icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Nabrak Jodoh

Bab 9 Sesal Datang Belakangan

Jumlah Kata:1122    |    Dirilis Pada: 18/06/2023

ut panjang itu berhenti pada sebuah rumah berlantai dua. Rumah be

erjaan. Semoga saja di sekitar sini masih ada lowonga

a di Rumah Sakit. Sambil menghela napas panjang dan menghitun

" serunya saat mengetuk pin

bentar' dari dalam dan langkah

ie

eumuran dengan Ibunya muncul dengan daster putih bermotif bunga biru. Wajah wani

bil memandang Mila yang berdir

u, Nak?" tan

san kalau di sini terima kost putri. Apakah kam

tiga kamar yang masih kosong. Apa ma

leh

nggil saja Bu Ning," kata

Mila

nuju samping rumah. Dimana terdapat bangunan

ng didapat selama kost di sini. Mila pun men

engkapi kasur busa berukuran single, meja, kursi dan juga lemari, sama seperti

ini berapa s

sebulan, kalau yang

ang masih cukup untuk menyewa kamar mandi dalam. Ia bisa mendapatka

yang dibawah saja," ka

berhemat. Mila tak tahu kapan ia akan mendap

orang tuanya dan hidup bersama Doni hal ini biasa dilakukannya,

seadanya saja cuma dua kali sehari. Demi bisa menyimpan ua

egitu, kira-kira

" jawab Mi

ar sambil mendekap kedua kaki. Kepalanya mendon

lali berkecukupan dulu. Saat keinginan dapat terw

a kalian baik-baik saja sekar

n yang teramat dalam pada diri Mila. Memang selalu begin

enyum, melihat ekspresi bayi mungil tak berdosa itu. Mera

ka pasti akan menyayangimu. Mereka bisa membelikanmu susu formula yang bagus, pakaian dan mainan

enutup rapat-rapat identitasnya. Bukan karena ia malu, tapi Mila tak ingin na

erbuka. Bersembunyi adalah piliha

kemudian mengecup layar ponselnya yan

alah sidang cerai perdananya. Ia telah janjia

a bersatu lagi dengan Naura. Namun, Radit memilih untu

ercerai?" kata Pak Fahri, pengaca

ngan keputusan saya

ingkali dibutuhkan oleh pengacara. Mereka

i hadapan Sang Ibu. Menyalami dan mengecu

n berkerut itu terasa menenangkan. Seolah ada kekuatan

saya ya,"

