Menikah Demi Perceraian
memutar tubuh, begitu dirinya yang kala itu tengah berdiri menghadap meja
an, seketika menghentikan langkah, menoleh ke a
u dapur dengan tatapan tajam. "Udah dua kali loh, Uncle ning
ero me
njuknya yang mengacung di depan bibir, memberi t
dangan. "Uncle gak boleh seenaknya gitu, dong. Grepe-gre
erhadap Vero, sebab suami tampannya itu, kembali melakukan
a di ruang tamu, setelah membuat jantung wani
nak Reva bekerja lambat, sama sekali belum
kit memberi tekanan, agar memb
enakak-kanakannya, yang acap kali begitu bebal, meman
gan tatapan jengkel. "Jantung aku tadi hampir copot, gara-gara Uncle tiba-tiba cium aku. Abis itu, Uncle lagi
ermukaan wajahnya menggunakan tel
upkan bingkai birai cukup rapat, mencoba menahan rasa
an lagi pandangannya dengan
nya ke arah Vero dan memberi suaminya itu tatapan garang, tidak
mulut pria tampan itu sedikit menganga, belum semp
g aku masih bisa ngasih toleransi." Reva menyedekapkan kedua lenga
, mungkin Uncle baru berani cium aku aja. Siapa tahu, kalau udah lama, ntar Uncle berani unboxing aku. Aku gak mau dan gak bakal te
iem!" pungkas Reva, masih tidak
ung di bibir, memberi titah pada Vero dengan penuh tuntutan
at ngomong sama Uncle, jadi aku mau luapin semua kekesalan aku, sekarang!" Reva mengoceh dengan
skan persendian di kedua bahu, me
sang istri sedang bersikap keras kepala, rasanya percuma saja, memint
bikin sikap orang berubah, cuman dalam waktu
ntik itu menundukan pandangan, memutuskan ko
an kerutan yang cukup dalam, sampai membuat keduaseluruh atensi pada setiap keluh kesah yang
tampak begitu menggemaskan dalam pandangan Vero, hampir saja melenyapkan rasa k
kan manik hazel indahnya yang gemetar dengan manik jelaga Vero, menata
as menggeleng tak percaya, sebelum kemudian mulai mengayunkan tungkai, be
tatap dengan Vero, wanita cantik itu menata
lau Uncle ngelakuin itu pas k
u saja melakui celah antara bingka
buh Reva, Vero tersenyum melihat juga mendengarkan
nggalin aku, pas Uncle abis cium a-" Ocehan Reva terhenti, tepat saat wanita canti
menganga. Mendadak, suaranya seperti tertahan,
uh, mencondongkan diri ke arah Reva, memastikan posisi waja
nya mengatup sebentar kemudian mengerjap
-h
tau saya, kalau lain kali saya nyium kamu, sa
nut saja, langsung menganggu
um kamu, saya gak bakal langsung pergi. Kalau perlu, langsun
enelan ludahnya lagi dengan kepayahan. "M
emberi usapan sayang di sana. "Nih," ucapnya sembari mengulurkan tangan, me
bingung benda pipih itu
kamu, n
, menyorotkan kete
bil tersenyum. "Iya
am genggaman Vero. Ia menelan ludah kasar dengan susah payah.