icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Potret Sederhana

Bab 5 Tidak Ingin

Jumlah Kata:1022    |    Dirilis Pada: 26/05/2024

h turun dari bianglala tadi Bayu harus pergi ke tempat kerjanya dan terpaksa kini Agni sendiri. Masih ada Banyu memang, ta

lami disleksia."

ia masih tersenyum? Dia masih tertawa? Dia masih bisa bahagia? Dan Agni? Dia yang sempurna hanya diam dan mengeluh seakan menjadi orang pali

menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori

ondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga da

gsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas di area fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal disleksia bawaan adalah telat berbicara, artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik, kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep ruang dan waktu, serta kesulitan m

ulkan disleksia yang dialami Banyu setelah

u pasar malam hiii." Banyu bergidik ngeri. Entah s

al. Sekarang Agni mengerti kenapa gaya bicara Banyu terkesan seperti anak k

a Banyu yang diangguki Agni. "Ag

," ucap Agni menunjuk sebuah jam yang

m, kan matahari udah

a jijik berdekatan dengan orang seabnormal dirinya, seperti bayi, begitu kata anak-anak lain yang sudah barang tentu ucapan mereka melukai hati Banyu, tapi Banyu, dia bahka

enit dari Banyu," jawab Banyu dengan polosnya membuat Agni terbahak dibuatny

nyu menoleh. Seorang cowok dengan celana robek-robek, kaos abu-abu

tanya Agni sedikit tidak

," cibir Farel yang sebenarnya kesepian karena di klub tidak ada A

in ke

bertanya yang malah membua

sendiri?" tanya Agni yang diangguki Banyu dengan manis, persis seperti anak umur lima tahun yang paham dengan perintah

an Agni membuat cewek berpenampilan urakan itu berbalik badan. Sorot matanya kembali penuh ke

pis tangan Farel yang

sama lo." Farel meraih telapak

galkan Farel, tapi lelaki itu langsung merengkuh tubuhnya dari belakang dan menggenggam

menciumi tengkuk Agni seperti me

Lepas nggak!

, asal lo

ke

, tapi ia sama sekali tidak memiliki rasa untuk lelaki itu. Jauh di lubuk hatinya, ketakutan itu menjelma trauma yang mengendap dalam diri Agni.

ang dari pandangan dan pendengarannya. Kehampaan kembali memeluk dirinya hingga ia menggigil, merasakan betapa sepi dan sakit dalam hatinya seperti ingin meledak menjadi t

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka