ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN
udah memutih itu, pada seorang pemuda tampan tiga puluh tahun yang rapi
anjang, "ya, apa lagi kakek, selain ke kantor. Aku harus menghadiri rapat pent
n kirinya. Keningnya sedikit mengerut karena jal
kakek bicarakan denganmu," pinta pri
ingin menolak. Namun, diurungkannya k
kek bicarakan denganku?" Kini
tegas pria paruh baya
Mahardika menaikkan sebela
aan. Tidak pernah ada waktu untuk keluarga dan memiki
, bertanya dengan nada serius. Menyandarkan kepalan
m siap berkeluarga. Aku masih ingin mengembangkan u
araan ini dan tidak ingin melanjutkannya
!" titah Ba
ardika sedang tidak ingin membahas apa pun mengenai
h tampan nan rupawan itu. Suasan ha
akan sendiri, sedangkan ayah dan bundamu sudah ingin menggendong cucu. Kekek pun,
ah mengatakan, kalau jodoh akan datang dengan sendirinya. Lanta
u kesayangannya itu. Mahardika memang pandai di dunia bisnis, terbilang s
i ini kau membatalkan seluruh agendamu!" te
ika mempertanyakan
semua akan pe
Kita sudah memiliki banyak perusahaan di beberapa kota. Perkeb
ikis jarak. Kini posisinya dengan Mahardika kurang dari atau meter. Saking gem
uh Mahardika spontan sam
ang gadis." Pria paruh baya itu merapatkan gigi-
alimat terakhir Kakeknya
mu menikah di usia 25 tahun, sedangkan kamu tiga puluh tahun, belum memiliki penda
ika cepat, mengarahkan pandangannya pada soso
na pernikahan kalian sudah ditetapkan," uc
tidak juga menolak. Diam seperti
*
Tangeran
sederhana yang memiliki rumah maka
ang ditumbuhi banyak pepohonan dan tanaman hias itu
arakatuh," ucap Bambang Wijaya dan
wabarakatuh," balas Teguh Saput
telpon dulu. Tidak lama. Lima menit saja," k
telepon satu ini karena menyangkut pr
Selalu saja seperti itu. Sambungan te
ah segera membersihkan tam
n maaf keadaannya seperti
k henti-henti senyuman terukir di wajah masing-masing. Kedatangan m
harus menerima sambungan telpon terlebih dahulu, tampak m
jang dan celana jins itu, sedang berjalan mengendap-endap di antara pohon mangga dan p
mengenal gadis tersebut. Wajahnya tidak
seperti musang yang hendak menerkam aya
nnya, Mahardika berlari gun
entikan langkahnya. "Di mana kuncinya." Dia
lakukan di sini?" ucap
erbalik badan. Aksinya ternyata sudah diketahui seseorang. Padahal di
akuin di sini?" tan
u panggil Om?" Mahardik