icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TULPA (Permainan Cinta)

Bab 8 Keanehan

Jumlah Kata:854    |    Dirilis Pada: 26/04/2024

U

Kea

rut berkibar. Mengembuskan napas sekali lagi, sudah satu minggu sosok Kelabu menghilang. Entah ke mana dirinya pergi

akhir ini berhasil membuat jam tidurku terganggu. Terkadang, pukul dua pagi aku terbangun, terkadang aku baru bisa terlelap

dengan gumaman saja. Putus cinta? Aku pun tidak tahu apa yang

hin

Dia berdiri di sampingku yang berjarak beberapa langkah dari tempatku duduk. Kedua

ura tidak mengerti. Entah mengapa Kelam akhir-akhir ini s

erendahkan. Sedangkan aku hanya dapat diam menahan kekesalan.

nit, dua menit, terus berlanjut. Aku yang berpikir bahwa tidak ada yang akan dibicarakan lagi pun

ius, jau

bicarakan. Aku tahu betul siapa yang dia maksud. Yang menjadi per

lasannya," j

selalu diam atau membalasnya dengan kalimat yang berbelit-belit. Tidak bisakah dia mengucapkan

a aku soal kalian," balasku yang menurutku cukup masuk akal. Yah, kupikir

api tentangmu, Kejora!"

elam. Dan berhentilah menyuruhku untuk menjauhi

sangat baik denganku? Lalu, apa alasanku untuk menjauhinya? Ah, mungkin ini hanya akal-akalan Kelam saja. Bukan

mulai memudar, tetap saja ada satu-dua orang yang masih membully-ku. Ingin sekali tertawa keras, menertawakan mereka. Coba saja ada Kelabu di s

ora

tung, detak jantungku terdengar begitu cepat, dan tanpa sadar aku menahan napas. Sosok yang selama in

ari Kelabu yang menyapu pipiku. "Aku merindukanmu." Suara serak itu

sangat, sangat merindukannya. Tetapi, yang bisa aku

." Sialan

hat perubahannya. Kelabu terlihat lebih ... kurus? Bahkan, pancaran matany

ik-baik

tidak berhasil membuat rasa khawatirku menghilang. Sudah jelas bahwa Kelabu

a semakin erat tetapi tidak membuatku tersiksa karenanya. Degup jantungku berdetak tak karua

rong tubuh Kelabu untuk menjauh. Dapat kulihat tatapan

per

gesa ke arahku seketika beralih menatap punggung Kelabu yang p

ara cemprengnya. "Mana sepi lagi, hih!" Dia bergidik di akhir kalimatnya. Aku hanya memu

gan bilang kamu habis kesambet setan?" Aku berdecak malas menden

berdiri di balik dinding. Menatapku dengan tatapan cem

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka