icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gelora Berbahaya Sang Pengacara

Bab 9 Menemui Madona untuk Menghukumnya

Jumlah Kata:1029    |    Dirilis Pada: 15/03/2024

dari Orang ini Tuan,” Abdi seraya mengulurkan jari telunjuknya pada or

meraih dagu orang tersebut. “Katakan padaku apa Madona tahu soal perekaman aktivitas malam itu?” dengan kasar Ardan men

a ia tidak membuka suara, “Ayo katakan apa kau tuli

kan Tuan? Saya sama sekali

ebut, hingga ucapannya kembali terpotong. “Ayo mengakulah? Kat

pun, ia tidak memberinya kesempatan untuk berbohong. “

tu turut serta dalam rencana ini,” dengan

ia ini memang bedebah!” ujar Abdi sambil ber

berbagai pukulan pada pria itu. “Berani sekali kau menjebakku, nama bai

BUGH

hampir mati jika tidak di halangi oleh Abdi. “Cukup Tuan! Jangan

ancurkan nama baikku!” amuk Ardan mencoba mel

tuk saat ini,” Abdi semakin me

“Kau ini Anak buahku jangan bertindak bodoh, lepas

melepaskan pegangan tangannya, “Maafkan atas ke

lancang Abdi!” Ardan segera bergerak mengayunkan kakinya meninggalkan ruangannya, dan memerintah Abdi. “L

i segera melakuk

ebarluaskan video asusila bosnya itu, dan memenjarakan pria be

itu pun segera menyeret paksa pria d

jara.” Pria itu mengamuk, bahkan meronta untu

sempurna, dan gigi geraham merekat hebat

a ampun. Sosok itu mengiba namun tetap saja Ab

elah memasukkan pria itu ke dalam mobilnya. Ent

nnya itu pergi, Abdi pun lant

jalankan pekerjaannya sebagai pengacara kondang, yang kerap wara-wiri ke berbagai media kaca. Namun kini harus menghadapi sebuah kasus yang sangat besar s

bos besar itu, dan meletakkan pantatnya di so

ar kursi goyangnya itu. “Aku mau kau menghendel semu

inan tuannya itu. “Anda mau ke mana Tuan?” Abdi lant

stennya itu. Kali ini Ardan tidak memberitahu urusan pribad

’ batinnya terus menatap Ardan yang

*

a sedikit. Pria-pria hidung belang berdatangan menjajal semua

mpu malam itu. Sosok pria itu turun dari dalam mobilnya, dia adalah Ardan Argantara

emua menggoda bahkan memohon agar Ardan menyewa mereka. Namun, ke datangan Ardan ke tempat ini

engar menggema di setiap ruangan, dan membuat

u, ia lebih memilih menyambut Ardan. “Saya sangat sen

n jalang itu?” Ardan melirik pada Sandra. Samb

tar Sandra menjawa

menggigit bibir bawahnya, ia sangat gug

kau panggil Madona sekar

ergegas menemui Madona yang saat ini ma

dur di depan pintu kamar putrinya. Sandra pun lantas membangu

ya, ia pun tidak senga

, dan meminta pada Sandra untu

hukum dia lagi, kasihanilah di

ka pintu ini!” ketus Sandra menying

terjatuh ke lantai,

sementara di dalam kamarnya, ia menatap

tas menole

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka