icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sonia ( Pasangan Jiwa )

Bab 8 Dua Tahun

Jumlah Kata:1084    |    Dirilis Pada: 16/06/2023

i untuk bertemu hari ini. Dan sekarang sudah waktunya aku

Gue sudah di k

elakang l

ampiri mejanya dan menjatuhkan diriku pada kursi kayu di hadapannya. Tampak segela

segede gitu sudah

Lo pesan

i kursiku menuju meja pemesanan yan

mericano, du

gadis bercelemek hijau itu mener

nunggu sambil memperhatikan gerak gerik baristanya. Tak lama, kopiku sudah siap beserta sebuah piring ce

lapar Ni?

leng, “Sat

epotong croissant itu ke dalam mulutnya. Sedangkan aku

a si H

na ap

suka konta

i mengirimiku pesan pertama kali hingga setiap hari kami saling bertukar kabar sampai akhirnya kini hubungan kami tel

cari tahu dulu tentang dia. Mungkin kalau gue tahu

ia lagi.

ng, lo masih

a, gue sudah terlanjur suka sama

da orang baru, pasti lo bisa lupain dia. Ayolah N

annya

jarang kan kont

rang kok

ahu kalau gue sempat jal

lainnya sambil menghabiskan minuman kami. Beberapa menit setelahnya, kami meninggalkan kedai kopi itu. K

beli hand

ni saja

ang?”, seraya kedua matanya menjel

hu kalau gue lebih su

alase itu dan dimasukkannya ke dalam keranjang bela

innya. Melangkah santai beriringan sambil mengobrol. Aku sudah m

k yuk

dia melanjutkan kalimatnya lalu merangkulku, meny

kami akan menumpang bus yang berbeda. Setelah sali

oar di depan pintu gerbang mall. Kami sangat jarang bisa bertemu seperti hari

Hanya ingin istirahat di rumah saja. Bahkan terkadang Ibu ha

*

arah aku masih berharap dia kembali padaku. Dua tahun kemarin aku melaluinya dengan banyak air mata. Sulit rasanya bagiku untuk mau membuka hati men

apa betul aku sudah tidak punya kesempatan untuk bisa menjadi kekasihnya. Tapi tidak ada jawaban yang ku dapat darinya. Aku sadar aku bodoh, tidak seharusnya aku kehilangan seluruh h

pantas baginya, tidak pantas mendampinginya, diluar sana dia bisa dengan mudah mendapatkan wanita seperti apapun yang diinginkannya. Diluar sana dia dapat menemui banyak wanita cantik dan berpendid

erlampaui bodoh mencintai lelaki yang belum ku kenal sepenuhnya. Kadang aku sendiri tidak habis pikir, apa yang membuatku ja

ya, untuk lebih banyak mengetahui tentang dirinya. Ya, aku tahu dia tidak tertarik padaku, sejak awal dia hanya ingin bersenang-senang denganku. Mungkin bag

kan takdir, aku s

tetap mencintai Hendra meski c

berdiri menghadap keluar jendela kamarku yang ku buka cukup lebar. Ku pandangi turunnya hujan

usadari air mataku mengalir begitu saja, sudah membanjiri kedua belah pipiku. Sampai aku tidak mendengar Ibu yang melangkah masuk, memb

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka