icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TULPA (Permainan Cinta)

Bab 5 Bersamanya

Jumlah Kata:1176    |    Dirilis Pada: 26/04/2024

U

ersa

A yang sama denganku. Bahkan, dia dengan semangatnya berujar 'hai' saat pertama kali kumembuka mata. Tentu

lajaranku. Tidak tahu pasti apakah dia benar-benar membacanya atau hanya membolak-balikkannya saja. Aku mendekat, mengajaknya untuk turun ke bawah. Beberapa

apkan roti selai untuknya dan untuk diriku sendiri. Sepertinya mam

berkedut, tak tahan untuk melengkung–tersenyum. Aku tidak peduli dengan kunyahanku yang semakin melambat karena asik menat

nya mengangguk dan mengambil tas

ulalui menatapku aneh atau semacamnya. Hanya dengan adanya Kelabu, aku merasa bahagia dan berwarna. Tidak terasa, gedung sekolahku sudah terlihat. S

asakan tangan kananku digenggam. Kelabu, menggandengku. Bahkan, dia menepuk pelan tangan kananku yang dia genggam, t

ontaran ketidaksukaan secara terang-terangan aku dengar. Dapat kurasakan genggaman Kelabu semakin mengerat. Kami terus melan

kamu bakal pindah dari sini?" t

ang kekasih itu. Aku tersenyum miring, saat melihat tan

apa tadi?!

ah!" t

ak

an kesakitan membuatku kembali menoleh. Di depan sana, Diana tersungkur dengan tidak elitnya. Kutatap Kelabu yang kini memasang ekspresi seram nan dingin. Bahkan, gen

menggelegar. Membuat para murid yang menonton keributan yang kami ciptakan s

kut bapak!

enapa harus dipapah segala? Aku tersadar ketika Kelabu memanggil namaku. Wajahnya tidak seseram tadi, kini dia sudah

*

dapatkan hukuman. Uang benar-benar segalanya. Hukum dan keadilan sudah tidak mempan dan berguna lagi jika dibandingkan dengan uang. Me

um. Sejak tadi genggaman tangan kami tidak pernah lepas. Kugembu

rpustakaan," ujarnya yang ma

uman buat mereka coup

dak terima dengan perbuatannya barusan. Tetapi melihat ekspresinya yang

ra kasar, Canti

i menjalar ke pipi hingga telingaku. Ah sialan, jangan bilang aku merona?! Tida

merah, ka

a bahkan tidak menyadari itu. Tanpa menjawab, aku melenggang pergi. Genggaman tangan kami kulepas, tidak peduli

anku sudah terdapat salah satu rak buku yang sangat kotor

u saja. Ayo, kita bersihkan bersama-sa

n bertanya apakah aku baik-baik saja? Lagi-lagi aku harus menahan salah tingkahku karena perbuatannya. Karena aku terus-menerus bersin, Kelabu berinisiatif untuk mengambil alih membersihkan debu

bas, siap menghantam kerasnya lantai. Di posisi ini, wajah kami sangat dekat. Kutatap manik mata hijaunya yang mengkilap. Waktu seakan berhenti, ka

capku gugup setelah

daan. Dia kini menggaruk pipinya. Aku berdehem pelan, melanjutkan aktivitasku yang sempat tertunda. Mengingat kejadian barusan membuatku ingin menjerit sekeras mungkin. Astag

h menunjuk pukul tiga sore. Kulirik Kelabu yang tengah duduk di sampingku seraya melamun. Tidak sepertiku yang su

