Ssh, He's My Husband
umur mereka berdua itu terpaut cukup jauh yaitu sepuluh tahun. Jika sosok tampan Alan selama ini selalu menjadi pujaan semua gu
cinta pada gadis itu? Oh, bukan-bukan, Gilda tidak selevel jika dia harus menggunaka
bukan bagaimana kalau kita mundurkan secara ekstr
*
hbac
h tahu
n gaya pangeran dan mata berbinar. Wajah manisnya seolah menampakkan wajah serius, di usia yang belum mel
ngi. Menatap sosok pemuda remaja berusia tujuh belas tahun, bagaimana tubuh tegap itu perl
ung, sementara gadis kecil di seberang sana hanya mengerjap polos. "Situasi
s, "Uagh!! Leherku sakit!" Suara erang kesakitan seseorang menyadarkan gad
Menatap sosok remaja tampan yang Ia sukai sekarang tengah berdiri gagah, salah satu tangan terangkat mencengkram k
an tanganmu
melupakanmu." Kali ini mengepalkan tangan sekuat mungkin, satu pukulan melayang cepat. Mengenai tepat k
nya, berdiri diantara remaja-remaja sekolah lain yang berani menyerang dia sepulang
Alan mendengus bangga. Merenggangkan anggota tubuh yang sedikit kaku, ber
n menekuk kedua tangan di depan dada, menaikkan alis bingung. Aneh, bagaim
dan ketakutan jika bertemu dengannya. 'Hm, apa karena dia belum ta
agar Gilda takut, tapi gadis tujuh tahun itu seolah makin semangat. Men
a menjaga Gilda sejak kecil. Mendengar kata menikah dari Gilda, membu
da menatap polos. "Kata teman-teman kalau kita suka dengan seseorang,
Membiarkan Gilda berbalik dan mengikuti di belakang. "Kak Alan, nikah sama Gilda yuk? Nanti Gild
gi malam datang. "Hh, darimana kau dapat uang kalau sampai sek
jawab dan kumpulin uang yang banyak!" Kali ini makin berlari mendahului Alan. Kembali berdiri
t, "Ajaran siapa lagi itu?! Memang
njukkan jempolnya pada Alan, "Karena melahirkan kata teman-teman itu sakit sekali, jadi semua kuse
ya hilang begitu saja. Digantikan tawa keras, membungkukkan tubuh,
tap bingung, "Kak Alan, mau 'kan menikah
," Mengambil bunga di tangan Gilda, mencium aroma semerbak setiap helainya. Sosok dengan
, jika kakak kalah. Kakak tida
pemuda itu. "Itu artinya kakak mau menikah 'kan dengan Gilda?!"
anti,"Alan menatap Gilda, manik polos
. Semoga saja kau bisa berhasil membuat kakak tampanmu ini cemburu," Merasa yakin bahwa Alan tidak mungkin bisa menyukai Gilda. Secara gadis dengan ingus meler
n nanti dan tidak bisa jatuh cinta pada Gilda juga, j
ama sekali. Bibirnya melon
hbac
*
e
an lalu sebe
taman sekolah, tidak hanya sendiri melainkan bersama seorang laki-laki seus
nnya, "Maaf, nanti saja kujawab pernyataanmu, oke? Beri aku kesempat
a permisi dulu, Pak!" Berlari secepat mungkin dengan wajah mem
osok itu mendecih kesal, menggaruk kepala se
il waktu yang tepat untuk melancarkan keinginannya. Satu kecemburuan besar untuk per
pal keras, kemarahan laki-laki itu meluap. Man
*
menunggu b
ibunya. Bertiga ke rumah Gilda, lengkap dengan pakaian formal
, kata-kata sakral yang dulu sempat Gilda ucapkan di depa
kejadian, karena kecemburan buta Alan. Laki-laki itu mengambil tindakan te
ng jawab dengan semu
an dan nyawanya setengah melayang. Pernika
kalah sama pesonaku!