Gelora Berbahaya Sang Pengacara
kalnya itu. "A-yo Dona menarilah di atas sana," Ardan mengeram merasakan goyang
geluarkan suara yang menyebalkan bagi Dona. "Tidak bisakah k
t sekali aisssshhhh," desis Ardan
" Dona mem
bahkan tubuhnya di atas tubuh Ardan, dengan keringat hangat dan lengketnya ketika kulitnya bersentuhan. Dona tersenyum tipi
saat ini dia sedang dalam baha
tempatnya berbaring, dan kembali merebahkan tubuh
" Ardan tersenyum menyeri
ya saat Ardan mulai be
itas tadi,' batin Dona bergidik ngeri menata
tarikan hebat dari sang Madona. Dona terus berusaha berontak. Namun Dona tidak b
ita sudahi permainan ini,"
rtawa menggema di set
rik ke lubang hitam birahinya, sementara A
nnya. Sesekali Ardan menyeringai melihat tubuh polos di bawahnya mulai menyerah, dan me
tak Dona mengeram saat sesuat
am sekejap Ardan memutar tubuhnya sejenak mengubah posisi. Kemudian,
pinggul itu ke arah tubuhnya, dalam sekali hentakan
hebat meluncur bebas begitu saja dar
enjadi malam panjang kita Dona," se
inggulnya tanpa ampu
i Ardan, dia sedikit maju. Tapi, Ardan pun ik
merasakan permainan tidak biasa, saat ini dia m
Hem, bukankah kau bilang
Ardan, Stop
ngan permainan ranjangnya. Sejenak Dona melirik ke arah milik Ardan, dalam sekejap di
elah menegang sempurna. "Apa kau menggunakan pil kuat? Kenapa k
ginkan bukan? Selain uang kau juga mencari
biadab!" umpat
miliknya, "Kau yang biadab Dona telah membuat beni
masa subur saat ini. Sedangkan, Ardan tidak memakai pengama
ap mulut Dona denga
bisa hamil aku akan dengan senang hati
lengah Dona segera mendorong tubuh Ardan, dia segera bangkit dan b
tkan permainan ini!" ucap Dona
u akan memakainya. Tapi kau yang memasa
umpat Do
tap wajah Dona yang berhasil dia permal
segera membuka benda yang di bungkus foil itu, dan me
ek bungkusan itu, tapi pada akhirnya Dona pun tersenyum setelah
a? Apa kau
i mengumpat
i masih saja malu-malu kucing!" cibir Ard
rsentuhan dengan Ardan. "Tunggu dulu!" Don
itu pada dua buah di bawah lehernya. "Aku ingin
Inilah yang aku suka darimu, cepatlah duduk dipangkuank
nikmatannya, dan mulai memainkan silue
an dengan Dona, kini wajahnya tenggelam
esah mulai terpanci
gerak lebih cepat
ngat, dan pekikan kenikmatan it
nyerah. "A-aku sudah tidak sanggup lagi," Dona melema
ntar lagi
cu pinggulnya, d
IN
jagat Maya mulai dihebohkan
misterius yang meminta Dona untuk men