icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TULPA (Permainan Cinta)

Bab 9 Imaji

Jumlah Kata:985    |    Dirilis Pada: 26/04/2024

U

I

uk

mempertahankan wajah biasa-biasa saja, aku segera bangkit seraya menepuk-nepuk pelan rok sekolahku yang sedikit berdebu karena terjatuh. Kali ini aku

oi

sung membubarkan diri, tidak mau berhadapan dengan sepupuku yang entah mengapa akhir-akhir menjadi superhero untuk kehidupanku yang ke

dar akan lamunan. Dengan segera aku men

ma jadi bahan

gkahkan kakiku menuju ke sosok laki-laki yang tengah menyandar di dinding kelas. Kedua netranya menyorot ke arah benda pipihnya. Walau begitu,

jarak tinggi di antara kami yang sangat berbeda jauh. Bahk

eorang penguntit?" ucapku seraya me

a. Lalu, mengubah posisinya menjadi berdiri tegak, memandangku. Aku sedikit mundur ke bela

iri, jatuhnya kau terlihat sangat menyedihkan," balas Kelam menus

atap ke arahku?" Aku masih mencoba bersikukuh. Rasa penasaranku

ganku mengepal erat. Ingin sekali aku memberikan bogeman mentah pada wajah tamp

inya di dahiku. Tidak terlalu keras, tetapi c

ia masukkan ke dalam saku celana. Dih, apaan itu? Sok cool. "Oh ya ...." Kelam

pandang dengan Rai. Rai hanya mengedikkan bahunya, tidak tahu. Tidak lama kemudian, bel masu

kan baru menginjak usia dua puluhan. Dia tersenyum manis, merespon tatapan bingung dari teman sekelasku, begitu pula deng

ak Tiara, dia senior kalian yang lulus pada tiga tahun yang lalu. Kak Tiara ini adalah penulis yang akan sediki

, B

an malas. Tetapi setelahnya aku kembali memfokuskan atensiku ke arah Kak Tiara. Mendengar dia adalah penuli

, sudah tahu kan nama kakak? Nama kakak adalah Kak Tiara. Kakak datang ke sini untuk sedikit memberikan

menahan tawa geli, ada juga yang berbisik satu sama lain. Aku tidak peduli. Hanya aku seorang yang me

amu, Dek?" tan

membalas lantang. K

a mengangguk pelan, seakan-akan dia tengah menyindir teman-teman kelasku dengan kalimatnya. Oh, atau memang it

kembali memandangku dengan tatapan teduhnya. Aku terdiam

asaan?" jawabku

ta, "Itu juga benar. Tetapi, bu

sangat indah tetapi juga mengerikan. Sesuatu yang menyenangkan teta

memandangku dalam. Ada apa ini? Kenapa aku merasa cemas

yang." Suasana kelas menjadi hening. Dapat kupastikan teman sekelasku juga menegang. Wajar cerah K

lian kenal d

*

gal. Aneh ajalah hahaha," ucap Rai dengan tawa garing di akhir kalimatnya. Aku hanya tersenyum tipis

h? Aku akui bahwa aku adalah gadis dengan beribu imajinasi. Aku menghe

tulus. Jarang-jarang sepupuku i

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka