Salah Melamar
mar?" tanyaku memastikan
, Dijah. Jawab saja
patkan sebuah perhatian seperti ini saja membuat hatiku kalang kabe terang bulan. Kam
ya,
a. Bunga yang kutanam akhirnya mul
i permintaan dari Dinda," ucap dar
ka semua bukan tentang aku. Dihidup Mas
in karena kecapekan dengan rutinitas bersih-bersih seharian. Ibu aku minta untuk
yang menutupi jendela kamar. Kuintip sedikit pada bagian su
perti istri pada umumnya. Bahkan sebelum Mas Ammar mengetuk pintu, aku
tangannya. Sekilas aku menatap benda tersebut. Tas kresek bening dengan kotak berwarna coklat bergamba
aikum
pegangnya. Lalu menuntun
ulang, Mas?" sapak
am kamar. Aku menarik nafas panjang sekedar menguatkan diri d
seperti malam kemarin. Kembali menghadirkan luka, dimana posi
emiliki riwayat jantung lemah, dimana dokter telah mewantiku agar beliau tak sering kecapekan, juga memikirkan sesuatu yang berat. Satu kesalahan fat
rang bulannya gak di
akan disana
a yang terus menjadi bayang-bayang pernikahan kami. Bahkan
ah ruah. Kulitnyapun ngeglazed dengan kepulan asap yang masih mengudara. Sayang, makanan yang b
? Kata Dinda kamu s
sedang lara. Sadarkah Ammar bahwa
n nasi sama emak, Mas.
i, Jah? Tahu gini kan gak harus ngeb
icintai Dinda? Sikap lelaki yang kutambatka
g hangat. Jauh berbeda dengan apa y
tadi nomorku.
selimut. Hingga dimenit kemudian ia terpejam b
ng terlalu memaksakan kehendak? Lalu ... untuk apa Mas Ammar
. Hingga aku kembali menumpa
tak minta untuk dicintai, meskipun dalam hati aku begitu mencintai suamiku. Aku tak minta keluargaku menjadi kelua
jadah warna coklat tua milikku. Masih dengan mengenakan mekena putih favorit, yang se
tubuh Mas Ammar. Kugoyangkan sedikit tubuhn
s. Sudah subuh
akan untuk membuka, berikut dengan tan
a jamaah
ngan
k ke dalam kamar mandi dengan hati berbunga. Berikut
dikumandangkan, berikut
air mata itu runtuh membasahi pipi. Aku terharu, inilah kali pertama aku melakukan jamaah deng
nyebut namanya, terdengar hingga ke langit? S
laikumwaro
laikumwaro
u yang mengikuti, menandaka
mataku kembali runtuh dan tak sengaja menetes ke kulit yang
ucapku
dapur hendak menyiapkan sarapan. Kulihat bahan yang tertinggal di kulkas, tampak 2 buah terong dan
eteko teh hangat dan air putih. Mas Ammar juga sudah duduk di kursi makan. Namun, ada
g itu, dan sedikit mendorongnya, hingga terdengar pintu yang berderit. Emak ma
ah pagi," ucapku sambil men
-
Biar semang