Mantanku CEO ku
i Davindra."Tidak ada hubungannya denganmu Tuan,
ajah kesalnya ia pun kembali duduk. Kedua teman Asyila pun bertanya
kahkan kakinya keluar dari ruangannya. Di saat bersamaan juga Davindra pun baru kel
lagi keluar dari perusahaan dan ia lebih baik menunggu di pinggir jalan. Daripada harus menunggu di
di antar oleh Davindra, walaupun ibu sangat ingin bertemu dengannya
isah dengan Davindra. Asyila menarik napas saat Davindra keluar dari dalam mobilnya, lal
lagi. Karena aku bisa pulang sendiri, jadi urus saj
al itu, tak lama ojek pesanan Asyila pun datang lalu ia pun segera menaiki oj
ng." ucap Rama d
atakan hal itu." umpat nya la
karena Asyila takut jika Davindra mengikutinya, Asyila pun sampai
bahkan warnanya pun sudah pudar. Asyila keluar dari dalam kama
jawaban apa yang pas untuk di katakan kepada ibu jika suatu saat nanti ia
menuju kamarnya dan ia segera memejamkan mat
i kemarin ia pun tersenyum tipis di pantulan cermin lalu melang
sang ibu setelah itu Asyila pun segera pe
pun masuk ke dalam kantor, dan ia pun segera ke ruangann
orang yang begitu familiar baginya. Lalu Asyila menolah dan berapa terkejutnya saat ia tahu siapa seseo
ke kota ini, melihat raut wajah Asyila seperti orang ketakutan Ame
cet banget sih." ucap Amel yan
rja lagi." jawab Asyila berdusta, sebenarnya
li, dan Asyila pun melanjutkannya tetapi matanya sesekali melirik ke pintu lift
ah duduk manis lalu Nyonya Elma pun memberi tahu jika aca
pekerjaannya pun menatap sinis k
niq dan mereka setuju dengan pernikahan in
ung tangannya. Davindra menghembuskan napas kasarnya, ia benar-benar tidak
melupakannya. Tetapi takdir mempertemukan mereka kembali di kantor dan membuat Davindra semak
tertarik."ucap Davindra
apa lagi sekarang Ayahmu sudah tia
yang membuatnya pusing setiap kali bertemu. Sedangkan Moniq, menenangkan Nyonya Elma ya
ikirkan nanti darah tinggi Tante kam
duli, sedangkan kamu selalu saja menolak apa yang ibu k
nat untuk membalas ucapan dari sang ibu, lebih baik ia fokus pa
knya mereka akan pulang karena Nyonya Elma kesal dengan Davindra
endengarkan ibunya sendiri." menarik tangan Moniq."Apapun keputusanmu, ibu tidak akan
acak-acak rambutnya frustasi dengan ucapan Nyonya Elma yang terus memaksanya, tak lama pintu ruangan pun di buka k
, ini sakit." keluhnya sa
nt saja wajahmu sangat menj
dan ia tahu penyebabnya karena apa, pastilah ulah kedua wanita
suka, maka ker