Mbak, I Love You
a membuka mata namun hanya sekejap ia kembali menutu
angan hangat itu menggenggam tangannya erat. "Kak, kakak sudah bangun?"
ari mulutnya. Innara memandang ibunya
nita itu lantas berdiri dan menekan sesuatu di samping tempat tidur Innara. "Apa yang sakit,
jadi? Tanyanya lagi dalam hati. Sebelum ia sempat menjawab pertanya
ali Anda ingat?" semua pertanyaan itu Innara jawab satu persatu, kecuali pertanyaan terakhir.
aik saja. Dia hanya masih mengalami shock saja.
rdua dan ibunya duduk di kursi yang ada di sisi kanan tempat tidurnya. "Kakak ma
di, Bun?" tanya
g mengantuk yang menabrak kakak dalam per
. "Cuma kakak. Pengemudi truk itu bahkan baik-baik aja. Gak luka, gak l
irih yang membuat ibunya meman
waktu itu." ucap ibunya kembali meneteskan airmata. "Bunda bener-bener takut kalo Kakak gak buka mata ka
. Buktinya, kakak masih hidup sekar
p airmatanya dengan kasar, meraih tisu yang
saha untuk duduk dari tempat tidurnya dan ibunya membantu dengan menaikkan bagian belakang tempat tidur. Innara kala itu mengernyit
akan meninggalkan bekas luka operasi nantinya." L
hnya hilang-tentunya akan bisa ia samarkan dengan salep luka dan ia juga
aminan kalau begini." Ucapnya liri
ianya dan menyapa tamu sambil duduk membuatnya merasa risih sendiri. Namun yang membuat Innara h
pada ibunya dan ibunya tampak
an wajah dan mengusap airmatanya lagi. "Bunda kenapa?" Tany
ra yang bebas dari infusan. Namun alih-alih bicara, ibunya malah kembali menangis. Innara menger
kan diri, Bun?" Innara meng
pala dan memandang Inn
ai merasa ada yan
epuluh hari." Jawab ibunya lirih
gi perkataan ibunya. Ibunya menganggukkan kepala. Itu bera
. Namun pria itu tidak ada disana. Hanya ada ibunya saja disana, tidak ada siapapun. Mungkin saat ini sem
dengan lantang. Ibunya tidak menjawab. "Bagaimana den
ng membuat Innara kembali mengernyit bingung. Ia sangat tidak suka m
Innara ingin tahu. Namun ibuny
ang menjelaskan." Ucap ibuny
ai dua hari kemudiannya-saat Innara dinyatakan boleh pulang dengan berbagai aturan-Rayka
ya, ibunya dan juga neneknya yang sudah tidak terlalu sehat. Innara bertanya-tan
uah mobil yang Innara tahu merupakan milik Rayka sudah terparkir disana. Hal itu lag
annya. Semuanya terlihat jelas dari foto-foto yang disandarkan di depan
keluar besok?" Azanie memandang Innara dengan dahi berk
ni?" tanya ayahnya pada A
ikahan Azanie dengan Rayka yang pastinya terjadi beberapa hari yang lalu. Saat dimana seharusnya hari itu menjadi hari membahagiakan untu
uanya? Inikah alasan kenapa Ray
n pada Innara seolah menghilang begitu saja? Innara hanya bisa me
ara ayah dan juga adiknya. Ia meminta ibunya untuk mengantark
nya. Tapi Innara merasa hal itu tidak ia perlukan lagi sekarang. Karena jawab
nya kalau Bunda keluar." Pinta Innara dengan
a yang sudah melahirkannya itu meninggalkan Innara sendir
ecewaan dan kesedihannya dengan menangis. Lagi dan entah untu
Innara jatuh tertidur dengan bantal yang basah oleh airmata. Dan berhari-hari setelahnya, Innara m