n bahunya. "Ini sa
yang tidak terhitung jumlahnya. Ia ingin seperti ibunya dan tentunya karena ia adalah putri satu-satunya otomatis ia adalah penerus Vanilla Bakery kelak. Ayah Vanilla te
sekarang telah menjadi salah satu toko roti terbesar di Barcelona. Vanila Bakery memiliki sepuluh cabang yang tersebar di berbagai tempat strategis d
ergi bekerja, ia sendiri akan pergi mengurus bisnisnya, Vanilla Bakery. Itulah sebabnya meskipun ia telah mahir membuat berbagai
ku mengurus toko ini, kau bisa bekerja di kanto
orang lain?" Vanilla menatap X
a berusia empat puluh lima tahun itu menghela napasnya. "Maafkan aku,
an kesal
egitu cepat karena serangan jantung mendadak dan Xaviera yang hanya tahu bagaimana cara membuat kue tidak mungkin mengambil alih perusahaan itu. Adik iparnya mengambil kuasa atas perusahaan mendia
atas kakinya sendiri, membesarkan Vanilla dengan baik, mencukupi
ide," ujar Xav
n toque, ia memanggil salah satu karya
a menjauhkan loyang berisi roti siap panggang dari depan V
ergi ke salon
ucap dari bibir ibunya membuat
alu kita berbelanja."
a, ia juga melepas celemek yang melekat di tubuhnya. "Mo
ulan bangunan itu baru saja Xaviera beli saat putrinya kembali dari New York dan Vanilla mem
ulungan rambutnya. "Antara boros dan kebutuhan wanita itu berbeda sa
annya lalu terpaksa menyusul langkah kak
*
anilla saat ibunya memilihkan pakaian dengan mod
au hanya cukup menurut p
enjadi hanya sepunggung dengan bentuk yang meruncing ujungnya lalu memerintahkan petugas salon kecantikan untuk memasangkan kuku palsu yang membuatnya akan kesulitan m
h ibunya. Srluruh pakaian itu bergaya terbuka, sempit dan kurang bahan. Juga sepatu de
ucap Xaviera sungguh-sungguh membuat Vani
u tidak menyukai gaya pakaian
Beck meliha
in. Dua bulan sejak ia kembali dari New York, nyaris tidak ada kemajuan apa pun dalam hubungan mereka selain pertengkaran karena Beck jengah dengan semu
= topi