kku. Dia menoleh

anya tersisakan anak-anak yang memiliki jadwal e

ku, memastikan Kelabu akan datang ke

ku akan menjagamu? Dan sekarang adalah waktunya

jinasi akan datangnya sosok pangeran untuk menemaniku akh

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Lilin2 Bab 2 Siapa Dia 3 Bab 3 Kelabu4 Bab 4 Obat Penenang5 Bab 5 Bersamanya6 Bab 6 Pengganggu7 Bab 7 Rai dan Hilangnya Kelabu8 Bab 8 Keanehan9 Bab 9 Imaji10 Bab 10 Mimpi11 Bab 11 Kue Kering Harapan12 Bab 12 Cewek Gue!13 Bab 13 Menghabiskan Malam14 Bab 14 Alasan yang Belum Terkuak15 Bab 15 Aku Ratunya16 Bab 16 Samar17 Bab 17 Sesuatu yang Tidak Dimengerti 18 Bab 18 Pesona Kelabu19 Bab 19 Penjaga20 Bab 20 Kericuhan 21 Bab 21 Sikap Aneh sang Mama22 Bab 22 Sayang23 Bab 23 Bicara Sama Siapa 24 Bab 24 Kecelakaan25 Bab 25 Sang Mimpi26 Bab 26 Tidak Peduli27 Bab 27 Calon Mertua28 Bab 28 Penganggu Harus Mati29 Bab 29 Malapetaka30 Bab 30 Dua Sisi pada Satu Sosok31 Bab 31 Siapa Cewek yang Bersama Kelam 32 Bab 32 Alur Mulai Berubah33 Bab 33 Semakin Kacau34 Bab 34 Semuanya Hanya Drama35 Bab 35 Belum Bisa Melupa36 Bab 36 Permintaan Iqbal37 Bab 37 Menghindar dan Pernyataan38 Bab 38 Bingung39 Bab 39 Kembali dirundung40 Bab 40 Tentang Peringatan, Pertanyaan dan Luka41 Bab 41 Terjebak di Situasi Berdua42 Bab 42 Siapa Sang Karma 43 Bab 43 Jam Tangan Kuno44 Bab 44 Bertengkar45 Bab 45 Pertemuan Pertama dengan Sang Imaji46 Bab 46 Bola-Bola Ingatan47 Bab 47 Masa Kecil yang Hampir Terhapus48 Bab 48 Fakta Mengejutkan Kelam49 Bab 49 Makam Ayah50 Bab 50 Tunangan 51 Bab 51 Kapan Nyusul 52 Bab 52 Waktu Bersama Kelabu53 Bab 53 Dejavu54 Bab 54 Paket Misterius55 Bab 55 Foto Petunjuk56 Bab 56 Obrolan yang Berat57 Bab 57 Tetap Menjadi Bu Bos58 Bab 58 Dia Pelakunya59 Bab 59 Tawaran dan Perjanjian60 Bab 60 Perlombaan Antar Kelas61 Bab 61 Kejora vs Gladia62 Bab 62 Kejadian Beruntun63 Bab 63 Bukan Kabar Baik64 Bab 64 Kejora–Kelam–Gladia65 Bab 65 Tidak Ada Hubungan Apa-Apa66 Bab 66 Bertemu Orang Tua Kelam67 Bab 67 Kehangatan Keluarga68 Bab 68 Dance With You69 Bab 69 Penolakan70 Bab 70 Teman Baru71 Bab 71 Kepergian dan Satu Fakta72 Bab 72 Koma73 Bab 73 Jam yang Sama74 Bab 74 Teka-Teki75 Bab 75 Misteri dan Jawabannya76 Bab 76 Benang Merah77 Bab 77 Perjuangan78 Bab 78 Tawaran Pertukaran Jiwa79 Bab 79 Perjuangan 280 Bab 80 Kembali Pulang81 Bab 81 Kesempatan Kedua82 Bab 82 Penjelasan83 Bab 83 Penjelasan Bagian Dua84 Bab 84 Memulai Lembaran Baru85 Bab 85 Calon Istri86 Bab 86 Balikan 87 Bab 87 Dinner88 Bab 88 Dimabuk Cinta89 Bab 89 Berdamai90 Bab 90 Belajar Bersama91 Bab 91 Kilas Kisah Gelang92 Bab 92 Bahagia yang Sederhana93 Bab 93 Menuju Ending94 Bab 94 Ending