Cinta di Daun Semanggi
imi bangkit meninggalkan kursi kerjanya untuk mendek
kemana ya sampe ngga masuk seminggu leb
ya, langsung mendongak memandang kehadiran Mimi di h
an-jangan mereka pu
Iseng saja lo Mi. Gue m
nya, mengambil nampan yang ditinggalkan tadi oleh Sindi dan mengembalikannya k
numnya, Mimi kembali ke
melangkah menghampiri meja Mimi dengan membawa sebuah kantong plasti
ini ti
erima bungkusan plastik putih itu dari
a, sama
an? Sudah kasih
n, sudah Saya kasih M
ntu lemari es. Dia langsung meraih segelas es teh man
fa panjang. Sindi langsung menenggak habis minuman segarnya itu. Sindi hendak me
o, S
a P
e ruangan Saya sekara
a Pak.
ncang. Dia tercengang sesaat setelah menutup telepon dari Pak Ronald. Tanpa berlama-lama lagi, dia tersadar untuk
kerja Pak Ronald, dan ter
as
isi P
u-buku, file-file odner dari bagian atas ini
as ke bawah. Dan lebar ke sampingnya cukup lumayan juga, sehingga sangat banya
raya kedua matanya memandangi s
a ke
k Ronald seraya tersenyum namun pandangan matanya tet
susunan buku dan odner, dimulai dari rak yang paling pe
buku dengan satu tangan dan berjinjit. Pak Ronald baru menyad
ni saja.", seraya menepuk-nepuk susunan rak yang kedua dari atas. Sindi pun menuru
pertama itu tampak kosong, S
ya bersihkan. Apa Saya ambil bang
ekalian ambil lap
lagi. Beberapa menit kemudian Sindi telah kembali lagi dengan benda-benda itu di tangannya. Sindi meletakk
in tanpa pintu penutu
Pak Ronald memperhatikan ge
indi, pegang
lai mengelapi satu per satu bagian luar buku-buku dan odner yang cukup berserakan di lantai. Dan meletakkannya kembali satu pe
tah kerj
-mudahan seteru
gal d
ilit
a mo
an tangannya yang sedang mengela
geleng dan tersenyu
.. Punya
alagi yang menanyainya adalah lelaki yang tadi sempat membuat jantungnya be
eraya menggeleng dan melan
ersenyum dan menunduk kembali menatapi sebu
baru selesai setengahnya, jam istirahat t
a Sin. Kita i
ak. Saya k
au maka
makanan d
kamu yan
endiri. Saya suda
ya. Ya sudah
ea kerja karyawan sudah mulai sepi, mereka berhamburan meninggalkan ruangan itu untuk pergi
ya Sindi perempuan baik-baik, namun Pak Ronald yang masih berusia tiga puluh dua ta
sendiri. Jalan-jalan ke mall bersama sahabat-sahabatnya seharian, bahkan terkadang pergi liburan untuk waktu yang cukup lama ber