Ssh, He's My Husband
jung tanduk? Menyadari posisinya dengan Kevin super duper gawat,
berdiri tegap, membenarkan kursi yang tadi terjatuh, seolah mengabaikan kondisi Kevin di lantai
ang mendorong-" Belum selesai Kevin bicara, sosok yang kini ikut berdiri,
h cukup membuat keberanian Kevin hilang. Dia tidak ingin mencari ma
semua teman-teman mereka di kelas b
fa mengambil alih suasana kelas lebih dulu. Membuat beberap
mau pacaran di luar d
k tap
mana bisa 'lah pacaran
au Gilda.' Suasana riuh itu Ia abaikan, masih ada sesuatu yang lebih pe
, "Kevin dan Gilda, kalian pacar
fa. Satu ketukan penggaris terdengar singkat di d
eguk ludah berulang kali
k penting." Kalimat penuh penekanan, Gilda berusaha keras menengadahkan wajah.
g memberikan pembahasan. Kalian benar-benar tidak men
ilda langsung komat-kamit dalam hati, mengucap doa agar k
"Maaf, Pak Alan. Gilda, yang lebih dulu mengambil b
, Gilda langsung mendelik ke arah Kevin. Bukannya memperbai
in Gilda dalam hati, sementara Kevin, membenarkan letak kacamata.
Bisikan super t
atahkan kacamata dan membak
a di dalam kelas kini hening, setelah m
perti biasa lagi. Alan sangat marah, jika mendengar kalimat Safara itu sudah menjadi tanda
gan, "Ma-maaf, Pak." Mem
satu laki-laki saja, bahkan langsung mengajaknya menikah. Ta
kekagetannya saat mendengar kalimat itu dari bi
rkataan Alan, mereka kembali tertawa, menjahili deng
an, j
jadian m
nnya mencari perhatian di kelas! Arghh, persetan dengan semua teriakan it
ur! Pasangan
*
gedung belakang sekolah yang kini sepi. Hanya satu pohon besar ada di sini
ermaksud mencium si kacamata! Kenapa aku malah menciumnya! Itu
dingin. Bahkan menyindir mengenai masa lalu mereka. Kesal sih, tapi ten
ali ini berbalik dan menyenderkan tubuhnya pada pohon besar, menatap ke a
mukul kepala sendiri. Entah seperti apa kemarahan Alan sekarang, apa
i itu, Gilda bisa p
edua manik itu tak sengaja melihat sosok yang begitu Ia kenal.
lda langsung berlari cepat, mengambil tempat sembunyi di b
rah, seperti sedang mencari seseorang. Lihatlah wajahnya yan
memeluk tubuhnya dengan kedua tangan. Berusaha keras menyemb
, bahkan mengecek ke segala tempat. Bukannya Alan masih a
n tadi?!" Makin ketakutan, Gilda merinding ngeri. Duh, membayang
g suami sudah sangat membuat hatinya tersiksa. Setelah beberapa
*
ndangan, Gilda mengerjap bingung, sosok Alan menghilang
hanya Alan. Bahkan Stefa dan teman-tema
itu ada di
'kan? Ck, padahal aku mau
u j
Gilda masih bersembunyi. Ia terfokus melihat kelompok Stefa di d
at Gilda. Ikut bersembunyi dari para murid-
a Saf
da menegang cepat. Mengetahui semua suara di belakan
a pada Tuhan. Berharap kalau kemarahan Alan mereda bar
ternyata ada Pak Alan di sini, haha," Tertawa kecil den
sa-basi dengan wajah tertekuk kesal. Gilda kelabakan, "A-ah, tadi aku tidak sengaja nemu
mu tadi? Bermain sembarangan dengan Narastana bahkan menciu
, aku
?" Tanpa basa-basi bertanya pada Gilda, sang Safa
selama seminggu ini aku berusaha keras menahan diri agar tidak mencium
an tadi sudah cukup membuat semua teman-t
u hanya tak sengaja mencium Kevin. Kita sa
bahwa kau baru saja mengkhianati keperca
t bibirnya yang kaku, tidak berani bicara. Alan berniat
ki-laki itu. "Aku hanya ingin membuatmu cemburu, itu saja! Aku benar-benar tidak tahu kalau aku
paskan tanganmu, aku h
ya jika di depan semua teman-teman sekelas. Menjadi sosok
maaf,
kau tahu maksudnya 'kan?!" tukas Alan kesal. Gilda mengangguk polos.
anjiku pada kedua
anji akan menaikkan nilaik
agai balasannya aku malah melihatmu berciuman
per duper, jika selama ini laki-laki itu akan selalu
vin tadi kau sama sekali tidak cembu
'kan?! Aku ini tetap gurumu di sekolah, mana mungkin aku mempe
remaja yang masih labil. Menikah di usia muda, bagaimana cara dia mengendalikan emosi sa
empuan di sekolah ini, biasa dikerumuni dan didekati oleh mereka! Kau tetap tenang karena berusaha bersikap professio
osok Alan. Laki-laki itu masih menatap tanpa ek
dan romantis. Tapi jika dilihat dari sisi realistis. Ada begitu ban
mau mengalah, termakan oleh e
fesionalitasku ini menyebalkan. Terserahmu saja." Alan berdiri, tanpa men
is yang masih enggan menangis,
n sosok A
Kami mencari bapak sejak tadi, tiba-t
-apa, hanya ada sedikit masalah k
tapi
balilah, sebentar lag
enuju kelas. Sementara Alan masih berdiri di tempatnya, sekil
terakhir sekolah berbunyi, Gilda." ucap Alan rend
*
galami pertengkaran besar seperti ini. Semua menyangkut perasaan dan