icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Salah Melamar

Bab 9 Mengantar Dinda

Jumlah Kata:1014    |    Dirilis Pada: 28/06/2023

yang selalu asyik di depan laptopnya. Sesekali ia menengok ke arah ponsel, dan ters

h dulu ya, mau nyiapin

m ... terserah." Lalu ba

nku di kamar ini s

n bapak memergokiku bersedih. Aku harus terlihat tersenyum. Aku tak ingin aib keluarga menjadi sorotan mata ora

lihat welcome ketika melihatku datang. Ia terse

engan

angi ikannya ya," ucap ibu

ing dan mengenakannya. Kuambil ikan yang ditunjuk ibu, dan kini membersih

k, Dijah," ucap ibu sambil mem

Cuman terkadang me

terseyum, sambil mengiris

asak a

api dagingnya dimasak

, dan menerima kehadiranku disini. Dia baik, dia terlihat

p di atas meja. Bapak yang baru pulang dari sawah, langsung melepas caping yang dikenakannya, cuci tangan dan ikut

dengan mendoan, dan juga wedang jeruk hangat. Semu

yang sudah kutuang ke piring keramik berwar

ni, lalu mengambilkan kuah gulai beserta ikan di dalamnya. I

dah tinggal di rumah meraka masing-masing. Hanya tinggalla

ak bungsunya tersebut. "Yang mas

dangi anaknya. Berikut dengan bapak yang juga usai menghabiskan makanan di depa

sambil menelan su

ali dari makanmu biasanya. Masih bilang biasa saja?" goda ibu yang

n? Itu artinya mubadzirk

ucap ibu sambil mengulum senyum. "Diingat-ingat, dikit s

ersen

siap untuk ke masjid. Sedangkan aku dan ibu terburu-buru memb

makan banyak. Satu bulan menikah denganmu

tanyaku dengan dah

humor ibu memang tiada duanya. Ia selalu punya cara agar aku tersen

ku dengan membawa mekena

i bibir ranjang sambil meminum air p

u jamaah disini atau di masjid sil

ang kini membentangkan saja

sanakan bersama, berikut dengan ayat-ayat yang keluar dari bibir kami. Setiap sujud

itu dan mencium punggung tangannya. Tradisi ini laksana rukun dalam shalat yang tak pernah ket

ik ke kampus, boleh aku

aku te

, sila

nyanya yang kini mem

m. "Untuk ap

dan Dinda ..." Mas Ammar

amu suamiku. Aku per

um miring, seakan

ilmu agama, Mas. Untuk apa aku har

pakai, lalu melipatnya dan

in. Tak ingin ketahuan jika hati ini memendam rasa cemburu. Ya, bisa di

itu men

rah. Tidak lupa jaket yang kini ia sampirkan ke punggung kananny

, mungkin

lat?" tanyaku yang m

cengan

bilang sama ibu kal

astikan penampilan itu sempurna ketika berada di depan kekasihnya. Tak lupa, ia menyempro

ku berang

kah ke dekat pintu, mening

r tunggu,

leh. "A

nnya. Kucium punggung tangan itu dengan penuh khidmat. "Mas Ammar

-

Jangan lupa tinggalkan je

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka