icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ssh, He's My Husband

Bab 7 [7] Bad Rival

Jumlah Kata:1819    |    Dirilis Pada: 12/10/2023

emeluk tas pakaian dan melirik ke arah miliknya sekali lagi. Ya, masa sih gunungnya sebesa

an lalu. Gilda baru merasa sedikit sesak, menatap bagaimana benda itu kini menyembul deng

ar ini?!' Menahan malu, Gilda berjalan sambil memeluk tasnya sendiri. Me

berulang kali. Tubuh Gilda sedikit menegang saat melihat ternyata tidak hanya kelasnya saja

sosok Stefa kini bergerak mendekati Gi

an nada mengejek, Gilda mendesah panjang, memutar kedua bola matanya bosan.

rlipat, merasa yakin dengan baju renang yang Ia gunakan. Sebenarnya sekolah ini tidak melarang semua mu

seperti baju renang sekolah yang berwarna gelap, menggunakan model celana pendek dan baju k

fa malah percaya diri. Merasa yakin dengan baju renang yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang cu

a punya kepercayaan

mengernyitkan alis bingung, "Ck, mau apa

u-" Menghentikan perkataan Stefa dengan cepat, Gilda berbalik dengan manik malas. Bagaimana

fa sudah menelan ludah kaget. Maniknya membulat tak percaya melihat body yang tad

a pusing, tanpa sadar menunjuk ke arah G

i cuaca sedang sangat dingin. Sekarang, setelah beberapa kali pertemuan, Stefa

ar, baju renang sekolah pun mampu mengalahkan baj

umbat pakai baju renang ya?!" Wajahnya memerah, lebih baik Stefa

fokus bahkan pandangan semua laki-laki di sekitarnya

ikmu kecil sekali, tapi sekarang sudah berubah besar! A

g tadi Ia taruh di atas meja. Biarpun olahraga memang pelajaran favor

te

*

ertubuh tegap yang kini sudah lengkap dengan celana renangnya berg

g sang Safara. "Hentikan, kau sudah keterlaluan," Suara baritone ya

percaya, bagaimana bisa sosok itu sekar

lebih memalukan lagi. Laki-laki itu menolong Gilda? Setelah apa yang Gilda lak

purna. Masih ingatkah kalian dengan kejadian seseorang yang menembak

s menolak tegas sosok yang memberanikan diri menyatakan cinta padan

m ujian renang hari ini ternyata dari kelas Ian?

rtentu, menatap Stefa sekali lagi. "Apa kau tidak pernah diajarkan untuk membatasi ucapanmu? Mempermalukan seseo

ilda kesal. Sebelum akhirnya pergi

Ian. Semua orang di sekitar mereka tidak lagi menatap Gi

*

a kembali. Gadis itu berhadapan dengan Ian kembali, menengadah,

mengucapkan terimakasih, pasalnya Gilda masih tid

epat, "Aku hanya tidak suka gadis itu menge

ini? Aku tidak lihat tadi," Ian mengangguk kecil, "Kalau a

, beg

ke sana. Semua sudah berkumpul," Meredakan kegugupan mereka, Gilda ingin

menggenggam pergelangan tangan Gilda,

mau Gilda mengerutkan kening sekilas. "Kau sendiri, kenapa masih setenang itu membantuku, padahal

an dan justru menangkap laki-laki

ucu seperti

iiringi teriakan keras. "Kalian yang lagi berd

ra itu, Ia reflek melepaskan genggaman Ian tadi. Berbalik cepat

. Apa Alan melihat tingkah Ian tadi? Kalau memang benar, astaga gawat. Padahal hubungan mereka ber

Aku belum menyerah, Gilda." Sebelum suara terakhir Ian,

ng?! Sosok dengan pemikiran lurus dan tegas, bak anggota kepolisian

gan laki-laki seperti

rada di depannya, sebisa mungkin

*

uang

pa men

pak sedikit bingung. Setelah mendapat panggilan tiba-tiba dari asistennya yang bertugas mencatat dan

ki-laki itu, ditambah lagi dia harus menilai dua kelas

u mengabariku sekarang?!" Misuh-misuh kesal, kali ini dia harus mencari sendi

ang guru, "Pak Alan!" Sosok Alan yang tegap dan masih mud

pa, Pak Roan?" Membawa beberapa buku pelajaran dan

i ini asisten saya, pak Guntur tidak bisa datang karena istrinya melahirkan. Saya ada menilai beberapa

Kebetulan saya sedang tidak ada kelas untuk beberapa jam ke depan, tapi saya ada rapat sore nan

absensi pada Alan, "Kelas 12 – A

ua pemikirannya. Bahkan sebelum melihat daftar absensi. Raut wajahnya ber

nyum tipis. Roan menatap senang. Menepuk pundak Alan cepat. "Benarkah?! Wah, t

embantu Roan. Melainkan pikirannya tertuju pada satu nama, sampai saa

an, mengingat namanya saja sudah mampu membuat rasa cemburu

laki-laki tampan itu mengalihkan pandangan, berjalan kembali ke tempat dudu

ah, Pa

p maniknya lekat, mencoba mengambil napas panjang dan tenang

usaha keras menahan dirinya. Bukan hanya Ian tapi ketahanannya melihat Gilda berdekatan dengan laki-lak

as menahan dirinya, selama posisi sang Sandika masih berstatus guru

g sangat ke

a ingin segera pulang, menyelesaikan semua masalahnya dengan Gilda, dan

u biarkan saja

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka