Gelora Berbahaya Sang Pengacara
i Dona meringis kesakitan. "ARGHHH!" ringisn
. "Katakan! Apa kau masih mau membantahku Gadis bodoh?!" ge
ulangnya lagi
skan,
skanmu Gadis bodoh! Sebelum k
trinya, "Saya mohon jangan sakiti Dona Mih. Kasihanilah kam
sinis. "Bawa dia, dan hukum dia!" perin
memberontak. Namun, tiba sa
Tuan, baik Tuan saya akan segera kirim dia untukmu. Anda tenang saja!' raut w
egera meminta Dona untuk memakai pakaian yang dia pilih.
ikan itu. Almaira segera memeluk putrinya, dia menciumi bahkan tak mau melepa
kamu," Almaira mengajak Dona untuk segera mengobati lukanya,
snya menatap tajam Almaira, tatapan itu seolah tidak ingin dibantah. "Dan kau Dona segeralah kenakan baju
ni tidak ada pilihan lain baginya untuk menolak permintaan S
para pria mata keranjang semua menatap pada Madona deng
nanti!' umpat Dona membatin, ia terus berjalan mengayunkan kakiny
ang sopir mempersilakan Dona
i sana. "Ayo jalan P
*
na mulai menuruni mobil itu, dan berjalan menuju lobi.
hotel. Namun, tiba-tiba saja ponsel Dona berderi
ai di hotel setelah ini ap
inkan! Saya hanya inginkan Video adegan
ak, say
yikan wajahnya dari kamera. Biarkan saja w
k saya
di salah satu sudut ruangan dekat pintu
ak And
!" Ardhan berseru menatap Dona
onselnya. Sejenak berdiam diri mengumpulkan kep
t menuju salah satu kamar yang telah dipesan. Dona berjalan di belakangnya terus mengikuti langkahrnya berada di lantai berapa Tuan?" walaupun takut Dona tetap berusaha m
t terbuka membuy
tangan Dona, menyus
n kamar paling ujung, "Masuklah saya harus membeli s
jang Dona masuk ke
L
buh Madona masuk k
i dorong kuat oleh Ardan. Sedang di dalam rua
a-tiba saja asap muncul dari rongga pi
idak tahu apa yang terjadi sebelumnya. "Aishhhhh sial apa yang ter
t, sebelumnya dia tidak menyangka kalau di sampingnya telah berdiri seseorang. Di dalam
au bisa menolakku tapi tidak jika setelah aku melucuti
n merasa takut, tapi malah
di seharusnya pertanyaan itu untukmu. Kau jangan menyesal jika kau t
tr
pat melihat wajah tampan sang pengacara itu, "Kau memang menggemaskan A
jadi kau tidak akan pern
an, siapa juga yang mau menyakitimu ak
membekap Dona d
nyerangnya. Namun, sebisa mungkin Dona mencari cara untuk Ar
sejenak, sesaat kemudian Dona mendorong tubuh den
dan tersenyum menyeringai, dan mencibir Dona. "Dasar
kembali mendorong tubuh setengah polos itu. Dona
pa aku yang
alagi! Kenapa