icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Potret Sederhana

Bab 6 Mengenal Rasa

Jumlah Kata:1246    |    Dirilis Pada: 26/05/2024

Segelas wine di hadapannya tak ia sentuh sama sekali. Wajahnya tampak murung tak seperti Agni yang biasanya asik berjoget bahkan bisa menghabiskan beberap

menyuguhinya wine dan minuman keras lainnya itu sekarang terasa hambar. Seperti ruangan pekat penuh asap. Ia juga malas pulang ke rumah. Sedang Fa

tanya seorang co

urusan, biasala

cewek-cewek dengan pakaian kurang bahan lebih

, ia ingin pergi ke tempat yang tenang. Tempat yang damai dan sepi. Mungkin akan terasa nyaman jika m

Tuhan masih memberinya hidup untuk sebuah alasan dan sampai sekarang Agni tidak berhasil menemukan alasan itu. Ia kemudian menendang sebuah kaleng minu

bil salah satunya. Korek dinyalakan dan Agni mulai menyesap rokok itu dengan nikmat dan mengembuskan asapny

i mana ada sebuah taksi yang berhenti dan seorang co

g jam berapa ya?" tanya Agni pada seorang cow

es lebih menjurus ke takut

ebalnya yang kembali menyesap rokok da

rsilakan ibu itu. Taksi yang datang kembali dihentikan dan kali ini seorang yang cacat yang dipersilakan naik ke dalam

taksi itu hingga berhenti. Ditariknya tangan Banyu m

gn

nti dikasih t

alankan taksinya dan dengan rasa penasaran me

?" tanya Banyu pol

a pulang, lo aj

pa, udah

dan juga gemas yang dijawab Banyu dengan anggukan polos. Agni menggelengkan kepalanya heran dengan Banyu, dia ini baik, saking baiknya menjurus ke bodoh di benak Agni. Seumur hidup ia tida

****

ja sampai di kampus dan hari ini dia ada kelas pagi. Dengan terburu-buru gadis

uk

eorang hingga buku yang dibaw

urungkan kemarahannya saat melihat pias senyum r

k." Bayu berjongkok membereskan bukunya sedangkan Agni se

k-bisik membicarakan dirinya. Agni pun tampak memelototi gerombolan cewek-cewek yang duduk berdekatan dan terlihat anak gosip banget. Ditatapnya mereka sambil mengepal

en boro-boro masuk ke kuping kanan dan kekuar dari kuping kiri, materi itu seakan m

!" ajak seorang cowok

tiang bendera apa

i dong emang elo banyakan makan daging kelin

aneh yang imut dan menggemaskan. Banyu si marmut

mun mu

n sih

en baske

l. Lo jangan beraninya maen basket

time ya, g

i B

u saja selesai bersamaan dengan kelasnya. Agni melongok mencoba mencari sosok yang sudah past

iahnya masih satu jam lagi tanggung kalau ia harus keluar. Dan entah mengapa perasaan cemas dan khawatir mulai menghinggap di dad

ni segera berlari menuju tempat penyebrangan yang letaknya tak terlalu jauh dari kampus. Dengan terengah ia sampai di tempat penyebrangan dan m

mpilan hitam-hitam urakan ala anak motor lalu tersenyum, manis. Aroma khas bayi mulai mengusik Agni membuat ia yang biasa judes ikut-ikut ter

an macan yang pasti dilihat orang akan saling memangsa, tapi pada kenyataannya macan akan melindungi marmut dan marmut mengenalkan macan bahwa dunia tak hanya sebatas auman keras, tapi dunia penuh dengan suara seperti suara tetes

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka