Potret Sederhana
... Du
TO
ndrew yang dinaiki Farel menghentikan aktivitas keduanya. Farel membu
mati!" Farel mengacungkan jari
Agni saat m
terbengong melihat kehadiran lelaki asing itu yang tiba-tiba. Agni yang bergegas menghampi
engan ekspresi yang sulit dijelaskan antar
l membentak sambil menarik len
bagi Agni, sebaris kata yang baru saja diucapkan oleh Bayu
gue, Agni." Farel menekankan kata pacar di hadapan Bayu agar
Agni melepaskan cengkeraman tangan Farel dan mendorongny
di Agni bilang, kamu b
in orang nggak jelas kaya dia ini. Bi
atap Agni dengan cemas, sedikitpun ia tak ingin m
alapan kaya gini,
engan kehadiran Bayu yang seolah diterima baik oleh Agni, berbeda deng
bil bersedekap dada dengan angkuh, seolah ia bisa melakuka
yu
jari telunjuknya di bibir tipis Agni dan jari itu seolah menyih
h tahu kenapa malam itu hati menuntunnya ke tepi hutan yang biasa digunakan untuk balapan. Dan sepertinya memang bukan sebuah kebetulan saat takdir mempertemukannya dengan Agni. Gadis yang baru ia ken
dan baik itu adalah satu dalam jiwa manusia, tinggal bagaimana tiap manusia meyakinkan dirinya sendiri menjadi orang baik atau orang jah
iak yang dibalas Bayu dan Farel dengan
dua ...
zz
ar jantung Agni ikut berpacu lebih cepat sedangkan Andrew dan Rio bersorak menyemangati Farel. Agni mulai panas dingin, ia takut hingga keri
gni berbalik sambil menunduk, takut. Ia takut selamanya akan
ya dengan kasar membuat Agni seolah tersadar
an Agni mengangguk kecil sebelum melangkah mendekati Bayu. Sementara Andrew dan Rio
arel yang membuat Andrew dan Rio bergegas per
****
setengah berteriak saat mere
amu dari mana kok lewat s
ebetulan a
kdi
ku buat lewat sit
gnet yang membuat Agni selalu ingin kembali dan menetap di sana. "Btw kamu jago juga balapannya, k
angnya kenapa kamu
taru
H
tar
iapa e
sa f
g taruhan
u kalah aku jadi milik dia selamanya, dan tha
i
i melingkarkan tangannya ke perut Bayu secara tiba-tiba. Diam, waktu seolah berhenti saat itu. Jant
ersadar ia terlalu nyaman dalam posisi tan
ra melepaskan pelukannya di p
nap
au send
bawa kamu
erah
ya? Ah iya ak
ma
aan Banyu." Bayu segera tanc
itu sementara kepalanya ia sandarkan di bahu Bayu. Andai waktu bisa berhenti, ia ingin menghentikannya