icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 3
Pewaris Resmi
Jumlah Kata:1100    |    Dirilis Pada: 06/04/2021

Di bangsal, suhu ruangan berubah dingin seolah-olah seluruh rumah sakit telah berpindah ke Antartika.

Bulu kuduk Keely merinding dan tubuhnya gemetar. Wajahnya pucat dan dia menggigit bibir bawahnya sambil menatap Marco.

Tiba-tiba, derap langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar. Pintu bangsal didorong terbuka saat itu juga. Marina masuk diikuti seorang dokter di belakangnya.

"Dokternya di sini!" Menyadari bahwa Loraine tidak ada di ruangan, Marina berteriak, "Di mana Loraine? Apa dia melarikan diri? Kak Marco, haruskah aku mengirim pengawal untuk menyeretnya ke sini lagi?"

Sorot mata Marco menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Dia menatap adiknya dan berkata, "Jadi kamu yang membawa Loraine ke sini?"

Hawa dingin mengalir di sepanjang tulang belakang Marina. Dia melirik Keely dan berargumen, "Aku terpaksa, bagaimanapun juga, ini darurat. Jika Kak Keely tidak segera mendapatkan ginjalnya, kita mungkin akan kehilangan dia."

"Diam!" Kemudian, Marco memerintahkan para pengawal, "Bawa Marina pulang. Pastikan dia tidak keluar dari rumah!"

"Kakak, kamu tidak bisa melakukan itu, aku hanya mencoba ...." Marina berusaha membela diri, tapi para pengawal sudah menahannya di setiap sisi dan membawanya keluar dari bangsal dengan paksa.

Kesunyian meliputi bangsal itu lagi. Firasat buruk mulai merayap di hati sang dokter.

Marco memelototinya selama beberapa detik. Setelah itu, dia mengarahkan telunjuknya ke arah Keely, yang tidak lagi berpura-pura, dan berkata menginterogasi, "Kamu bilang dia membutuhkan transplantasi ginjal sesegera mungkin. Lalu, mengapa dia terlihat sehat bugar?"

Butir-butir keringat membasahi dahi sang dokter. "Emm ... sepertinya saya telah salah mendiagnosis kondisinya."

"Dokter macam apa kamu? Bagaimana kamu bisa salah mendiagnosis seseorang dengan gagal ginjal? Karena kamu membuat kesalahan besar, kamu tidak boleh menjadi dokter lagi!"

Mendengar ucapan ini, dokter itu gemetar ketakutan. Dia tahu Marco mampu mengakhiri karirenya hanya dengan menjentikkan jarinya.

Dia berlutut saat itu juga. "Tuan Bryant, saya tidak bersalah. Nona Hanniel yang memerintahkan saya untuk melakukan ini. Dia memaksa saya ...."

"Enyah!" perintah Marco sambil menunjuk ke arah pintu dengan marah.

Dokter itu sama sekali tidak memedulikan tatapan membunuh Keely terhadapnya. Dia membungkuk dan menggumamkan permintaan maaf sebelum akhirnya melarikan diri.

Bangsal menjadi begitu sunyi sampai siapa pun bisa mendengar suara jarum yang jatuh.

Marco menatap Keely tanpa ekspresi. Ketenangannya yang tidak biasa membuatnya takut.

Air mata mulai menggenang di matanya. "Marco, maafkan aku. Seharusnya aku tidak berbohong padamu. Aku melakukannya hanya agar kamu lebih peduli padaku."

Percikan amarah melintas di mata Marco.

"Aku selalu memperlakukanmu dengan baik, tidak pernah sekali pun aku mengabaikanmu, jadi kamu tidak punya alasan untuk berbuat seperti itu. Kamu tahu? Seharusnya aku tidak terlalu memanjakanmu!"

Keely pun mengaku, "Ya, tidak ada pembenaran untuk apa yang telah kulakukan. Aku benar-benar bodoh! Aku selalu merasa kesepian sejak Jorge meninggal. Kamu juga tahu bahwa aku memang sakit-sakitan sedari dulu. Aku hanya takut kamu tidak peduli lagi padaku. Bisakah kamu memaafkanku? Aku berjanji hal seperti ini tidak akan terulang kembali."

Mendengar nama Jorge membawa Marco ke masa lalu.

Jorge Riley adalah temannya yang meninggal ketika berusaha menyelamatkannya. Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, pria itu menitipkan tunangan tercintanya pada Marco dan memintanya untuk merawat Keely selama sisa hidupnya.

Kesedihan yang tak bisa dijelaskan memenuhi hati Marco ketika pikirannya kembali ke momen terakhir temannya itu. Rasa dingin yang menyelimuti hatinya meleleh seperti es krim di musim panas.

"Aku berniat untuk menepati janjiku pada Jorge. Jangan pernah berpikir bahwa aku akan meninggalkanmu, itu tidak akan pernah terjadi."

Pernyataan ini memunculkan senandung bahagia di hari Keely.

Namun, belum sempat dia bergembira, Marco memperingatkan dengan tegas, "Meski begitu, Loraine adalah istriku. Jangan pernah menindasnya lagi, ini yang terakhir, apa kamu mengerti?"

Kepala Keely tertunduk lesu dan wajahnya cemberut. Jejak kebencian melintas di matanya.

"Marco, kamu pantas mendapatkan yang lebih baik dibanding Loraine. Dia tidak pernah membawa satu hal baik pun untukmu sejak kalian menikah. Dia hanya aib bagi Keluarga Bryant. Apa kamu berniat menua bersama wanita seperti itu? Setelah semua yang kamu lakukan untuknya, dia masih tidak tahu berterima kasih. Dia bahkan berani meminta perceraian tadi ...."

"Pernikahanku bukan urusanmu, Keely. Jangan melewati batas, oke?"

Tatapan tak berperasaan di mata Marco membungkam Keely. Alhasil, dia merajuk seperti anak kecil.

"Beristirahatlah di sini dan renungkan perbuatanmu!"

Marco keluar dari bangsal dengan kesal. Dia tidak bisa menyingkirkan ekspresi Loraine ketika wanita itu meminta perceraian darinya.

Mendengar wanita itu ingin menceraikannya seperti sebuah tamparan keras bagi Marco. Tidak pernah terlintas sekali pun dalam benaknya untuk menceraikannya.

Meskipun Loraine bukan berasal dari keluarga elit, Marco menoleransinya karena dia adalah istri yang baik dan patuh.

Dia tidak pernah berniat mengambil ginjal Loraine untuk diberikan pada Keely. Dia benar-benar mendapatkan pendonor lain.

Uang yang dia transfer padanya adalah hadiah permintaan maaf karena tidak bisa merayakan ulang tahun pernikahan ketiga mereka bersama-sama. Dia merasa kompensasi itu cukup adil karena dia menghabiskan seluruh waktunya menjaga Keely, yang menurutnya begitu membutuhkan perhatiannya sekarang.

Namun, tanpa sepengetahuannya, Marina justru bertindak di belakangnya dan membawa Loraine ke rumah sakit. Dia dianggap sebagai penjahat untuk sesuatu yang tidak dilakukannya.

Marco memijat pelipisnya dan menghela napas. Sepertinya dia harus meluruskan semuanya pada Loraine. Bagaimanapun juga, wanita itu meminta cerai karena dia sudah salam paham.

Dia yakin bahwa Loraine tidak benar-benar akan menceraikannya. Sebelumnya, dia sudah menyelidiki latar belakang Loraine. Loraine adalah anak yatim piatu yang dibesarkan di pedesaan. Dia tidak punya uang atau kekuasaan. Jadi, sudah pasti wanita itu harus bergantung padanya. Dia merasa Loraine tidak akan bisa hidup tanpanya.

Beberapa jam kemudian, Loraine membuka mata. Dia menemukan dirinya berada di kamar tidur yang hangat dan mewah.

"Pewaris resmi Keluarga Tzion akhirnya kembali! Apa yang membuatmu sadar? Aku masih tidak mengerti mengapa kamu membuang segalanya demi pria itu. Sudahlah, jadi apa kamu kembali untuk selamanya sekarang?"

Loraine menoleh ke arah pemilik suara yang tidak asing baginya.

Seorang pria jangkung bertubuh kuat duduk di kursi di samping tempat tidur. Dia memiliki wajah yang tegas dan tampan, auranya juga begitu mengintimidasi.

Begitu melihatnya, tangis Loraine pecah.

"Om Rowan, aku memang bodoh. Seharusnya aku tidak meninggalkan kalian hanya demi bajingan itu. Maafkan aku."

Rowan Tzion, seorang perwira tinggi yang ganas di kemiliteran, tak kuasa menahan sedih ketika keponakan tercintanya meminta maaf.

Dia memegang tangan keponakannya dan berkata, "Lorrie, jangan menangis. Hati Om hancur melihatmu menangis seperti ini. Om begitu bahagia karena kamu sudah kembali."

Rowan kemudian mencium punggung tangannya dan lanjut berkata, "Kamu tahu bahwa semua orang di keluarga ini sangat mencintaimu, bukan? Kami tidak akan tinggal diam menyaksikan siapa pun yang menyakitimu."

Tiba-tiba, pintu kamar dibuka lebar. Aldo Tzion, pemilik Grup Universe dan salah satu pria paling berkuasa di Kota Vagow, masuk dengan memancarkan aura yang mengesankan.

