Salah Melamar
ap salah satu saudara yang mengintipku dari balik pintu. T
hat lebih mancung, serta wajahnya yang kini berseri. Sejujurnya wajah berseri itu bukan nampak dari polesan yang tersapu ke wajahnya, melainkan betapa bahagianya aku yang akan dipersunting
indah. Merasakan sebuah pacaran setelah nikah, layaknya sebuah pernikahan di n
tas dan jaket berbahan jeans. Jilbab warna merah muda yang dikenakannya sedikit berantakan, hingga
bangkit dan merengkuh tubuhnya. Kupeluk ia beriku
ar lagi mbak sudah mau ijab," uc
Wajah dengan kulit putih bersih itu kini terlihat redup, berikut deng
ernikahanku seusai keluarga Ammar datang. Aku juga meminta ia yang akan menjadi pager ayuku ketika resepsi dilaksanakan. Sayang, t
s sejadinya. Awalnya lirih, lalu mulai terdengar isak tangis itu, hingga semua berakhir dengan
pertanyaan mbak," tanyaku yang t
lagi. Selain itu pasti mbak tinggal dirumah Mas Am
nya riwayat penyakit jantung lemah. Bisa sekarat nanti
ngan Dinda? Emang mb
rampok gitu. Kan perjalan
ntem. Tumbenan dikhawatiri
cantik," ucapku sambil mencubit hidung mancung milikny
tidak kita bertukar nasib? Din
livapun sangat kesusahan. Mendadak k
mmar lagi? Kan Dinda sudah pernah cerita kalau dinda itu sudah punya pacar,"
uatku terhanyut. Bahkan rasa ngiluku itu masih te
a nikah, pakai pakaian preman kayak gini," ucapnya sambil menatap
dannya juga jangan cantik-cantik. Nan
mihku yang kembali terisi penuh. Entahlah, ini pipis keberapa kali seme
ngis menatap tukang rias. Ia hanya menggelengk
terdengar begitu jelas ketika aku melewati kamar Dinda. Kudekatkan tubuh ini mendekati pintu,
Yang ingin aku nikahi itu kamu. Kamu yang aku lamar, b
hatiku. Terlebih dua suara itu begitu kuken
udmu kamu mau m
t sepeti itu. Aku
Mas Ammar.
rakan ini baik-baik
hnya di depan khalayak umum. Dinda sudah menerima pernikahan kalian, dan aku ha
itu sedang beradu mulut tentang pernikahan ini. Bahkan, aku baru ters
meskipun ia terus merahasiakan nama lelaki itu.Hati ini bagai terhunus belati mendapati kenyataan yang menyakitkan. Perih. Pedih. Semua bercampur j
di." Aku digandeng emak begitu saja, membawanya keluar menuju tempat akad. Disana sudah ramai oleh beberapa keluarga inti, juga dari
a. Pipis dari tadi gak balik-balik,"
keriput. Aku ingin menjelaskan kepada beliau tentang salah lamaran yang dilakukan oleh keluarga Ammar.
npa mendengarkan penjelasanku sedikitpun. Hingga dimenit kemudian, muncullah Ammar yang tengah be
ambu