icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 2
Dasar Pembohong!
Jumlah Kata:877    |    Dirilis Pada: 06/04/2021

Sepertinya Marco menyadari kehadiran Loraine karena suasana hatinya langsung berubah. Dia melemparkan tatapan sedingin es yang bahkan bisa membekukan api pada wanita itu.

Meski Marco masih terlihat tampan, jantung Loraine tidak lagi berdetak kencang untuknya.

"Siapa donor yang kamu bicarakan barusan? Apa itu aku? Kamu ingin aku mendonorkan ginjalku pada Keely?!"

Wajah Marco menjadi suram ketika dia mendengar pertanyaan itu. Dia menarik selimut ke tubuh Keely dan kemudian berjalan menuju Loraine.

Saat ini, wajah pucat Keely memerah, dia berkata dengan terkejut, "Aku benar-benar tidak percaya ketika Marco mengatakan bahwa dia telah mendapatkan donor yang cocok untuk transplantasi. Ternyata kamulah orangnya! Apa kamu bersedia mendonorkan ginjalmu untukku, Nona Tzion?"

"Tidak!" Loraine menolaknya. "Dan kamu harus memanggilku Nyonya Bryant."

Keely terdiam ketika mendapat penolakan yang blak-blakan itu. Detik berikutnya, dia batuk dan terengah-engah seolah dia akan pingsan kapan saja.

Mata Marco dipenuhi amarah sekarang, dia membentak, "Hentikan, Loraine. Apa kamu tidak lihat bahwa dia dalam keadaan kritis? Apa kamu ingin membunuhnya?"

Perkataan itu menghancurkan perasaan Loraine untuk kesekian kalinya sejak dia menikah dengan Marco. Sekali lagi, Marco menunjukkan bahwa Keely adalah segalanya baginya. Dia bahkan akan memindahkan gunung demi wanita itu.

Loraine menatapnya dengan mata yang sudah memerah. "Lalu bagaimana denganku? Apa aku sama sekali tidak ada artinya bagimu?"

Marco tertegun ketika mendengar ucapan dan melihat betapa terluka ekspresi Loraine. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, Keely mengerang dan meringis, "Aduh, sakit ...."

Detik berikutnya, dia pingsan di tempat tidur.

Mata Marco membelalak lebar, dia bergegas ke sisi ranjang rumah sakit.

Melihat ini, Loraine menghela napas tak berdaya dan berbalik untuk pergi. Menyadari bahwa dia akan pergi, Marco ragu sejenak dan kemudian memerintahkan para pengawalnya dengan gigi terkatup, "Hentikan dia. Minta dokter untuk segera menyiapkan operasi transplantasi ginjal!"

Kemudian Marco berbalik dan menatap Keely yang tak sadarkan diri dengan sorot khawatir. Dia memegangi wajahnya dan bergumam, "Kumohon bertahanlah, Keely. Kamu akan segera sembuh."

Sementara itu, Loraine hanya bisa terpaku di tempat. Pipinya terasa panas karena rasa tidak percaya dan terluka.

'Apa dia tidak salah dengar tadi? Marco ingin mengambil ginjalnya tanpa izinnya? Pria ini benar-benar jahat!'

Selama tiga tahun lamanya, dia mengerahkan semua kemampuan terbaiknya agar pernikahan mereka berhasil.

Namun, semua usaha dan kesabarannya tidak ada artinya lagi sekarang. Hati Marco tidak pernah melunak. Pria itu justru membencinya lebih dari sebelumnya.

Para pengawal bergerak untuk menangkapnya, tetapi Loraine melawan dan berjalan ke samping tempat tidur.

"Kamu tahu? Aku tidak akan pergi."

Seluruh bangsal terdiam untuk sesaat. Dalam sekejap mata, Loraine mengangkat tangan dan menampar pipi Keely dengan keras.

Suara tamparan itu bergema di bangsal. Semua orang yang ada di sana membeku dengan mata membelalak selama beberapa detik.

"Loraine, apa yang kamu lakukan?!" raung Marco yang segera meraih pergelangan tangan Loraine.

