TULPA (Permainan Cinta)
U
Kel
kini sudah berguling-guling di atas kasurku dengan santainya. Aku hanya menghiraukannya, toh dia tidak mengangguk
jamkan mata, menahan malu. Dapat kurasakan, rasa panas menjalar hingga
kau menyetujui perkataanku bahwa pertemuan k
e sekeliling kamarku, mengal
ujarnya santai, membuatku mendengus. "Kau mempunyai sesuatu untu
da terdapat lima kue kering sisa jajan sekolahku. Kulempar ke arahnya, yang dengan sigap Kelabu tangkap. Kedua mata
bu jarang makan, sampai seperti itu? Kedua mataku terus bergerak, menilai sosok Kelabu. Mendengus, ketika mengingat
mulai menutupi netra indah itu. Ingin sekali aku mencukurnya. Mema
etika membacanya. Kau terlalu menjiwai setia
sik dengan buku kumpulan qoutes yang aku buat selama ini. Rasa malu kembali menjalar, tetapi akhirnya aku m
au ini apa?"
tipis. Beranjak menuju ke arahku yang duduk di
kan pandanganku dari sosok Kelabu yang kini berdiri di depanku dengan senyum menawannya. "
aku di sini
enghiasi kehidupanku yang abu-abu. Dan, saat ini juga aku mulai membuka kedua tanganku, menyambut kedatangan Kelabu. Mun
*
kemarin aku berikan, dapat kusimpulkan bahwa dia menyukai kue kering. Benar saja, saat melihat beberapa kue kering di tanganku, dia langsung berbinar dan merebutn
ok, sediakan kue kering lagi untukku," u
ingkahnya. Walau sebenarnya, di hatiku yang pali
kau datang la
datang ke sini!" uj
lasannya berada di sini. Karena aku, tidak membutuhkan semua itu. Aku sadar, aku membutuhkan Kelabu, karena itu aku akan
mu Kelabu?"
"Tanyakan saja pada pem
yang memberi na
mbersihkan dari sisa-sisa kue kerin
tahu," bala
atku bahagia. Mungkin karena tidak terima, dia membalas melemparkan boneka itu kepadaku. Tetapi, karena aku sigap menghindar, lemparannya melenceng
mu Kejora!"
kalau bisa
r pandang. Kuberi kode agar dia bersembunyi dan dia menurut. Setelah dirasa aman, aku m
nya. Sontak aku mengangguk. Dapat ku
esuatu dari mama 'Kan?" Sekali lagi aku menggeleng. Membuat mama mengangguk,
sekolah," ujar mama. Aku lagi-lagi mengangguk saja. Kututup pi
ng kepada mamaku. Tentu saja itu tidak mudah. Kup
h. Mamaku sudah
gekor di belakangku. Kami duduk berhadapan. Hening, tidak ada kalimat yang terlontar dari bibir kami. Ak
ya kamu tidur Kejora," ujar
enapa kamu tidak ikut ke sekolahku sa
rut dan segera beranjak menaiki kasurku. Kutatap Kelabu yang kini
sah kamu pikirkan
umannya. Tidak lama kemudian,
mbung