Salah Melamar
udah keluar seusai shalat duhur. Kebiasaannya memang mengurung diri di kamar, dengan laptop yang disimpannya di
r ijin ke
ng sama
" dustaku. Ya, aku harus melakukan in
Dibilang kerja ya tidak seperti orang kerja pada umumnya.
ol dulu," ucap bapak yang
su, karena melihat bangku sebelahku kosong. Ya, aku sudah terbiasa makan bersama Mas Ammar. Ia ad
kenapa ga
," ucapku sambil kembali menyua
inda. Mungkin sekarang ia sedang makan bersama. Mungkin sekarang mereka sedang tertawa bersama. Mung
berdusta dengan ibu tentang kepergian Mas Ammar seharian ini. bahkan ketika jam telah menunjukkan pukul 9 ma
Ammar. Buku-bukunya terjejer rapi, hingga menampilkan samping buku yang terlihat judul dan nama penuli
h?" pikiranku dipenuh
gar, yang menghadirkan rasa takut di pikiranku. Aku seperti maling
Dijah?" tanya Mas Amma
ucapnya lagi yang membuat tubuh ini semakin mengerdil. Nyaliku benar-be
Ammar. Khadi
u tak ingin mende
tangisku, yang entah Mas Ammar menyadarinya atau tidak. Sebis
harusnya ia menolak permintaan Dinda untuk menikah denganku. B
ba aku merasakan sebuah sapuan lembut di rambutku. Benar-benar membuatku damai. Ak
g terpisah. Mungkinkah semua sebatas mimpi? Aku menatap wajahnya, memperhatikan parasnya. Sudah semingg
alu kubentangkan sajadah, dan kujalankan rakaat sunah. Jika dengan caraku tak mampu membuat Mas Ammar luluh, kut
akan negdumel panjang, dan bilang aku seperti ibu yang suka mengusik tidurnya. Ia terlihat seperti anak kecil, tapi ak
ntu ibu masak," ucapku. Ya, aku s
i," ucapnya yang kini kembali
uar dari bibirnya. Tanpa sengaja, ia memuji makan
ngambil celemek yang menggantung. "Dari tadi senyum-senyum, seprtinya habis ... " ibu mengkerjap
apa?" tanyaku sambil menatap
a ibu? Kan ka
. Khadijah belum mengena
an favorit, orangnya moodyan. Kalau doyan ya di makan.
instan itu tidak boleh sering dikon
u sendirikan, dia itu orangnya keras kepala. Makanya
aAlla
sayuran yang tersisa. Hingga akhirnya aku memilih membikinka
ungku yang lain, kugunakan untuk menggoreng irisan bawang untuk taburan nanti. Ya, menyalakan ti
edangkan dari bibirnya terus saja keluar
etika ngadain arisan keluarga nanti, D
Dijah gak pinter masak. Takut kalau
sa secekatan ini masakmu? Manaje
berlebihan memuj
ngincip sedikit, berikut juga ibu yang sepertinya tak sabar untuk m
yang menguarkan aroma menggoda. Tak lupa kuberikan bawang goreng supaya ra
run, berikut dengan Mas Amma
akan. Bahkan belum juga ia duduk dan melihat makanan ya
Mas Ammar menyukai
sung menyantap seusai doa bersama dipanjatkan. Lalu disusul bapak d
doyan soto
kan?" tanyaku yang ki
mbil terus memperhatik
i mulai menyentuh sendok be
s memperhatikan. Hingga hanya beberpaa menit, makanan itu ludes
to buatan Dijah?" tanya ibu yan
ya yang kini langsung pamit, menjabat tangan ibu dan bapak berga
mar mau
amu sakit hati," ucapnya ya