icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TULPA (Permainan Cinta)

Bab 7 Rai dan Hilangnya Kelabu

Jumlah Kata:1013    |    Dirilis Pada: 26/04/2024

U

n Hilangn

tang! Karpet m

tidaklah dikunci. Dengan malas, kumelangkah membuka pintu rumahku dengan terpaksa, mempersilahkan gadis dengan rambut panjang, bergelomban

luntur juga." Rai

ya lalu melangkah berlengga

idak akan tenang. Mengingat sifat dan sikap sepupuku ini. Lihatlah, bahkan sekarang

dimelas-melaskan. Aku menurut, walau sebenarnya ingin sekali k

il ke arah pintu depan. Aku mengernyit mendapati beberapa anak laki-laki dan perem

uat main gapapa 'Kan?" Rai berdiri d

l-embel 'Mbak', padahal umurku hanya lebih tua beberapa bulan saja darinya. Karena tidak enak

s jajanan ringan dan kaleng soda. Gelak tawa terdengar nyaring. Kuputuskan untuk naik ke atas karena sejak tadi aku

e mana

ku lakukan," jawabku. Kuusahakan s

Entah mengapa setiap kali aku berlama-lama di keramaian, membuat tenagaku seakan terkuras habis. Apakah itu memang kelemahan seorang int

perasaanku merasa tidak enak. Apakah Kelabu marah? Atau, jangan-jangan dia menghindar

lab

e sudut-sudut kamarku, mencoba mencari sosoknya. Tetapi, nihil. Dari kamar mandi, lem

n? Hayo sia

n kecil lolos dari bibir ranumnya. Sepertinya dia senang telah berhasil membuatku terkejut. D

anyaku

ia mulai menggodaku. Aku mengedikkan bahu, memilih beranjak

Oke, sepertinya untuk malam ini aku ak

Aku melirik sinis ke arah Rai yang sejak tadi terus menyerocos sesekali memoleskan lipstik ke bibirnya yang bahkan sudah sangat berwarna merah. Lihatlah seka

ikapnya. Untuk sejenak dia berhenti. Lalu menggeleng heboh seraya

cantik jelita tiada duanya tidak akan berhenti

u, malas. "Kau sudah p

elalu dia bawa ke mana-mana. Lalu, dia mengomel pelan. "Apaan perfect! Li

membiarkan saja. Walau sejujurnya tanganku gemas untuk menampar pelan pipin

am pikiranku. Ke mana Kelabu? Dia belum juga terlihat samp

menatap ke arah sepupuku yang sudah berlari kecil ke arah lapangan b

akut jika anak itu tersesat mengingat akulah yang diberikan t

dong!" Dengan gaya centil

gadis itu memekik tertahan. Sekuat mungkin

mendengar suara yang tidak asin

. Kelam tampak menatap jijik dan ngeri ke arah Rai. Mungkin karena penampilan Rai yang terlalu mencol

rgaulannya aja udah ga

memasang wajah datarnya. Hingga sebuah tamparan keras melayang di pi

era menarik lenganku. Aku tersenyum tipis. Mungkin memang sepupuku yang satu ini terkesan anak nakal dalam berpakaian. Tetapi,

masih mendengar ocehannya. Antara ingin terkekeh geli karena kepercayaan diriny

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka