ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN
ya sedikit ditekuk. Mahardika melirik sang
sung berdiri, tindakannya yang me
. Saking terkejutnya, dia mengelus dada. Spont
mang kadang
arah." Eka memandang laki-laki yang
baru saja menikah. Aku yakin, beberapa hari kemudian, B
esabarannya sedang diuji sekarang. Dia tidak habis pikir kenapa istrinya masih sa
sangat malu bertemu Bund
narik tangan Eka. Membawanya masuk dalam pelukan. E
dika menempelkan bibirnya
lagi mengatakan hal omong kosong yang mem
a selain ibunya. Begitu juga dengan Eka. Itu pun
ya, lantas mendorong bidang dada Mahardi
ak menyesali perbuatannya. Meskipun hanya berlang
ggi, seolah menyambar tubuhnya
pi sayang Eka sudah lebih dulu pergi.
an sang istri di kamar mandi. Pasti i
gat. Lain kali kita lakuk
*
a selalu menjauh dari Mahardika. Dia sangat tak
api bekasnya masih t
ah makan siang. Mereka
satu mobil yang sama. Duduk b
pribadi yang akan menga
ardika. Sengaja karena masih terba
kan Mahardika diam tak memberikan komentar. P
ka, mengarahkan pandangannya
t-lihat kayak gitu
ika sedang memperhat
uami memandangi istrinya terus menerus? Apakah tindakan saya ad
embuang pandangannya lagi. San
Berbicara dengan Eka, sama saja seperti mengajak ngobrol bocah ti
*
ri satu setengah jam, mobil pun mema
ni?" tanya Eka
enjadi maskawin di pernikahan kita," j
keluar!" aj
keluar dari mobil. Mahardika b
embali. Kali ini ingin
m pernah lihat rumah ini ya
kalinya di hari ini. Masih sempat-sempatnya Eka
kali. Kamunya saja yang tidak pernah
ka pun berkacak pinggang sambil menatap luru
ingatku tidak pernah. Kita saja jarang bertemu. Dalam
u dengan ayahmu di kebun stroberi yang ada di Bandung. Terlihat setiap bulan, saya bi
ng lah. Om bertemu dengan ayah, bukan den
pokoknya dia harus menang. Begitulah Eka dan se
k pernah mengajak kamu jalan-jalan. Saya terlalu sibuk dengan p
gesan seperti tidak mera
fin Om," ucap
ungnya Mahardika memiliki kesabaran seluas samudra, sehingga d
suk!" ajaknya lagi dan
nya ya," pinta Mahardika, pada P
ngkat koper itu satu persatu, dikar
ardika pun mengucap salam
salam. Ia datang dengan langkah terburu-
Apakah dia, Nona Muda?" ta
hu Eka. Dalam kesempatan kali ini, Eka t
hari ini, dia akan menjadi Nyonya
un, lantas menarik tangan Maha
njukkan senyuman lebar. Dia selalu te
enalkan nama saya Endang. Nyonya M
a di hadapan Eka. Sikapny
sih sambutannya." Ek
ya sudus siap?"
an perintahkan. Siapkan dua
pa dua kamar?" Eka
u tidak mau tidur satu kamar dengan saya? Itulah mengapa saya mint
enyum, tapi ti