icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Salah Melamar

Bab 4 Hari Pertama

Jumlah Kata:1023    |    Dirilis Pada: 27/06/2023

" tanyaku ketika ia melewatiku dan

kasur beralaskan keramik putih den

Kamu tidur saja d

tas kertas putih tercatat namanya untukku. Ia sah untuk kusentuh. Dia milikku. Begitupun sebaliknya. Namun, pada kenyataannya semua hanya sebatas bayang-bayang. Di

napun aku harus kuat. Aku tak ingin terlihat lemah. Terlebih lagi, emak begitu bahagia dengan p

iminta emak untuk

ur.Aku juga tidak lapar,"

nya, hingga pelupuk m

sesak. Pernikahan yang kupikir akan menjadi ladang pahala untuk

gkungan bibir di wajahku. Berharap ma

a saudara ku telah berkumpul hendak pulang. Aku memeluk tubuh mereka bergantian, bersamaan ba

anita seumuranku yang kini tengah menggendong putri kecilnya. Ya, bis

h untuk menyentuhku? Jangankan menyentuh, sekedar menoleh ke arahku saja ia terlih

makan malam

Habis nungg

di kamar," seru sepupuku tadi yang menghadirkan tawa pecah menggema se isi ruangan. B

mimu yang belum makan. Itu empal dagingnya ma

ersen

ar suami

h tidur, Mak. B

a. Nanti kalau dia terbangun biar makan di kamar. Biasanya men

k, M

uk ke dalam kamarnya. Waktu terus berjalan, malam semakin larut. Aku yang tadinya hendak makan pun, mendadak tak berselera ketika mengingat kejadian di kam

ng kini masuk ke ruangan berukuran sedang

nyoroti wajah yang tertutup kelamnya ikatan pernikahan. Rahang tegas dengan hidung mancung itu terus mengge

g meminta mem

yang menunjuk ke benda kayu di sudut ru

s Ammar pun lenyap sudah, meskipun perut ini sudah terasa melilit meminta jatahn

ring di sebelah ranjangku, beralaskan selimut motif garis kesayanganku. Lagi-lagi air mata menetes seblum sempat a

ebelahku. Aku mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan, dan kini mendapati lelakiku telah berdiri menunaikan k

ama. Mengukir harapan-harapan dan rencana yang ak

r shalat . Aku baru tersadar, jika aku telah terhanyut dalam lamunan sambil menat

tukku? Hanya memandang ciptaanmu sa

dari lemari, dan hendak keluar. Hingga tib

adi

h. "Iya, M

ya yang terdengar memilukan hati. Satu kalimat perintah ya

k dan berlalu

ja kayu berbentuk segi empat itu berada di tengah kami, dimana beberapa iris empal daging sisa resepsi kemarin masih tersaji di atas meja, berikut de

ku sama-sama basah. Ya, aku memang terbisa melepas jilbab ketika di rumah, hanya mengenakannya ketika ada tamu datang atau

keponakan, Din," goda emak sambil

ndangan ke arah Ammar. Ketika ia menyadari tatapanku k

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka