icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 7
Pria Impoten
Jumlah Kata:1042    |    Dirilis Pada: 06/04/2021

Loraine sama sekali tidak tahu bahwa Marco mengalami depresi. Dia sibuk dengan kehidupan terbaiknya sekarang.

Keluarga Tzion senang karena pewaris mereka akhirnya kembali. Mereka memperlakukannya seperti seorang putri. Dia tidak perlu mengangkat satu jari pun di kediaman Keluarga Tzion, apalagi melakukan pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habisnya.

Suatu hari, dia mendapat telepon dari sahabatnya, Jennie Fowler.

"Lorrie! Mengapa kamu tidak memberitahuku bahwa kamu sudah kembali ke rumah? Aku tidak akan tahu jika kakekmu tidak memberitahuku barusan!"

Mendengar ini, air mata menggenang di mata Loraine.

Terlepas dari pertentangan seluruh keluarganya, dia tetap pergi dari rumah dan menikah dengan Marco, mengira bahwa hidup bersama pria itu akan seindah hamparan mawar. Dia bahkan memutuskan kontak dengan sahabatnya, Jennie.

Itu sebabnya Loraine tidak menduga bahwa dia akan mendapat telepon dari Jennie. Apa Jennie tidak membencinya karena sudah mengabaikannya hanya demi seorang pria?

Loraine benar-benar sudah mendapat pelajaran. Kali ini, dia memutuskan untuk lebih menghargai keluarga dan teman-temannya.

"Jennie! Aku takut kamu masih marah padaku, aku tidak berani menghubungimu."

"Lorrie, kamu adalah sahabatku, mana mungkin aku masih marah padamu setelah bertahun-tahun? Aku sangat merindukanmu, ayo kita pergi berpesta malam ini!" ucap Jennie langsung memutuskan.

Belum sempat Loraine memberikan jawaban, wanita itu sudah menutup teleponnya lebih dulu.

"Dia tidak berubah sedikit pun." Loraine tertawa dan menggelengkan kepalanya.

Jennie masih gadis yang sama yang dikenalnya tiga tahun lalu. Dia selalu bisa mengambil keputusan dalam keadaan apa pun.

Malam harinya, Loraine berdandan dengan cantik dan pergi ke bar yang diberitahukan Jennie padanya.

Ada banyak orang yang menari memenuhi lantai bar sambil berbincang, menikmati waktu mereka di sana.

Loraine memindai kerumunan dan dia melihat Jennie melambai ke arahnya dari sebuah bilik. "Lorrie! Di sini!"

Loraine menghampirinya dan memeluknya dengan erat.

Jennie memberinya beberapa ciuman di pipi dan berkata dengan cemberut, "Oh, aku benar-benar merindukanmu! Setiap hari aku selalu memikirkanmu, aku masih tidak percaya kamu rela memutuskan semua kontakmu denganku hanya demi seorang pria. Hatiku sangat terluka dan kesepian. Apa kamu tahu betapa sulitnya bagiku menjalani hari-hari tanpamu?"

Loraine memeluknya lagi dan berkata dengan nada menghibur, "Jennie, maafkan aku. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan dibutakan oleh cinta. Tapi sekarang aku sudah sadar, dan aku sudah menceraikan pria itu."

"Bagus! Syukurlah kamu akhirnya sadar. Tiga tahun berlalu dan akhirnya pikiranmu jernih kembali. Seharusnya kamu tidak menghabiskan waktu begitu lama bersama pria tidak berguna itu."

Jennie kemudian memegangi wajah Loraine. "Lorrie, kamu adalah wanita yang pintar, cantik, kaya, dan mandiri. Kamu pantas mendapatkan yang terbaik. Pria waras mana pun pasti akan menginginkanmu. Kamu tahu? Aku akan membawakan beberapa pria tampan untukmu sekarang!"

'Pria tampan?' Firasat tidak enak tiba-tiba muncul seperti batu besar yang menekan perut Loraine. Dia mencoba menghentikan temannya itu, tetapi sudah terlambat.

Dengan bunyi tepukan tangan Jennie, sekelompok pria yang entah dari mana datangnya muncul seperti sulap.

Separuh dari mereka hanya mengenakan celana pendek yang ketat dan beberapa mengenakan jas tanpa kemeja di dalamnya. Intinya, dada dan biseps mereka yang kuat benar-benar diperlihatkan.

Mata Loraine bergerak panik ketika para pria itu mengelilinginya.

