Menikah Demi Perceraian
li perkataan Vero dengan intonasi s
memberi tarikan pada tangannya yang masih Vero genggam, g
ke arah Rev
adi bila
g ma
an hampir terjungkal, karena saking kagetnya denger
au mandiin kamu, kar
at. "Iya, itu. Uncl
mposisikan diri agar bisa berdiri saling berhadapan
nyit, keheranan. "
mana, mau mandi sendir
pilihan ketiga? Misa
bebal dan sedikit sulit diatur itu dengan tatapa
t aku. Curang itu namanya," prote
vaa
k sebal sambil mencebikan bibi
h, kalau kamu minta saya buat mandiin kamu," goda Vero sambil me
annya yang saat itu masih berada dalam cekalan V
erjalan melewati Vero, tak lupa menyenggol b
Gak mau ganti pilihan? Tawaran
u dirinya menghentikan langkah, berdi
p Vero dengan tatapan penuh hardik sembari
ki-aki!" protes Vero, tidak terima
pungkan perkataan, Reva membuka pintu dan masuk begitu saja, benar-benar m
egas berjalan, berdiri tepat di hadapan permukaan daun pint
mau mandi
urusa
Uncle n
amar mandi, bukan di
payung-" "sedia payung sebe
tu maks
kamar mandinya aja, R
ar kalau aku ke luar dari kamar mandi, te
bak
beres mandi, beres ganti baju sama beres dand
ikan pasokan udara mengisi penuh setiap celah ruang
ka hidup seatap dengan Reva, akan membuatnya
ya itu, adalah salah satunya. Jadi ... sebisa mungki
kai birai, hingga memetakan senyum simpul yang jelas-jelas dipaksakan.
ara Reva yang menyahuti perkataan V
kit lantang, memanggil sang istr
badi tampan itu mendengkus. "Kalau kamu
mar, membuat Vero membuang napas kasar yang berasal dari rasa pasra
ang menjulang di hadapan, Vero mendengkus se
*
uhkan tepukan pelan di permukaan bahu pria tampan yang sedang
ditemani kerlap kerlip lampu disko
anik mata jelaga indahnya yang dikelilingi iris yang memerah, bersitat
a - lelaki berusia dua puluh sat
nongkrong di sini," sindir si ga
ia dua puluh tahun, yang tidak lain, me
y. Manik mata hazel indahnya gemetar, menilik pahatan indah dari wajah Rey
memutuskan kontak mata dengan Naya. "Gue nyesel, karena udah
gkat di kampus tempatnya dan Reva berkuliah itu dengan tatapan penuh rasa sim
elas kecil yang berada di permukaan meja di hadapa
menaruh gelas kecil yang sudah kosong itu, kembali ke tempat semula. "Sepupu gue, rekan bisnis dari cowok
. Kalau pun iya, Reva beneran udah nikah,
noleh, membiarkan matanya bersitatap dengan Naya, menilik wajah c
, matanya memicing, menat
ruskan pandangan. "Kalau gue jadi Reva, gue gak b
ngomong k
engan tatapan sinis penuh hardik, lalu menyeringai. "Lo u
n bernada sarkastik yang Rey ucapkan, Naya malah
yang udah sama-sama berkhianat juga ada di depan gue. Jangan lupa, Re