Keely yang tadinya tak sadarkan diri, membuka mata dan memegangi pipinya yang memerah. Dia menatap tajam ke arah Loraine. "Beraninya kamu menamparku?!"

Selimut putih di tubuhnya merosot ke lantai, disertai dengan jarum infus di tangannya.

Seharusnya darah keluar dari tangannya karena jarum itu tercabut dengan paksa. Namun, tidak ada darah yang keluar karena ternyata jarum infus itu tidak pernah ditancapkan ke tangannya.

Pemandangan ini membuat semua orang terkesiap. Mata mereka menyipit dalam kecurigaan.

Perlahan, Marco melepaskan tangan istrinya. Dia menoleh ke arah Keely dan menuntut penjelasan wanita itu dengan kesal, "Sebenarnya apa yang terjadi?"

Wajah Keely berubah pucat pasi ketika melihat jarum infusnya di lantai. Dia menatap Marco dan tergagap, "Aku ... aku tidak tahu. Sepertinya dokter tidak memasangnya dengan baik."

Mendengar jawabannya, Loraine tertawa sinis. "Yah, aku tahu apa yang terjadi. Kamu sama sekali tidak sakit, Keely. Betapa kejinya kamu berniat untuk mengambil ginjalku!"

'Sekarang rencana busukmu sudah terungkap, dasar pembohong!'

Dikuasai kepanikan, butiran keringat mulai menetes dari dahi Keely. Dia memandang Marco dan berkata, "Ini fitnah! Percayalah padaku, Marco. Kamu tahu bahwa penyakitku memang kambuh baru-baru ini."

Marco melemparkan tatapan tajam padanya, membuat tubuhnya gemetar tanpa daya. Kemudian, dia menoleh ke arah Loraine.

"Jangan membuat keributan di sini, aku akan menyelidiki masalah ini dan segera memberitahumu hasilnya. Jika benar bahwa kamu telah ditindas, aku akan memberikan kompensasi padamu."

Loraine menatap Marco, pria yang pernah dicintainya, dengan tenang.

Suaminya tidak pernah berada di pihaknya. Bahkan ketika dirinya terbukti tidak bersalah di depan matanya, Marco tetap memilih untuk memihak orang lain.

Cukup sudah dengan semua kekecewaan yang harus ditanggungnya selama ini. Dia tidak menginginkan uang Marco sepeser pun.

"Aku tidak menginginkan kompensasi apa pun. Ceraikan saja aku!" seru Loraine sambil mengepalkan tinjunya.

Pernyataan wanita itu membuat Marco menatapnya dengan tidak percaya. Ini pertama kalinya dia menatap mata Loraine sejak mereka menikah.

Namun, Loraine sudah tidak memedulikannya lagi, dia tidak peduli apa yang ada di pikiran Marco ketika mendengar permintaannya itu. Dia berbalik dengan santai dan pergi meninggalkan mereka.

Begitu keluar dari rumah sakit, tubuhnya bergetar tak terkendali. Seluruh kekuatan yang ada di lututnya menghilang, membuat kakinya terasa lemas. Tadi dirinya menggunakan semua kekuatannya untuk melawan orang-orang jahat itu.

Bersandar ke mobil yang ada di dekatnya, Loraine mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang. Dia berdiri di sana selama beberapa menit sebelum sebuah Lincoln hitam berhenti di depannya. Seorang pria tampan yang mengenakan setelan jas turun dari kendaraan itu.

Begitu melihatnya, Loraine kehilangan seluruh kekuatannya yang tersisa. Melihat hal itu, pria itu buru-buru menangkap dan menggendongnya.