Sambil meletakkan satu tangan di dada, dia menarik Jennie ke samping dan berbisik, "Aku tidak menginginkan ini. Sekarang aku hanya ingin berfokus pada karierku, aku bahkan sudah mengirimkan resume-ku ke Grup Universe dan mereka akan segera menghubungiku untuk wawancara posisi arsitek."

Mata Jennie membelalak kaget. "Mengapa kamu melamar pekerjaan di Grup Universe? Bukankah perusahaan itu milikmu? Kamu hanya perlu pergi ke sana dan mengambil posisi yang sudah menjadi hakmu. Posisi seorang arsitek sangat jauh dari statusmu!"

Mendengar ucapan temannya, Loraine menjelaskan dengan serius, "Ingat bahwa aku mengambil jurusan desain arsitektur? Aku ingin menerapkan ilmu yang kudapat ke dalam karierku sekarang. Selain itu, bekerja sebagai salah satu karyawan akan memberiku kesempatan untuk mengetahui cara kerja perusahaan sekaligus membuktikan kemampuanku. Aku tidak ingin mengambil alih perusahaan tanpa mengetahui dengan jelas situasi internalnya."

Ketika mengatakan ini, Loraine memancarkan kepercayaan diri yang kuat.

Baru saat itulah Jennie menyadari bahwa Loraine tidak pernah berubah, dia masih wanita tangguh dan pekerja keras seperti sebelumnya.

"Sayang, kamu benar-benar ambisius. Aku yakin kamu akan melakukan pekerjaan yang hebat!" ucap Jennie sambil mengguncang tubuh temannya.

Dia kemudian menoleh ke sekelompok pendamping pria itu dengan tatapan sedih. "Padahal aku begitu menantikan kita bersenang-senang dengan pria-pria ini. Namun, karena kamu ingin fokus pada kariermu, aku terpaksa menyuruh mereka pergi."

Jennie kemudian pamit untuk pergi sejenak. Setelah temannya pergi, Loraine duduk di sofa. Akan tetapi, para pendamping pria itu malah mengelilinginya, bukannya pergi. Beberapa bahkan mengedipkan mata dan melemparkan ciuman jarak jauh padanya. Situasi ini membuat wajahnya memerah karena malu.

Semua pria menginginkan Loraine. Mereka melakukan yang terbaik untuk merayunya agar dipilih.

"Hai, Cantik. Aku benar-benar tidak tahu bahwa malaikat sekarang hidup dengan manusia," ucap salah satu pria pendamping itu sambil mengulurkan tangannya untuk menyentuh Loraine.

Namun, sebuah tangan besar tiba-tiba muncul entah dari mana, meraih pergelangan tangan pria itu dan memelintirnya sampai dia berteriak kesakitan.

Pendamping pria lainnya tersentak ketakutan ketika melihat pria jangkung dengan setelan mahal itu. Dia jauh lebih tampan dari mereka, jadi mereka segera bergeser ke samping dan menundukkan kepala karena malu dan takut.

Loraine mengerutkan kening ketika menyadari siapa pria itu.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Marco?"

"Kenapa? Apa aku mengganggumu?" Dengan wajah tanpa ekspresi, Marco berdiri di depannya dan berbicara melalui gigi-gigi yang terkatup. "Jadi, kamu wanita yang sebebas ini? Kita baru bercerai beberapa hari yang lalu, tapi kamu sudah datang ke sini dan bermain dengan lebih dari belasan pria!"

Sungguh penghinaan besar baginya bahwa mantan istrinya datang ke bar untuk bermain dengan para pria tidak lama setelah perceraian mereka. Beberapa pertanyaan langsung muncul dan mengusik pikiran Marco.

'Apa aku tidak berarti apa-apa baginya? Apa dia selalu menanti untuk melakukan ini? Jadi, para pendamping pria ini jauh lebih baik dariku di matanya?'

Loraine berdiri dan membalas, "Mengapa kamu begitu sibuk mengurusi urusanku? Apa aku harus mengingatkanmu bahwa kita sudah bercerai? Kamu tidak punya hak untuk mempertanyakan apa saja yang kulakukan! Kamu tidak pernah berhubungan seks denganku karena kamu adalah pria impoten. Aku melakukan yang terbaik untuk bertahan denganmu selama bertahun-tahun. Sekarang setelah aku lajang, apa aku tidak bisa berkencan dengan pria sesungguhnya?"

Penghinaan terbesar bagi seorang pria adalah disebut impoten. Marco benar-benar kehilangan akal sehatnya saat ini. Dia menahan dagu Loraine dan memaksa wanita itu untuk menatapnya.

"Oh, jadi itu alasanmu menceraikanku? Kamu lelah dengan pernikahan kita karena aku tidak berhubungan seks denganmu?"

