Tawanan Hati Sang Penguasa
at mengenai pipi Lavi. Namun, gadis itu dengan sigap menahan tangan Tar
lo bisa tampar
tak percaya. Apa
un memukul gadis ini. Sayangnya, Lavi juga tak tinggal diam. Tak peduli rasa sakit y
kaki mereka gunakan untuk saling serang. Ada kesempatan menarik pakaian Tari, Lavi
terkena amukannya. Sudut bibir Lavi berdarah terkena tampar
reka, tapi satu pun tak ada yang ingin mengalah. Bahkan Lav
r. Apa lagi yang bisa ia hadiahkan untuk Tari yang terlihat babak belur dihajar olehnya? Kal
asih ada di sudut meja. Segera saja ia ambil dan lempar pada T
piasan karena kekesalannya pada Pras, akhirnya menemukan samsak yang tepat. Sementa
pai
an kalian hancu
*[
sudah dibasahi antiseptic ha
gobati Lavi dengan nada lelah. Sejak tuannya memberi
rintah langsung, mana berani ada bantahan dan juga harus ada hasilnya. Meski yang paling kentara adalah da
ya," katanya sambil sekali
berikut dengan cermin yang tergeletak di me
yang terkena masalah kalau
t, sih?" Lav
diobati dari pada lo gue masukan ke ruangan di l
setajam elang, berdiri dengan pongah. Kedatangan Pras yang mendad
sana. Gue enggak ped
sa memasukkan Lavi di sana? Gadis ini sesekal
enar-benar mempertipis jarak, Lavi masih belum mau mengalihkan sorot matanya. Padahal ia pernah dibuat tak
in menyudahi tantangannya. Meski lehernya mulai sakit karena Pras sengaja membuatn
u." Pras menyeringai tipis. "Tapi perlu lo tahu satu hal, Neng." Sang pria kali ini sedikit m
otaknya hanya selangkangan s
i ia tahu, ucapannya barusan sudah me
nggu dada lo sembuh tapi karena diremehkan b
sa, karena bibir Lavi yang terluka diraup dengan serakah oleh P
maks