"Om Rowan ...," panggil Loraine yang saat ini menyandarkan kepalanya di dada pamannya. Detik berikutnya, kesadarannya menghilang.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pernikahan yang Menyedihkan2 Bab 2 Dasar Pembohong!3 Bab 3 Pewaris Resmi4 Bab 4 Tekadnya Sudah Bulat5 Bab 5 Perjanjian Perceraian6 Bab 6 Penyesalan Terbesarku7 Bab 7 Pria Impoten8 Bab 8 Membangkitkan Rasa Penasarannya9 Bab 9 Serangan Balik10 Bab 10 Perusak Rumah Tangga11 Bab 11 Pewawancara yang Menyusahkan12 Bab 12 Awal yang Baru13 Bab 13 Tamparan Keras14 Bab 14 Penghinaan Terburuk15 Bab 15 Adu Mulut16 Bab 16 Mengetahui Kebenaran17 Bab 17 Pelecehan Seksual18 Bab 18 Kemunculan Mendadak19 Bab 19 Pertengkaran Mantan Pasangan20 Bab 20 Konfrontasi Tak Terduga21 Bab 21 Penolong Rahasia22 Bab 22 Rekan Kerja yang Suka Memerintah23 Bab 23 Yang Terpilih24 Bab 24 Direktur Baru25 Bab 25 Pasangan Loraine26 Bab 26 Akting yang Meyakinkan27 Bab 27 Penghinaan Terbesar28 Bab 28 Aksi Lain29 Bab 29 Bukti yang Memberatkan30 Bab 30 Kompetisi31 Bab 31 Motivasi32 Bab 32 Kurasa Tidak33 Bab 33 Diusir34 Bab 34 Pemenang Proyek35 Bab 35 Bersantai di Bar36 Bab 36 Argumen37 Bab 37 Taruhan38 Bab 38 Balap Mobil39 Bab 39 Menang40 Bab 40 Tebakan Laura41 Bab 41 Surat Pengacara42 Bab 42 Kebenaran43 Bab 43 Pernyataan44 Bab 44 Kejadian Tak Terduga45 Bab 45 Menandatangani Kontrak46 Bab 46 Membuat Masalah47 Bab 47 Usir Dia48 Bab 48 Permintaan Maaf49 Bab 49 Mempersulit50 Bab 50 Merevisi Rancangan51 Bab 51 Mengungkapkan Kebenaran di Depan Umum52 Bab 52 Perbuatan Baik yang Gagal53 Bab 53 Mengapa Marco Melakukan Itu 54 Bab 54 Insinyur Wanita55 Bab 55 Masalah Baru56 Bab 56 Ini Belum Berakhir57 Bab 57 Harapan Keluarga Powell58 Bab 58 Menegakkan Keadilan untuk Putraku59 Bab 59 Meminjam Uang60 Bab 60 Pertemuan yang Tak Terduga61 Bab 61 Sugar Daddy62 Bab 62 Trik Kotor63 Bab 63 Kecemburuan yang Tak Berdasar64 Bab 64 Memberinya Pelajaran65 Bab 65 Mabuk66 Bab 66 Skandal67 Bab 67 Serangan Balik68 Bab 68 Penyebar Rumor yang Cemburu69 Bab 69 Menegurnya70 Bab 70 Rencana Keely71 Bab 71 Apa yang Kulakukan 72 Bab 72 Salah Sasaran73 Bab 73 Bolehkah Aku Berdansa Denganmu 74 Bab 74 Biarkan Aku Membantumu75 Bab 75 Suami yang Tidak Kompeten76 Bab 76 Upaya yang Sia-sia77 Bab 77 Ratu Amal78 Bab 78 Lelang Amal79 Bab 79 Penawaran yang Konyol80 Bab 80 Wanita Pendendam81 Bab 81 Saingan di Pelelangan82 Bab 82 Lukisan Palsu83 Bab 83 Imitasi yang Lebih Mahal84 Bab 84 Donatur Lukisan85 Bab 85 Sikap Kekanak-kanakan86 Bab 86 Musuh Ditakdirkan untuk Bertemu87 Bab 87 Apa Dia Peduli Pada Loraine 88 Bab 88 Aku Akan Menyingkirkan Dia Untukmu89 Bab 89 Melukai Diri Sendiri90 Bab 90 Kebohongan Keely91 Bab 91 Tunangan92 Bab 92 Penipu93 Bab 93 Ambisi Florence94 Bab 94 Kedatangan Liza95 Bab 95 Satu Set Hadiah Lainnya96 Bab 96 Hadiah dari Wesley97 Bab 97 Aib Loraine98 Bab 98 Pelajaran untuk Bersikap Romantis99 Bab 99 Cinta Segitiga100 Bab 100 Demonstrasi