Mbak, I Love You
ak iparnya, Galih. Dia baru saja sampai di Bandung dan ka
pemilik café sekaligus sahabat kakak iparnya, Gibran menyapanya. P
ambil tersenyum miring kepada pria ya
-kakakmu?" Galih balik bertanya namun tangannya be
" Jawab Halil malas-malasan. "Gue mau makanan yang enak dan bikin kenyang." Ucapnya yang tahu kalau Galih sedang mencari
g sudah lewat dari waktunya. Yang dia lihat hanya beberapa anak muda yang sedang duduk dan nongkrong dengan laptop menyala d
n ini café. Orang lain udah bangkrut, tapi loe bi
menutupi rasa bangganya. "Tapi tetep, kalo dibandingkan sama perusahaan keluarga kalian, waktu yang gue h
liki tanggung jawab untuk melanjutkan usaha hotel dan restoran keluarganya. Dalam hatinya, Halil merasa takut kalau d
n dengan usaha hotel dan restoran keluarga mereka. Dia yang dulunya suka berkelana, mengatakan kalau dia merasa mumet karena terus menerus tinggal dan mengurusi
ipercayakan oleh kakek-nenek serta orangtua, paman dan bibi mereka kepada mereka berdua sebab sepupu-sepu
latihan dari kakek dan ayahnya tentang pengelolaan kedua usaha itu, namun fakta di lapangan seringkali tidak sama dengan teori, tidak sama juga dengan logika-l
aha yang sudah dirintis selama puluhan tahun karena ketidakm
besar itu rusak karena satu hal yang kecil, macam gigi." Ucap Galih dengan ekspresi serius. "Awalnya kita tidak merasakan apa-apa dengan gigi kit
memang tak sebesar ujung jarum, tapi ternyata di bagian dalamnya sudah dima
adalah memuaskan pelanggan, dan kepuasan pelanggan itu biasanya berasal dari hal yang kecil. Memang kita tidak bisa memu
mengontrol mereka supaya mereka memberikan pelayanan yang terbaik pada konsumen kita. Sudahkan kita-sebagai
remeh oleh pemilih usaha, tap
ang yang dipercaya untuk melakukan itu. Tapi mereka tidak tahu kalau bisa saja orang yang mereka perca
ng tidak peduli pada tanggung jawab. Mereka cukup merasa kalau mereka sudah mengerjakan peke
g terjadi. Misal dengan memecat orang yang sedang berada dalam kondisi malan
tidak masuk akal. Kesombongan membuat para resepsionis memandang rendah tamu yang me
rvey ya?" Tanya Halil seraya m
" Jawab pria itu dengan santainya. "Dan ya, kalau loe mau jadi pemimpi
Beliau itu bisa jadi kelihatan gak peduli, tapi hal yang kecilpun beliau bisa tahu. Loe sebagai k
an lantang dengan nada kesal itu berasal dari seorang pria yang duduk di meja