Mantanku CEO ku
a saja menolak jika bertanya tentang Asyila. Ada apa sebenarnya ini! Apa yang di sembu
indra mendengus kesal, tetapi Moniq tidak akan menye
ku sudah menunggumu sedari
ebaiknya kau pulang saja." usir Davi
harus menjadi miliknya. Berbeda dengan Davindra ia lebih memilih meninggalkan merek
tkan sekali."
ang mkliknya dan bermim
*
kaiannya lalu ia pun segera berpamitan dengan sang ibu. Asyila pu
lam dan sudah di sambut kedua temannya, Amel da
datang ke ruangan Asyila lalu ia menyur
ke ruangan saya." ucap Pak
ik
ti meja Asyila dan sekilas ia membaca berkas itu. Celia te
asa jam makan siang pun tiba. Asyila pun memindahkan data
pa juga ia mematikan laptopnya. Setelah kepergian Asyila, Celia dan indah pun mulai beraksi, mer
i kerjakan Asyila. Seteleh berkutat selam beberapa menit akhirnya Celia me
uruh Celia untuk lebih cepat."
kau tenang saja." uc
dan ia segera keluar bersama indah. Hati Celia begitu bahagia di sa
ila baru saja ingin duduk tetapi matanya tidak sengaja melihat kursinya agak berpindah posisi. As
lah?" tanya Amel, meliha
semangat kerja." jawab Asyila, i
Metting bersama klien. Tentu saja kedua teman Asyila sangat senang karena selama Asyila
ke ruang Metting, Celia sangat menantikan hal itu dimana Asyila akan di keluark
n itu semua, dan membuat temannya bergid
itu sih, jadi takut tahu."ucap In
a, udah kerja
sedangkan di ruang Metting Asyila pun mulai mempersiapkannya. Ada rasa takut dan senang bercam
atapnya lalu memalingkan wajahnya kembali dengan mode datarnya, begitu juga dengan Asyila ia berusah
ng akan mepersentasikannya kali ini, ia menarik napas dala
akhirnya, klien pun setuju untuk menandatangani ko
ng jawab sekali. Saya menyukainya, dan hasi persentas
an kliennya."Tuan terlalu memuji, ini semua karena mereka
a menatap Asyila dengan seseorang yang di kenalinya. Selesai dengan kliennya, lalu
masih ingusan sekarang kau sudah menjadi CEO
hu jika Sisil bekerja di kantormu, aku jadi iri padamu, kau berunt
g sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Begitu juga de
ya. Masih banyak pekerjaan."pamit
an ia pun terkejut saat Davindra memegang tangannya. Membuat Asyila terd
di sini." ucap Davindra lembut, t
rutungnya lagi kedua temannya sudah kembali ke ruang
ng berakting, lalu Asyila pun tersenyum ke arah Davindra
aku mau ke ruanganku sa-yang." u
an kepalanya saja. Sedangkan Asyila sudah seperti kepiting rebus wajahnya memera
mu memerah ap