Tawanan Hati Sang Penguasa
an keluar dan terdengar oleh telinga sang gadis. Mungkin saking kesal dan kecewanya Lavi ak
kalau ada drama lanjutan semisal dirinya dimaki-maki Lavi. Yang
bali tas yang sejak tadi ada di bahunya. Adegan itu hanya diperh
dik Lavi tak
aya yakin banget anak sa
terus memperta
Namun, ia memang tak bisa terlalu lama di sini. Ia pun bertindak cepat. M
i melotot
cuali buku serta beberapa alat tulis dan jaket? Entahlah, ia tak pedul
Lalu dicengkeramnya wajah Lavi dengan kuat. "Lo ... gue
gak sudi! Bukan utang gue. Lo bawa p
ras m
s yang kini ia tatap lekat. Sorot mata sehitam jelaga yang ternyata jauh lebih indah d
um gadis ini sendiri. Tanpa ada orang la
depan Lavi entah kenapa bibirnya justru mengucapkan hal ini. Ia ingin banyak berpikir, tapi dirinya diburu oleh waktu. "Jaminan huta
jin
ya itu. Satu gores luka di sudut bibir gadis itu bukan hal yang sukar untuk ia lakukan, tap
garang dan meremehkan. Meski hati Lavi ketar-ketir, ia mencoba untuk tak peduli. Amarah yang sejak tadi sudah me
eman itu kembali menghadang. Lavi mana ada uang segitu banyak. Ia juga tak terima ka
i setelah Lavi bersikeras tak mau membayar utang ayahnya. Ia ju
caman itu ny
tanpa bisa menolong. Tak peduli berapa banyak Lavi memaki, berteriak minta tolong, juga b
di sinilah
wa dan marah yang ia miliki. Lavi sendiri tak tahu jam berapa sekarang. Ada rasa kantuk yang mulai menyerang. Ia p
ekan dengan kain, pintu ruangan itu terbuka dengan lebar. Cahaya terang dari luar ruangan langsung masuk dan membuat mata Lavi agak menyipit. I
n gue,
gepal kuat dan siap sekali dilayangkan pada wajah sang
g suka cew
engs
berkata lengkap dengan seringainya. Ia pun melangkah mendekat yang mana membuat
as lak
saja
rintahnya tanp
, Bere
tak p
! Prema
arik Lavi dengan kuatnya. Seperti tahanan
, Baji
sampai lo maki gue sekali lagi, jangan s