Kaum Terakhir (Pembalasan Dendam)
TER
emba
mengirimkan waba
nyelimuti tubuhnya. Walau begitu wajah tampannya tidak bisa dipungkiri. Bahkan, banyak dari wanita bangsawan diam-diam menga
i semua ini k
rlalu tamak! Jadi mungkin saja ini salah sa
g yang menghadiri tempat lapang itu. Membuat sang laki-laki yang kini dir
mua kaum
mereka
ann
ug
ya dipegal di hadapannya. Bahkan, rakyatnya tidak diberi kesempatan untuk me
membuat semua atensi mengarah kepadanya. Tatapan takut kini dia dapatkan, tidak ada lagi cacian atau bahk
berikan izin kepada kalian kaumku untuk mengeluarkan seluruh ke
i berbagai sisi membuat mereka yang sejak tadi berseru menginginkan kematian dari salah satu kaum itu panik. Terlebih ketika sang raja kegelapan mulai mengelu
mereka
u terjadi. Peperangan antar kaum tidak bisa terelakkan
*
jadi. Kini semuanya tampak damai. Para kaum berlalu-lalang, sali
Gadis itu hanya mampu melihat dari jendela kamarnya, menatap datar orang-orang yang berlalu-lalang di baw
a izin terlebih dahulu. Keduanya dengan serempak menunduk, setelah sampai di belakang
manggil Anda," ucap salah
leh dua pengawal tadi. Dagunya terangkat, tatapannya lurus ke depan. Langkahnya terdengar tegas, hingga su
aura yang dimiliki gadis itu. Tetapi, rupanya semua itu tidak membuatnya terganggu. Dia terus melangkah menuju ke pintu gerbang besar bna memasuk
itu terbuka, mempersilahkan sang gadis untuk masuk. Dengan mantap, gadis itu terus melangkah menuju ke tengah au
aja dari segala raja yang duduk di hadapannya. Setelahnya dia kembali menegakk
" Pertanyaan sang gadis membuat para pet
atu petinggi memperingati sang gadis. Tetapi rupa
kat tangan kanannya, memberi titah agar para petinggi ke
mu bahwa kau mulai sekarang akan dikembalikan ke ker
i syarat untuk memegang kerajaa
a rakyat pun tidak kumiliki setelah pembant
g sekal
telinga gadis itu. Walau begitu, dia masih bersikap santai. Dia
n terjadi jika ayahmu meng
r
a menabrak dinding dengan begitu kuat. Semua orang yang ada di ruangan itu seketika mem
n?" Walau begitu Sang Lord masih
jaran untuk si peludah, Yan
au
arah. Bahkan, sudah mulai mengeluarkan kekuatannya untuk menyerang gadis itu. Tetapi, dengan santa
nggi itu kembali duduk di bangkunya dengan wajah terteku
ut berdiri. Dengan menatap tajam gadis di hadapannya, dia berucap, "Dengan ini k