Ssh, He's My Husband
shb
pa bul
denganmu
sebagai sosok figure yang tegas dan tampan. Cukup terkenal di mata para perempuan sekolah, bahkan di kelasnya sendiri. Wal
t meminta teman laki-laki lain untuk menyampaikan pesan
bisan napas. Ian justru mengangguk polos. "Ya, aku suka dengan Gilda." Berujar tanpa ras
memberi jawaban, Ian sudah lebih dul
u bingung, "Kau suka denganku, tapi bagaimana bisa?! Kita hanya pernah bicara beberapa kali, itu
k menjahiliku?!' Matanya mengedar, mencari beberapa orang yang mungkin bersembunyi, merekam semua tindakan bodoh Gilda. Mengi
Gilda hanya terpatri pada satu orang laki-laki tampan saja. Bahkan
at raut wajah Ian yang nampak heran, "Siapa yang menj
lda menganga lebar, 'Wah, baru pertama kali aku dapat pernya
pacarku, atau aku harus menunggu kau mengatakan 'iya' dulu?" Menelengk
ser
at se
hendak menjawab pernyataan Ian, tapi suara lain segera mengint
a Saf
dari posisi mereka. Mengeluarkan aura super pekat yang Gilda sendiri bingung
pertanyaan Alan, meninggalkan Ian begitu saja. "Ma-maaf, akan kujawab nanti,
hbac
*
diri sendiri, dengan kesialan yang Ia punya. Baru saja tadi mereka bertengkar gara-gara Gilda
ng kali, memainkan jemari. 'Kenapa Alan harus ada di sini?! Dia 'kan bukan guru olahraga!' pik
kan gerakan terbaik kalian demi mendapat hasil yang memuaskan! Paham!" Suara pak Roan menggelegar penuh semangat, dan yang menjawab de
ak senang?!
eberadaan Ian dan Alan untuk sekarang saja dan fokus
kspresi sang suami. Semoga saja, Alan tidak marah, 'Ah, ampunn!' Gilda berteriak
ua manik dingin dan saat pandangan mereka bertemu. Alan malah membe
nar-bena
anasan sekarang, karena kita melakukan penilaian dua kelas. Kalian boleh mencari teman di kelas
gis, mendengar penjelasan Roan. Baru saja dia mau menarik Aliya untuk jadi pasanga
ehe, maaf Gil. Aku harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin!" Manik sahabatnya berkobar denga
ki-laki kelas sebelah sebagai pasangan?! Aliya sudah
sangan mereka. Gilda harus pilih siapa? 'Jangan, Ian! Pokoknya jangan, Ian! Aku harus cari orang lain sebelum Ian datang
imana laki-laki itu kini sudah dikerumuni oleh beb
ut. 'Ah! Daripada nanti endingnya dia tambah
ka dulu dia bisa begitu berani melamar sosok Alan, siapa bilang Gilda harus takut meminta tolong sang suami sekaran
k A
a gadis itu tiba-tiba saja ikut masuk ke d
dangan memohon, "Jadi partnerku ya hari
erjap beberapa kali, kedua manik itu sekilas menatap sosok Ian yang berdiri tak jauh dari pos
mengira bahwa Alan
menahan seringai tipis di wajahnya, tepat saat Ian menyadari pand
oleh mereka berdua saja. 'Mana mungkin k
Ia mengangguk paham. "Baiklah, saya akan menjadi partnermu, Safara." Menjaw
aya boleh i
ak! Masak Gil
pak Roan kok, maaf ya." Semua menatap Gilda sinis, bahkan perempuan dari kelas
eluk Alan, sebelum dia sadar sedang berada dimana sekarang, wajah gadis itu menengadah
aya masih marah denganmu, Safara." Menjawab ucapan Gilda
*
kira akhirnya datang. Manik Gilda reflek membulat, tanpa sadar meremas
Ian datang dan berdiri tepat di hadapannya.
ak punya pasangan," Pertanyaan Ian terlontar polos dan tegas. Melupakan ba
anyak yang menawarimu,
n diajari langsung oleh pak Alan, tida
anik tajam sang suami menatap Ian tak suka. Namun ekspresi wajahnya tet
nnya lebih baik kita bertiga daripada bapak bersama Gi
k m
ak bisa
ikl
ke dalam dinding pertahanan Alan, sekarang Ia
hari ini akan menjad