Penyesalan Sang Miliarder: Mantanku Terlalu Menawan
Penulis:SANDRA BLACK
GenreRomantis
Penyesalan Sang Miliarder: Mantanku Terlalu Menawan
"Marco, jangan lupa bahwa hari ini adalah ulang tahun pernikahan kita yang ketiga. Aku sudah menyiapkan kejutan untukmu, bisakah kamu pulang lebih awal nanti?"
Setelah mengirim pesan itu, Loraine Tzion menatap layar ponselnya dengan penuh harap. Dia tidak ingin meletakkan benda itu agar tidak melewatkan balasan Marco.
Namun seperti biasa, tidak ada balasan yang diterimanya.
Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Hati Loraine melonjak gembira dan matanya berbinar cerah.
'Apa itu Marco?'
Dia kemudian bergegas untuk membukakan pintu. Sayangnya, bel pintu bukan dibunyikan oleh Marco, melainkan oleh para pengawalnya yang saat ini berdiri di depan pintu.
"Nyonya Bryant, Anda harus ikut kami ke rumah sakit sekarang," ucap salah satu pengawal.
Loraine mundur selangkah karena terkejut dan takut. Akan tetapi, para pengawal segera menyeretnya masuk ke dalam mobil.
Dalam perjalanan, dia membombardir mereka dengan berbagai pertanyaan. Namun, mereka tetap bungkam.
Tidak lama kemudian, mobil berhenti di depan rumah sakit.
Para pengawal menariknya dengan paksa dari tempat parkir ke gedung rumah sakit. Mereka menekannya ke dinding di luar bangsal VIP.
Lorraine, yang sedari tadi memejamkan mata karena ketakutan, akhirnya membuka matanya. Hal pertama yang dilihatnya adalah wajah adik perempuan suaminya, Marina Bryant.
"Kenapa lama sekali?!" tanya Marina dengan kesal.
Firasat buruk menyelimuti hati Loraine. "Mengapa kamu di sini? Mengapa mereka membawaku ke sini? Apa sesuatu yang buruk terjadi pada Marco? Apa dia sakit ...."
"Diamlah!" potong Marina. "Kakakku baik-baik saja, kamu dibawa ke sini karena kamu akan memberikan salah satu ginjalmu pada Keely."
Apa? Loraine tidak bisa memercayai apa yang baru saja didengarnya. "Apa Marco menyetujui ini?"
Pernikahan yang menyedihkan ini sudah berlangsung selama tiga tahun lamanya. Dia tahu tentang kondisi Keely Hanniel, satu-satunya wanita yang ada di hati Marco.
Sebelumnya, Keely pergi ke luar negeri untuk mengobati penyakitnya. Selama itu juga, Marco selalu bepergian untuk menemuinya. Dia sangat jarang ada di rumah.
Sekarang setelah Keely kembali ke kota ini, Marco membawanya ke rumahnya dan memberinya seluruh perhatian dan kasih sayangnya.
Sementara terhadap Loraine, pria itu tidak pernah memperlakukannya dengan baik dan hal ini begitu menyakiti perasaannya. Namun, Loraine masih berharap bahwa suatu hari nanti, hati Marco akan luluh terhadapnya.
Tiga tahun pernikahannya menjadikannya budak untuk pria itu dan seluruh keluarganya. Setiap hari, dia harus melakukan semua pekerjaan di rumah.
Fakta bahwa mereka meminta ginjalnya adalah puncak dari semua penderitaannya. Sungguh tidak bisa dipercaya bahwa Marco menyetujui hal keterlaluan seperti ini.
Marina menghindari kontak mata dengannya dan menjawab dengan arogan, "Tentu saja! Kita berdua tahu bahwa kakakku hanya mencintai Keely. Jika Nenek tidak mendesaknya untuk menikah ketika Keely masih menjalani perawatan di luar negeri, kakakku tidak akan menikah denganmu. Gadis yatim piatu miskin sepertimu mana mungkin bisa menikah dengan Keluarga Bryant."
Loraine melihat bibir wanita di depannya bergerak selagi dia mengatakan sesuatu, tetapi telinganya seolah tertutup dan pikirannya mengembara.
Berkacak pinggang, Marina melanjutkan ucapannya dengan nada menghina, "Kamu tidak bisa hamil bahkan setelah tiga tahun menikah. Jangan lupa bahwa posisimu hanya seorang pelayan di rumah kami. Sekarang Keely membutuhkan donor ginjal dan milikmu cocok dengannya, jadi sudah saatnya kamu memberi kontribusi pada kami. Jika kamu berani menolak, kakakku tidak akan ragu untuk mencampakkanmu dan menikahi Keely."
Saat ini, ponsel di saku Loraine bergetar dan membuatnya tersentak kembali ke dunia nyata. Dia segera mengambilnya dan melihat ke layar.
Ada sebuah pesan notifikasi yang masuk dari bank. Marco mentransfer 20 miliar untuknya.
'Apa uang ini adalah pembayaran untuk ginjalnya? Haruskah dia merasa terhormat karena ginjalnya dihargai semahal itu?'
Hati Loraine terasa seperti diiris oleh pisau tajam. Air mata membuat matanya terasa perih dan seketika matanya memerah. Namun, harga dirinya mampu menahan agar air mata itu tidak jatuh.
Marina yang mengoceh tanpa henti, tiba-tiba memerintahkan para pengawal dengan tidak sabar, "Awasi dia, aku akan pergi menemui dokter. Operasinya harus segera dilakukan, jadi jangan sampai dia melarikan diri."
Marina sengaja melontarkan ancaman itu untuk menunjukkan pada Loraine bahwa dia bersungguh-sungguh saat ini. Kemudian, dia berjalan pergi dengan angkuh.
Tiba-tiba, keinginan untuk melawan merasuki pikiran Loraine, dia tidak akan membiarkan orang-orang ini memanfaatkannya begitu saja. Ketika para pengawal mencoba menghentikannya, dia menendang selangkangan mereka.
Dia berlari dan menerobos masuk ke dalam bangsal, berniat untuk mengonfirmasi langsung hal ini pada Marco.
Namun, adegan yang menyambutnya langsung membuatnya membeku di tempat. Marco sedang duduk di tepi ranjang rumah sakit dengan Keely yang bersandar di dadanya.
Marco mengusap punggungnya dan mencoba menghibur, "Jangan khawatir, Keely. Aku akan melakukan segalanya agar kamu sembuh. Percayalah padaku, oke? Aku sudah menemukan donor yang cocok untukmu, kamu akan sembuh dalam waktu singkat."
Detik itu juga, Loraine merasa dirinya seolah jatuh ke jurang yang dalam.