Salah Melamar
yang selalu asyik di depan laptopnya. Sesekali ia menengok ke arah ponsel, dan ters
h dulu ya, mau nyiapin
m ... terserah." Lalu ba
nku di kamar ini s
n bapak memergokiku bersedih. Aku harus terlihat tersenyum. Aku tak ingin aib keluarga menjadi sorotan mata ora
lihat welcome ketika melihatku datang. Ia terse
engan
angi ikannya ya," ucap ibu
ing dan mengenakannya. Kuambil ikan yang ditunjuk ibu, dan kini membersih
k, Dijah," ucap ibu sambil mem
Cuman terkadang me
terseyum, sambil mengiris
asak a
api dagingnya dimasak
, dan menerima kehadiranku disini. Dia baik, dia terlihat
p di atas meja. Bapak yang baru pulang dari sawah, langsung melepas caping yang dikenakannya, cuci tangan dan ikut
dengan mendoan, dan juga wedang jeruk hangat. Semu
yang sudah kutuang ke piring keramik berwar
ni, lalu mengambilkan kuah gulai beserta ikan di dalamnya. I
dah tinggal di rumah meraka masing-masing. Hanya tinggalla
ak bungsunya tersebut. "Yang mas
dangi anaknya. Berikut dengan bapak yang juga usai menghabiskan makanan di depa
sambil menelan su
ali dari makanmu biasanya. Masih bilang biasa saja?" goda ibu yang
n? Itu artinya mubadzirk
ucap ibu sambil mengulum senyum. "Diingat-ingat, dikit s
ersen
siap untuk ke masjid. Sedangkan aku dan ibu terburu-buru memb
makan banyak. Satu bulan menikah denganmu
tanyaku dengan dah
humor ibu memang tiada duanya. Ia selalu punya cara agar aku tersen
ku dengan membawa mekena
i bibir ranjang sambil meminum air p
u jamaah disini atau di masjid sil
ang kini membentangkan saja
sanakan bersama, berikut dengan ayat-ayat yang keluar dari bibir kami. Setiap sujud
itu dan mencium punggung tangannya. Tradisi ini laksana rukun dalam shalat yang tak pernah ket
ik ke kampus, boleh aku
aku te
, sila
nyanya yang kini mem
m. "Untuk ap
dan Dinda ..." Mas Ammar
amu suamiku. Aku per
um miring, seakan
ilmu agama, Mas. Untuk apa aku har
pakai, lalu melipatnya dan
in. Tak ingin ketahuan jika hati ini memendam rasa cemburu. Ya, bisa di
itu men
rah. Tidak lupa jaket yang kini ia sampirkan ke punggung kananny
, mungkin
lat?" tanyaku yang m
cengan
bilang sama ibu kal
astikan penampilan itu sempurna ketika berada di depan kekasihnya. Tak lupa, ia menyempro
ku berang
kah ke dekat pintu, mening
r tunggu,
leh. "A
nnya. Kucium punggung tangan itu dengan penuh khidmat. "Mas Ammar
-
Jangan lupa tinggalkan je