Sonia ( Pasangan Jiwa )
indah tempat ke atas meja makan di hadapan kami. Begitu pun de
erbasa-basi kepada dua or
ucap mereka mengangg
pertama kali mempersilahkan kami duduk disini,
lalu aku menjawabnya,
annya Reno.", ucap
laki yang pertama ta
uasai diri dan balas memandang wajahnya, seraya tersenyum a
menjabat tanganku, lalu kemudi
an memperkenalkan teman di sampingnya. Sementar
tersipu malu berjabata
ng, senyumannya benar-benar indah. Alisnya tebal dan matanya kecil. Hidungnya juga mancung, tampak sempurna d
tikannya sedetil ini hany
Sonia?", tanya
imal
ari tempat aku. Aku di Puloma
ng berangkat sendiri kesini.", ucapku seraya m
u antar pulang
Lelaki tampan di hadapanku ini menawarkan diri unt
udku yang menoleh padanya yaitu untuk menanyakan pendapatnya, Vina te
kalau ngga
, kan aku ya
ian kami masing-masing. Tidak lama, aku memandang arloji hitam yang melingkar
tuk pergi meninggalkan aul
au pulang
kami berada disana. Aku pun lantas pamit kepada Vina dan Ferdi, yang ta
erkejut karena ternyata Hendra memiliki postur tubuh
i dibalut oleh kemeja batik berlengan panjang yang sedi
ung untuk memanggilkan taksi yang tampak parkir di ujung sebelah kanan sana. Sementara Ferdi pamit duluan hendak menuju are
taksi yang membawa Vina hing
ah dan menunjuk ke arah sebelah kiri kami. Aku pun me
nggalkan area parkir. Selama perjalanan, kami melanjutk
berangkat ke
ucapku sera
enuh ng
u sudah perna
leng dan ters
a. "Kamu sih enak kerjanya dekat, Pul
saja. Ngomong-ngomong ka
u dua sa
a e
garahkan jalannya kepada Hendra hingga tidak terasa
leh minta nomor
ba sebutin nomor kam
angku sejak tadi, aku telah siap mengetikkan nomor
ya aku mengikuti ucapanny
ar ponsel dalam saku celana Hendra berde
ya tiga delapan tiga semb
akasih
asuk ke dalem ya.", ucapku menunjuk kepada
obil Hendra, tepat d
tu saja.", seraya aku menunjuk kepada lap
m mengangguk, "
tar balik mobilnya di lapangan yang ku tunjukkan tadi. Sekali lagi
ri dalam, sedangkan aku baru saj
sama sia
au. "Yuk masuk.", aku merangkul ibu, mensejajarka
ruang televisi. Kemudian aku membersihkan diri di kamar mand
ku tid
uk? Ini mala
mengangguk,
angan bangun pagi-pagi makan
di dapur malam-malam begini. Atau mungkin beliau hanya ingin mengambil sesuatu dari dalam kulkas. Kini aku suda
u. Pikiranku mulai melanglang buana memikirkan Hend
enghubungi dirinya lebih dulu. Aku akan menunggunya
hanya berbasa-basi me
pesan telah masuk. Itu dari Hendra.
tidur y
. Kena
anggil mas ya. Nama saja, kita kan ngga be
amu mau tan
af ya, kalau aku kurang sop
kan hal ini kepadaku. Aku cukup bersemangat
um. Kapan-kapan bol
ti kita atu
dra memang tidak membalas lagi pesan terakhir