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pernikahan yang Menyedihkan2 Bab 2 Dasar Pembohong!3 Bab 3 Pewaris Resmi4 Bab 4 Tekadnya Sudah Bulat5 Bab 5 Perjanjian Perceraian6 Bab 6 Penyesalan Terbesarku7 Bab 7 Pria Impoten8 Bab 8 Membangkitkan Rasa Penasarannya9 Bab 9 Serangan Balik10 Bab 10 Perusak Rumah Tangga11 Bab 11 Pewawancara yang Menyusahkan12 Bab 12 Awal yang Baru13 Bab 13 Tamparan Keras14 Bab 14 Penghinaan Terburuk15 Bab 15 Adu Mulut16 Bab 16 Mengetahui Kebenaran17 Bab 17 Pelecehan Seksual18 Bab 18 Kemunculan Mendadak19 Bab 19 Pertengkaran Mantan Pasangan20 Bab 20 Konfrontasi Tak Terduga21 Bab 21 Penolong Rahasia22 Bab 22 Rekan Kerja yang Suka Memerintah23 Bab 23 Yang Terpilih24 Bab 24 Direktur Baru25 Bab 25 Pasangan Loraine26 Bab 26 Akting yang Meyakinkan27 Bab 27 Penghinaan Terbesar28 Bab 28 Aksi Lain29 Bab 29 Bukti yang Memberatkan30 Bab 30 Kompetisi31 Bab 31 Motivasi32 Bab 32 Kurasa Tidak33 Bab 33 Diusir34 Bab 34 Pemenang Proyek35 Bab 35 Bersantai di Bar36 Bab 36 Argumen37 Bab 37 Taruhan38 Bab 38 Balap Mobil39 Bab 39 Menang40 Bab 40 Tebakan Laura41 Bab 41 Surat Pengacara42 Bab 42 Kebenaran43 Bab 43 Pernyataan44 Bab 44 Kejadian Tak Terduga45 Bab 45 Menandatangani Kontrak46 Bab 46 Membuat Masalah47 Bab 47 Usir Dia48 Bab 48 Permintaan Maaf49 Bab 49 Mempersulit50 Bab 50 Merevisi Rancangan51 Bab 51 Mengungkapkan Kebenaran di Depan Umum52 Bab 52 Perbuatan Baik yang Gagal53 Bab 53 Mengapa Marco Melakukan Itu 54 Bab 54 Insinyur Wanita55 Bab 55 Masalah Baru56 Bab 56 Ini Belum Berakhir57 Bab 57 Harapan Keluarga Powell58 Bab 58 Menegakkan Keadilan untuk Putraku59 Bab 59 Meminjam Uang60 Bab 60 Pertemuan yang Tak Terduga61 Bab 61 Sugar Daddy62 Bab 62 Trik Kotor63 Bab 63 Kecemburuan yang Tak Berdasar64 Bab 64 Memberinya Pelajaran65 Bab 65 Mabuk66 Bab 66 Skandal67 Bab 67 Serangan Balik68 Bab 68 Penyebar Rumor yang Cemburu69 Bab 69 Menegurnya70 Bab 70 Rencana Keely71 Bab 71 Apa yang Kulakukan 72 Bab 72 Salah Sasaran73 Bab 73 Bolehkah Aku Berdansa Denganmu 74 Bab 74 Biarkan Aku Membantumu75 Bab 75 Suami yang Tidak Kompeten76 Bab 76 Upaya yang Sia-sia77 Bab 77 Ratu Amal78 Bab 78 Lelang Amal79 Bab 79 Penawaran yang Konyol80 Bab 80 Wanita Pendendam81 Bab 81 Saingan di Pelelangan82 Bab 82 Lukisan Palsu83 Bab 83 Imitasi yang Lebih Mahal84 Bab 84 Donatur Lukisan85 Bab 85 Sikap Kekanak-kanakan86 Bab 86 Musuh Ditakdirkan untuk Bertemu87 Bab 87 Apa Dia Peduli Pada Loraine 88 Bab 88 Aku Akan Menyingkirkan Dia Untukmu89 Bab 89 Melukai Diri Sendiri90 Bab 90 Kebohongan Keely91 Bab 91 Tunangan92 Bab 92 Penipu93 Bab 93 Ambisi Florence94 Bab 94 Kedatangan Liza95 Bab 95 Satu Set Hadiah Lainnya96 Bab 96 Hadiah dari Wesley97 Bab 97 Aib Loraine98 Bab 98 Pelajaran untuk Bersikap Romantis99 Bab 99 Cinta Segitiga100 Bab 100 Demonstrasi