"Kenapa kamu menangis? Gadis kuat tidak menangis, Lorrie. Kamu adalah pewaris perusahaan yang bernilai triliunan. Alih-alih menangis, kamu bisa memberi pelajaran pada siapa pun yang berani membuat masalah denganmu hanya dengan jentikan jari!"

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pernikahan yang Menyedihkan2 Bab 2 Dasar Pembohong!3 Bab 3 Pewaris Resmi4 Bab 4 Tekadnya Sudah Bulat5 Bab 5 Perjanjian Perceraian6 Bab 6 Penyesalan Terbesarku7 Bab 7 Pria Impoten8 Bab 8 Membangkitkan Rasa Penasarannya9 Bab 9 Serangan Balik10 Bab 10 Perusak Rumah Tangga11 Bab 11 Pewawancara yang Menyusahkan12 Bab 12 Awal yang Baru13 Bab 13 Tamparan Keras14 Bab 14 Penghinaan Terburuk15 Bab 15 Adu Mulut16 Bab 16 Mengetahui Kebenaran17 Bab 17 Pelecehan Seksual18 Bab 18 Kemunculan Mendadak19 Bab 19 Pertengkaran Mantan Pasangan20 Bab 20 Konfrontasi Tak Terduga21 Bab 21 Penolong Rahasia22 Bab 22 Rekan Kerja yang Suka Memerintah23 Bab 23 Yang Terpilih24 Bab 24 Direktur Baru25 Bab 25 Pasangan Loraine26 Bab 26 Akting yang Meyakinkan27 Bab 27 Penghinaan Terbesar28 Bab 28 Aksi Lain29 Bab 29 Bukti yang Memberatkan30 Bab 30 Kompetisi31 Bab 31 Motivasi32 Bab 32 Kurasa Tidak33 Bab 33 Diusir34 Bab 34 Pemenang Proyek35 Bab 35 Bersantai di Bar36 Bab 36 Argumen37 Bab 37 Taruhan38 Bab 38 Balap Mobil39 Bab 39 Menang40 Bab 40 Tebakan Laura41 Bab 41 Surat Pengacara42 Bab 42 Kebenaran43 Bab 43 Pernyataan44 Bab 44 Kejadian Tak Terduga45 Bab 45 Menandatangani Kontrak46 Bab 46 Membuat Masalah47 Bab 47 Usir Dia48 Bab 48 Permintaan Maaf49 Bab 49 Mempersulit50 Bab 50 Merevisi Rancangan51 Bab 51 Mengungkapkan Kebenaran di Depan Umum52 Bab 52 Perbuatan Baik yang Gagal53 Bab 53 Mengapa Marco Melakukan Itu 54 Bab 54 Insinyur Wanita55 Bab 55 Masalah Baru56 Bab 56 Ini Belum Berakhir57 Bab 57 Harapan Keluarga Powell58 Bab 58 Menegakkan Keadilan untuk Putraku59 Bab 59 Meminjam Uang60 Bab 60 Pertemuan yang Tak Terduga61 Bab 61 Sugar Daddy62 Bab 62 Trik Kotor63 Bab 63 Kecemburuan yang Tak Berdasar64 Bab 64 Memberinya Pelajaran65 Bab 65 Mabuk66 Bab 66 Skandal67 Bab 67 Serangan Balik68 Bab 68 Penyebar Rumor yang Cemburu69 Bab 69 Menegurnya70 Bab 70 Rencana Keely71 Bab 71 Apa yang Kulakukan 72 Bab 72 Salah Sasaran73 Bab 73 Bolehkah Aku Berdansa Denganmu 74 Bab 74 Biarkan Aku Membantumu75 Bab 75 Suami yang Tidak Kompeten76 Bab 76 Upaya yang Sia-sia77 Bab 77 Ratu Amal78 Bab 78 Lelang Amal79 Bab 79 Penawaran yang Konyol80 Bab 80 Wanita Pendendam81 Bab 81 Saingan di Pelelangan82 Bab 82 Lukisan Palsu83 Bab 83 Imitasi yang Lebih Mahal84 Bab 84 Donatur Lukisan85 Bab 85 Sikap Kekanak-kanakan86 Bab 86 Musuh Ditakdirkan untuk Bertemu87 Bab 87 Apa Dia Peduli Pada Loraine 88 Bab 88 Aku Akan Menyingkirkan Dia Untukmu89 Bab 89 Melukai Diri Sendiri90 Bab 90 Kebohongan Keely91 Bab 91 Tunangan92 Bab 92 Penipu93 Bab 93 Ambisi Florence94 Bab 94 Kedatangan Liza95 Bab 95 Satu Set Hadiah Lainnya96 Bab 96 Hadiah dari Wesley97 Bab 97 Aib Loraine98 Bab 98 Pelajaran untuk Bersikap Romantis99 Bab 99 Cinta Segitiga100 Bab 100 Demonstrasi