oakan yang terbaik untukmu," katanya sam

kum, " pamitnya dibalas anggukan oleh

melahirkannya, Radit pun mengwmudikan mobilnya menuju pe

ah, " gu

iri. Berganti pakaian yang rapi, lalu mera

mencari pekerjaan. Sengaja ia berpakaian putih hitam,

lnya. Bayi yang berada dalam kotak acrylic transparan dan te

ulu ya sayang, dede

eluar masuk toko dan restoran. Mencoba menc

ini tak satupun respo

ntang pulang sebelum petang, itulah yang ada dalam pikiran Ibu muda itu sekarang

anya penjual minuman yan

Mila sambil menyeruput es te

pa nggak. Soalnya pekerjaannya panas-panasan, kurang cocok dengan penampila

mang tidak menunjukkan perempuan

t yang putih bersih. Hanya wajahnya tampak berminya

dan memandang ke penjual es. "Dima

. Tapi kerjanya ya gitu Mbak, shift kadang

kan selembar uang berwarna cokela

makasih in

yang dimaksud, sambil menahan nyeri d

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kejutan Anniversary2 Bab 2 Apa Kamu Mencintainya 3 Bab 3 Memulangkan Naura4 Bab 4 Hari Yang Sial5 Bab 5 Mencoba Bertanggung Jawab6 Bab 6 Isi Hati Naura7 Bab 7 Pengajuan Gugatan8 Bab 8 Keputusan Mila9 Bab 9 Sesal Datang Belakangan10 Bab 10 Kekacauan di Pengadilan11 Bab 11 Tak Berubah12 Bab 12 Panggilan dari Rumah Sakit13 Bab 13 Namanya Kinanthi14 Bab 14 Radit vs Fajar15 Bab 15 Pesona Naura Membius Fajar16 Bab 16 Kehidupan Baru17 Bab 17 Pertemuan Yang Disengaja18 Bab 18 Naluri Keibuan19 Bab 19 Sebuah Kepercayaan20 Bab 20 Perempuan Yang Berbeda21 Bab 21 Percayalah22 Bab 22 Keputusan Ibu23 Bab 23 Kegundahan Mila24 Bab 24 Sebuah Hadiah25 Bab 25 Emosi Mulai Memuncak26 Bab 26 Jangan Dekat-Dekat Dia!27 Bab 27 Dilema28 Bab 28 Sebuah Pernyataan29 Bab 29 Kinan Demam30 Bab 30 Suami Yang Bodoh31 Bab 31 Masih Cinta32 Bab 32 Masalah di Tempat Kerja33 Bab 33 Baiklah Kalau Begitu34 Bab 34 Untung Saja35 Bab 35 Ada Batasan36 Bab 36 Keputusan Sudah Bulat37 Bab 37 Resmi Berpisah38 Bab 38 Terpaksa Berbohong39 Bab 39 Tergiur40 Bab 40 Jika Maumu Begitu, Pergilah!41 Bab 41 Setelah Tiga Bulan42 Bab 42 Sikap Ibu43 Bab 43 Anak atau Istri Yang Tak Beres44 Bab 44 Terlalu Indah45 Bab 45 Pagi Yang Canggung46 Bab 46 Menanti Restu Ayah47 Bab 47 Pertemuan di Mall48 Bab 48 Di Malam Sunyi49 Bab 49 Keributan di Pasar50 Bab 50 Jangan Lemah51 Bab 51 Menemukan Kembali52 Bab 52 Itu Lagi Itu Lagi53 Bab 53 Permintaan Bu Wuri54 Bab 54 Pikirkan, Radit!55 Bab 55 Tidak Ingin Salah Paham56 Bab 56 Perubahan Sikap Radit57 Bab 57 Seseorang dari Masa Lalu58 Bab 58 Perasaan Mila59 Bab 59 Dalang60 Bab 60 Pria Pecemburu61 Bab 61 Permintaan Maaf62 Bab 62 Ancaman Ridwan63 Bab 63 Kejutan Untuk Mila64 Bab 64 Masih panggil Bapak 65 Bab 65 Kita Harus Menikah66 Bab 66 Pilihan Yang Sulit67 Bab 67 Kebetulan Yang Buruk68 Bab 68 Ancaman Doni69 Bab 69 Anting-Anting Kinan70 Bab 70 Bimbang71 Bab 71 Terjadi Lagi72 Bab 72 Pengakuan Naura73 Bab 73 Ternyata Begini74 Bab 74 Solusi Buat Naura75 Bab 75 Kamu Harus Berani76 Bab 76 Apa Aku Harus Pergi77 Bab 77 Permainan Berbahaya78 Bab 78 Sebuah Ketakutan79 Bab 79 Provokator80 Bab 80 Tak Tahu Malu81 Bab 81 Kedatangan Naura82 Bab 82 Pembuktian Radit83 Bab 83 Kamu Harus Kuat84 Bab 84 Gosip Di Kantor85 Bab 85 Terhina86 Bab 86 Tidak Mulus87 Bab 87 Drama Naura88 Bab 88 Sidang Di Ruang Dewan89 Bab 89 Pilihan Untuk Fajar90 Bab 90 Dendam Fajar91 Bab 91 Tamu Tak Terduga92 Bab 92 Keseriusan Radit93 Bab 93 Apa Kau Tidak Bercermin94 Bab 94 Hilang Nyali95 Bab 95 Kondisi Terkini96 Bab 96 Kembali Pulang97 Bab 97 Bertemu Keluarga Mila98 Bab 98 Keputusan Ayah Mila99 Bab 99 Kepergian Radit100 Bab 100 Sunyi