icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sonia ( Pasangan Jiwa )

Bab 5 Sabtu Bersamanya

Jumlah Kata:1043    |    Dirilis Pada: 16/06/2023

yang ku tuju. Begitu aku mendongak, “Lho, kok lewat atas busnya?”, gumamku seraya bangkit dari kursik

a aku bisa mendad

an penyeberangan yang membentang luas sekitar lima

, yang penting aku harus balik ara

enyeberangan yang

pon H

kejauhan suara lelaki i

h. Parah banget b

as

di bawah ma

ngga lihat. Sibu

balik arah deh.

or.”, tanpa sedikit rasa bers

ku putuskan untuk sigap menyetop taksi biru yang sangat kebetulan sekali melintas di depan mata. Dalam sisa perjalanan, otakku tak dapat be

dengan santai sambil mengatur nafasku menghampiri area loby. Terlihat

yang membawa belanjaan mereka. Mungkin mereka se

a berdiri mendekat kepa

h lama Hen?”, ak

nd

dah mau masuk

lang dari acara resepsi pernikahan Cintya telah muncul di hadapan

senyum-senyum sendiri memandangi wajahnya. Dia menyadari s

n sih? Hahaha.”, sekali lagi lelaki

ya dari kampung n

bku

apa? Bungkus saja

serah kamu. Yang

u kamu, arahny

k-angguk dan per

semakin sore tampaknya se

ada cokelat lho. Ambil

u langsung meraihnya dengan tangan kananku, memindahkan paper bag itu ke atas pangkuanku. Di da

akan i

Buat ganjal peru

nkanku memakan

sekitar kami mencari tempat dimana kira-kira aku bis

saja ke p

apa-

l dibuang kalau ke

bungkus cokelat itu ke dalam paper bag p

nya tiba-tiba ser

elus paha

aku juga tidak berusaha menepis tangannya dari atas pahak

Aku masi

a. Ini mau beli

rea drive thru se

memesan sesuka hatinya. Aku tidak bersuara

t?”, akhirnya di

. Bo

nya. Tanpa meminta bantuan dariku, dia meletakkan sendiri dua buah k

n perjalanan di

kami tidak berbi

iku aku bertanya-tanya dari mana dia tahu kalau disini ada hotel, apa dia sudah pernah kesini sebelumnya atau dia memang berniat mencari in

iasa saja dilihat dari segi penampilan luarnya. Bukan hotel berbintang, namun juga bukan

uah sofa kecil menunggu dan mengamati Hendra yang sedang berbica

tanyaku pa

toilet dulu, d

ku merasa sedikit bodoh, tidak tahu apa yang akan kami lakukan nanti di dalam kamar. Tidak lama, Hendra telah kembali berdiri di hadapanku. Aku mendongak meman

rus sekitar empat langkah saja. Hendra membuka kuncinya dan mempers

ranjang. Sementara Hendra kembali menutup pintu dan meraih remote kontr

apakah temperatur AC-nya telah cuk

tas hitam yang cukup besar dicangklokkan pada salah satu bahunya. Kedua tangannya penuh dengan plastik berisi makanan cepat saji yang tadi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka